Mohon tunggu...
Vincentius Agust SY
Vincentius Agust SY Mohon Tunggu... Lainnya - Forex Trader

Experienced as a Forex Trader since 2008. Currently as a Writer at BroCerdas.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hanya 7% Orang Berhasil Meraih Impian Finansialnya

28 Juni 2022   10:59 Diperbarui: 28 Juni 2022   13:32 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Mewah from www.brocerdas.com

Sebuah studi dilakukan tim ekonomi dari Stanford Uiversity dan menemukan  fakta yang  muram. Peluang keberhasilan orang biasa untuk naik kelas menjadi orang kaya yang bisa meraih segenap impian finansialnya hanyalah 7%. Sisanya yang 93% gagal ditengah jalan.

Studi serupa dilakukan di Inggris dan Denmark. Hasilnya juga relatif sama, 91% anak muda Inggris gagal mencapai impian finansialnya, sementara anak muda Denmark yang gagal  jadi orang kaya adalah 89%. 

Saya belum pernah mendengar, tetapi jika penelitian semacam itu dilakukan di Indonesia mungkin hasilnya akan kurang lebih sama atau bahkan lebih buruk.

Pertanyaannya adalah, mengapa mayoritas orang gagal? Ada banyak faktor yang jika dipadatkan akan berpulang kepada dua alasan fundamental yaitu; kurangnya skills yang solid dan resiliensi atau kemampuan untuk bangkit dan pulih dari kegagalan.

Skills atau kemampuan yang solid adalah pilar utama untuk meraih kesuksesan dan kekayaan. Tanpa skills yang solid di bidang yang ditekuni, Anda tidak akan mudah meraih impian finansial.

Kemampuan untuk bangkit dan pulih (resiliensi), kegigihan dan keuletan juga menjadi faktor penting untuk meraih kehidupan yang berkelimpahan. Anda harus memiliki Winning Mentality yang baik. Tanpa itu akan mudah bagi Anda untuk semakin tenggelam. 

Beberapa riset menunjukkan bahwa pada dasarnya manusia adalah pemalas, resisten terhadap perubahan perilaku atau kebiasaan baru. Manusia memiliki kecenderungan untuk tidak mengerjakan apa pun atau malas bergerak.

Itulah kenapa 93% orang gagal meraih impian finansial mereka. Karena impian mereka terlalu massive, terlalu heroik, terlalu muluk. Orang boleh bahkan harus memiliki impian setinggi langit. Tidak ada yang salah dengan itu, namun harus diikuti dengan strategi dan action yang realistis.

Sebagai analogi saya coba berikan contoh kasus sederhana misalnya seperti ini :

Saya harus bisa lari 70 KM setiap minggu

Saya harus turunkan Berat Badan 15 Kg dalam sebulan

Pendapatan saya harus naik 3 kali lipat dalam dua bulan

Tahun depan saya harus memiliki rumah sendiri

Jika demikian, marilah fokus pada prosesnya bukan hasilnya. Jadikan prosesnya sebuah perjalanan yang menyenangkan. Ingat, pada dasarnya manusia adalah pemalas. Untuk melawan kemalasan ini Anda harus memulai action yang sederhana, simpel, dan mudah dilakukan. Bagaimana caranya?

Alih-alih lari 70 KM setiap minggu, mulailah dengan berjalan kaki di depan rumah selama 2-5 menit setiap pagi bangun tidur. Atau alih-alih membaca 1 buku setiap minggu, bacalah 1 halaman saja setiap hari mulai nanti malam.

Satu langkah kecil yang akan membawa Anda kepada tujuan dan impian. Fokuslah pada satu langkah kecil yang mudah dilakukan, dan karena mudah maka perlahan namun pasti action yang small ini akan menjadi semakin besar. 

Itulah kekuatan "Satu Langkah Kecil". Karena kecil dan mudah Anda akan merasa berhasil melakukannya, dan karena keberhasilan itu Anda akan terus termotivasi dan bersemangat melakukan yang lebih besar. Perlahan-lahan tanpa Anda sadari satu langkah kecil ini akan memberikan pengaruh dan impact yang luar biasa besar dalam hidup Anda.

Jika Anda ingin meningkatkan skills di bidang yang Anda tekuni dan tidak ingin menjadi 93% orang yang gagal, mulailah dengan satu langkah kecil yang sederhana dan mudah untuk dilakukan. Karena hanya dengan berpikir Anda tidak akan kemana-mana!

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat dan menjadi berkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun