Pengantar
      Dosa merupakan perbuatan yang melanggar aturan atau sebuah perintah yang telah di tetapkan oleh Tuhan[1] atau adat istiadat yang melanggar aturan moral. Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling mulia diatas semua ciptaan yang Ia ciptaan,  manusia adalah makhluk yang paling mulia di antara semua ciptaan dan manusia diberi kehendak bebas untuk melakukan apa saja yang ia mau lakukan. Maka karena manusia memiliki kehendak yang bebas manusia pun tidak luput dari namanya dosa. Dosa manusia menjadikan relasi manusia dengan Allah menjadi rusak. Pada dasarnya manusia diharapkan untuk mampu mencerminkan sikap dan sifat dari Allah karena manusia adalah puncak dari semua ciptaan dan manusia adalah gambaran dan rupa dari Allah itu sendiri, dan manusia juga diharapkan untuk mampu menguasai dan bertindak menurut kebebasannya yang didasari oleh cinta kasih.
Â
      Dosa asal menurut Gereja Kristen
Â
            Awal mula dari adanya dosa dalam kitab suci adalah bahwa dosa berawal dari adanya sebuah proses kejatuhan. Dosa asal terjadi dengan jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam dosa di Taman Eden. Di dalam kitab suci juga dijelaskan bahwa setelah Allah selesai menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Allah beristirahat pada hari ketujuh. Dan Dia memberkati hari ketujuh itu dan memberkatinya, karena pada hari itulah, Dia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya. Jadi dosa sendiri, pada awalnya tidak diawali dari sebuah tindakan yang sangat terang-terangan tetapi mulai timbul dari hati dan pikiran pelaku utamanya. Awalnya, kejatuhan Hawa dimulai dari kesediaannya dan keterbukaannya untuk berbincang-bincang dengan ular/ penggoda pada waktu itu. Kemudian ketidaksediaannya untuk menolak saran-saran yang diberikan oleh ular dan akhirnya ia pun tergoda dengan hawa nafsunya Jadi, hasil dari pembicaraan mereka berdua yang sudah mulai tertanam di hati Hawa itulah yang menyebabkan lahirnya sebuah pelanggaran pelanggaran terhadap apa yang dilarang oleh Allah atau terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah.
Â
      Jadi Pada hakikatnya dosa berasal dari pikiran, perkataan maupun perbuatan dari manusia itu sendiri,karena kebebasan manusia yang menyimpang dari kodrat yang telah Allah tentukan atau yang telah di tetapkan oleh Allah.  Dengan demikian halnya yang dilakukan oleh nenek moyang manusia Adam dan Hawa. Karena keduanya melanggar apa yang Tuhan telah perintahkan untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Dan hubungannya dengan masa kini bahwa, sampai sekarang banyak manusia yang jatuh  ke dalam dosa dengan perbuatan-perbuatan duniawinya. Yang kebanyakan terjadi ialah manusia ingin memiliki dan mengerjakan apa yang ia inginkan secara tidak baik, sehingga manusia jatuh ke dalam dosa dan relasi manusia dengan Allah menjadi terputus.
Â
      Pandangan dosa asal menurut Gereja Katolik
Â
      Paulus mengemukakan dosa asal pada suratnya kepada jemaat di Roma 5:12-21. Menurut Paulus kuasa dosa sudah ada sebelum manusia mampu melakukan dosa secara pribadi. Dosa tersebut sudah ada sejak masa Adam dan dosa yang ada pada Adam tersebut diturunkan dan diwariskan kepada anak cucu nya. Yang melakukan dosa itu adalah Adam dan hawa akan tetapi dosa tersebut diwariskan sempai ke generasi sekarang.    Â
Â
      Agustinus memahami bahwa Allah menganugerahkan kehendak yang baik kepada Adam dalam proses penciptaan Allah tidak memiliki keinginan untuk mencobai Adam. Sebelum melakukan dosa, Adam baik di hadapan Allah. Godaan iblis (ular) yang dikisahkan dalam Kej 3 membuat Adam dan Hawa terlena dan melakukan kesalahan sehingga mereka menjadi jauh dari Allah. Untuk menyelamatkan diri, mereka berdalih dan saling menuduh ( lht. Kej 3:12-14).  Dosa menurut konsep dan ajaran Gereja Katolik adalah orang-orang yang melanggar kesepuluh perintah Allah, namun di luar kesepuluh perintah Allah  itu masih ada dosa lagi yang sudah ada dan diwariskan pada manusia sejak lahir ke dunia. Dosa itu adalah dosa asal yang merupakan dosa waris dari Adam dan Hawa. Begitu lahir ke dunia sudah memikul beban dosa Pundak Nya. Sejak itu semua anak keturunan Adam dan Hawa lahir sebagai pendosa-pendosa turunan.
