Sebuah studi dilakukan tim ekonomi dari Stanford Uiversity dan menemukan  fakta yang  muram. Peluang keberhasilan orang biasa untuk naik kelas menjadi orang kaya yang bisa meraih segenap impian finansialnya hanyalah 7%. Sisanya yang 93% gagal ditengah jalan.
Studi serupa dilakukan di Inggris dan Denmark. Hasilnya juga relatif sama, 91% anak muda Inggris gagal mencapai impian finansialnya, sementara anak muda Denmark yang gagal  jadi orang kaya adalah 89%.Â
Saya belum pernah mendengar, tetapi jika penelitian semacam itu dilakukan di Indonesia mungkin hasilnya akan kurang lebih sama atau bahkan lebih buruk.
Pertanyaannya adalah, mengapa mayoritas orang gagal? Ada banyak faktor yang jika dipadatkan akan berpulang kepada dua alasan fundamental yaitu; kurangnya skills yang solid dan resiliensi atau kemampuan untuk bangkit dan pulih dari kegagalan.
Skills atau kemampuan yang solid adalah pilar utama untuk meraih kesuksesan dan kekayaan. Tanpa skills yang solid di bidang yang ditekuni, Anda tidak akan mudah meraih impian finansial.
Kemampuan untuk bangkit dan pulih (resiliensi), kegigihan dan keuletan juga menjadi faktor penting untuk meraih kehidupan yang berkelimpahan. Anda harus memiliki Winning Mentality yang baik. Tanpa itu akan mudah bagi Anda untuk semakin tenggelam.Â
Beberapa riset menunjukkan bahwa pada dasarnya manusia adalah pemalas, resisten terhadap perubahan perilaku atau kebiasaan baru. Manusia memiliki kecenderungan untuk tidak mengerjakan apa pun atau malas bergerak.
Itulah kenapa 93% orang gagal meraih impian finansial mereka. Karena impian mereka terlalu massive, terlalu heroik, terlalu muluk. Orang boleh bahkan harus memiliki impian setinggi langit. Tidak ada yang salah dengan itu, namun harus diikuti dengan strategi dan action yang realistis.
Sebagai analogi saya coba berikan contoh kasus sederhana misalnya seperti ini :
Saya harus bisa lari 70 KM setiap minggu