4. Tidak tenang berkendara
Ini merupakan hal yang dialami oleh semua pengendara di bawah umur. Mereka tidak akan tenang berkendara, sebab mereka melanggar peraturan lalu lintas. Mereka tidak memiliki Surat Ijin Mengenmudi (SIM), sementara itu di kota-kota besar seperti Makassar Selalu melakukan Sweeping terhadap pengendara yang melakukan pelanggaran. Tidak jarang diantara pengendara di bawah umur tersebut banyak yang kabur saat melihat Pak polisi sedang mengadakan Sweeping. Mereka takut ditangkap, dan mereka biasanya akan memacu kendaraannya secepat mungkin. Inilah yang bakalan memicu terjadinya kecelakaan di Jalan. Itulah beberapa dampak Positif dan Negatif dari pengendara Di bawah umur. Semog bisa menjadi bahan pertimbangan bagi kita semua untuk memikirkan baik-baik sebelum memberikan kebebasan  kepada anak-anak untuk brkendara. Bebaskan anak-anak untuk berprestasi tanpa gangguan 52 %  korban  adalah  generasi  muda  usia  produktif  11 -- 30  tahun. Dari data tersebut jelas bahwa korban kecelakaan di kota-kota besar di dominasi oleh generasi dibawah umur. Melihat data tersebut jelas bahwa kemungkinan masa depan pengendara di bawah umur akan menjadi suram. Kemungkinan anak mengalami kecelakaan, kelumpuhan, bahkan meninggal dunia. Semua impian dan cita-cita anak-anak tersebut menjadi pupus sudah. Agar impian anak-anak kita dapat merk wujudkan dengan lancar, maka janganlah memberikan mereka kendaraan bermotor. Bolehlah kita mengajari mereka sejak dini, tetapi tidak untuk memberikan kebebasan berkeliaran di jalan yang besar, jalan yang sangat berbahaya bagi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H