Â
Bagi Yustinus Martir, dosa dipahami sebagai ketidakpercayaan dan ketidak mengertian manusia tentang hal yang baik. Namun, dalam ajaran Tertullianus bisa kita temukan secara jelas mengenai ajaran dosa warisan, apabila dibandingkan dengan para teolog lain pada zamannya. Menurutnya, kejahatan terdapat dalam jiwa manusia yang hampir menjadi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan hakikat manusia itu sendiri, karena alasan itulah ia berpendapat bahwa anak kecil pun harus dianggap sebagai orang yang tidak bersih dari dosa. Meskipun Tertullianus berpendapat demikian, namun ia sama dengan Yustinus yang menekankan adanya kehendak bebas pada diri manusia. Bahkan pandangan Tertullianus melangkah lebih jauh ke depan daripada para teolog lainnya, ia meyakini bahwasanya setiap jiwa manusia pada hakikatnya adalah Kristen.
Â
KomentarÂ
Â
Jika dilihat awal mula dosa dalam agama Kristen ada kesamaan yaitu dosa yang terjadi pada Adam dan Hawa yang melawan dan melanggar perintah Allah. Pada  dasarnya dosa yang mereka refleksi itu terjadi karena kehendak, pikiran dan perbuatan yang berasal dari tingkah laku manusia itu sendiri. Dalam pandangan Protestan dosa itu mengakibatkan manusia mendapat hukuman dari Allah, dosa mengakibatkan terputusnya hubungan antara manusia dengan Allah karena kebebasan kehendak dari manusia itu sendiri. karena dosa, sekarang Adam dan hawa di usir dan tidak boleh lagi masuk ke taman Eden. Mereka juga harus meninggalkan taman itu dan tidak dapat kembali lagi kesitu. Jadi, kematian rohani , terputus dari Allah, langsung terjadi pada waktu kejadian itu terjadi. Kematian jasmani pasti akan dialami sekali waktu. Dan peringatan dari Allah memang benar. Tetapi Ia terus memeperkedilkan mereka dan memberi mereka pakaian sebelum mereka pergi keluar dari taman Eden.
Â
Dalam pandangan Gereja Katolik Arti Dosa Adam, yaitu manusia pertama itu kehilangan kesucian dan kebenaran yang di dalamnya ia diadakan. Dengan kalimat ini mau diungkapkan bahwa manusia pertama diciptakan dalam keadaan suci dan benar, tetapi dengan jatuhnya dalam dosa, Adam kehilangan kebenaran asali, yakni hubungan baik dengan Tuhan, dan ia mendapatkan murka dan geramnya Allah (bdk. Kejadian 3 dan Efesus 2:3).
Â
Akibat dosa Adam, yaitu ia kehilangan pula segala sesuatu yang dibawa serta oleh kebenaran asal tadi, khususnya kebebasan dari maut dan kebebasan dan concupisensia. Walaupun dalam kanon pertama ini istilah concupisensia tidak disebut, namun kenyataannya ditunjukkan dengan kata-kata ini: "(ia) ditahan di bawah kuasa setan dan berubah menjadi lebih buruk."
Â
Kesimpulan
Â
Sebagai ciptaan yang luhur dan mulia, manusia diharapkan untuk selalu mampu mengusahakan yang baik dan sesuai  dengan harapan Allah. Akal budi dan kehendak bebas yang dianugerahkan Allah kepada manusia diharapkan menjadi suatu yang berguna demi kebaikan bersama. Akan tetapi, keegoisan dan kelemahan terhadap godaan iblis menjerumuskan manusia ke dalam keadaan yang 'terpisah' dari Allah dan dengan demikian manusia mewarisi dosa. Dosa Adam di Taman Eden menjadi awal dan asal keberdosaan umat manusia. Kecenderungan untuk berbuat jahat dan keinginan daging menjadi cacat bagi kesempurnaan dan keadilaan yang telah diterima Adam saat penciptaan. Keadaan yang serupa diwariskan kepada generasi Adam berikutnya.akan tetapi Allah selalu berusaha menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Ia menganugerahkan kesempatan kepada manusia untuk diperdamaikan kembali dengan-Nya. Hal ini nyata lewat penebusan Nya kepada manusia dan berkat pembaptisan dan rahmat Allah yang cuma-cuma dalam karya Roh Kudus manusia kembali disucikan dan di angkat menjadi anak-anak Allah dan segala dosa yang telah diwariskan kepada manusia di hapuskan berkat sakramen pembaptisan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H