Mohon tunggu...
vincentius EkaPutra
vincentius EkaPutra Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

selamat datang, terimakasih telah berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Teori Belajar Classical Conditioning Ivan Pavlov dalam Pembelajaran

30 Januari 2023   20:58 Diperbarui: 30 Januari 2023   21:00 3589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada sesi tanya jawab, guru berusaha membuat siswa merasa nyaman dengan memberikan hasil yang positif. Misalnya, jika seorang siswa diam atau tidak aktif, maka guru dapat memulai dengan pertanyaan; apa pendapatmu tentang hal ini; atau bagaimana kamu membandingkan kedua contoh ini? Dengan kata lain, pertanyaan yang diajukan guru dapat merangsang pemikiran siswa. Namun, jika siswa tidak mampu atau tidak mau menjawab, tugas guru adalah menginstruksikan atau mendorong siswa untuk memberikan jawaban yang dapat diterima. Guru tidak mengajarkan banyak pelajaran, tetapi penjelasan singkat diikuti dengan contoh-contoh yang dilakukan secara individu atau melalui simulasi. Materi pembelajaran disusun dalam tingkatan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang terukur dan dapat diamati, dan kesalahan harus segera diperbaiki. Latihan dan pengulangan digunakan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah membentuk perilaku yang diharapkan. Penerapan teori behaviroristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran dapat mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah dan murid dipandang pasif.

EDWARD THORNDIKE

Teori Belajar Koneksionisme 

Menurut Thorndike, belajar merupakan koneksi-koneksi antara stimulus dan respons yang terjadi melalui pengulangan. Stimulus adalah 'pemantik' yang menyebabkan terjadinya kegiatan belajar mengajar (beraksi atau berbuat). Sedangkan respon reaksi yang timbul saat mengikuti kegiatan belajar. Teori ini juga disebut sebagai Instrumental Conditioning. Teori ini menjelaskan bahwa untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan waktu yang cukup serta percobaan yang memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan. Dalam artian, siswa dalam proses belajar diperhadapkan dengan sesuatu yang baru (belum dikenal). Sebagai reaksi, siswa akan melakukan berbagai cara dalam merespon sesuatu yang baru itu. Harapannya, dengan melakukan berbagai percobaan, siswa mampu menemukan jalan keluar dari suatu permasalahan yang dihadapi. Hal di atas dapat menjawab mengenai maksud dari teori Thordinke di mana dia ingin tahu dengan bertanya, "apakah kegiatan siswa itu merupakan hasil dari sebuah ide atau karena siswa dapat memahami suatu proses interaksi dengan mengaitkan suatu peristiwa dengan reaksi tertentu yang mengikutinya.

Prinsip utama teori koneksionisme adalah siswa belajar terhadap suatu tindakan yang menghubungkan antara persepsi dan pancaindera yang berkaitan dengan kecenderungan perilaku. Selain prinsip utama, terdapat juga prinsip-prinsip tambahan yaitu:

 a) Siswa mesti mampu menemukan jawaban yang beraneka ragam dari stimulus yang ada (multiple responses). Jawaban yang dimaksud adalah berbagai jawaban yang muncul, terlepas dari apakah jawaban itu benar atau salah;

b) Belajar dibimbing atau diarahkan ke suatu tingkatan melalui sikap siswa itu sendiri. Secara tidak langsung, siswa dapat belajar semakin ingin tahu dalam memecahkan suatu persoalan. Dalam hal ini, siswa mengalami peningkatan dalam hal belajar bila mau berusaha terus-menerus.

c) Suatu pelajaran yang telah dipelajari dengan baik dapat digunakan juga terhadap stimulus yang lain. Pengalaman akan suatu masalah beserta solusinya menjadi bekal yang berharga bila suatu waktu para siswa menemukan suatu permasalahan yang lain.

 d) Jawaban-jawaban terhadap situasi baru dapat dibuat apabila siswa melihat adanya analogi dengan situasi terdahulu. Pengalaman sebelumnya menjadi 'guru' yang berharga. Siswa dapat mengambil suatu tindakan dari pengalaman sebelumnya bila tindakan itu dilihat sebagai solusi. Sebaliknya, siswa tidak akan mengulangi suatu tindakan yang gagal dalam pengalaman sebelumnya.

 e) Siswa membuat pilihan yang dinilai lebih berpengaruh dalam merespon situasi yang sedang terjadi. Di sini siswa mesti memilah dan memilih bertindak secara efektif sehingga tindakan yang hanya membuang-buang waktu saja bisa dihindari sedari dini.

2. Penerapan Teori Koneksionisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun