Mohon tunggu...
Vincentius Andi Prathista
Vincentius Andi Prathista Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

lagi gap year

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Bijaksana di Era Globalisasi: Jadikan Media Sosial Aman dan Nyaman bagi Bangsa Indonesia

13 September 2022   20:18 Diperbarui: 13 September 2022   20:20 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman ini, kita merasakan banyak sekali kemudahan di setiap aspek dalam kehidupan kita, seperti transprotasi, perkembangan teknologi, penyebaran informasi, dan persenjataan militer. Segala kamudahan tersebut disebabkan oleh adanya suatu hal yang disebut "globalisasi". Menurut KBBI, globalisasi adalah proses masuknya sesuatu ke ruang lingkup dunia. Jadi, globalisasi adalah proses masuknya suatu hal ke dalam lingkup yang luas atau secara global, sehingga hal tersebut dapat dijangkau oleh setiap orang di berbagai belahan dunia. Proses globalisasi ini semakin didukung dalam peranannya karena adanya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi membawa umat manusia pada kelancarannya proses globalisasi. Perkembangan teknologi menghasilkan banyak hal dalam mendukung proses globalisasi, seperti kemajuan teknologi dalam alat komunikasi. Alat- alat komunikasi yang terus berkembang setiap waktunya, membawa umat manusia pada kemudahan untuk terhubung satu sama lain dengan tujuan penyebaran informasi yang lebih efektif dalam hal menyingkatkan waktu penyebaran informasi dan efisien dalam penyebaran informasi yang memiliki hambatan karena jarak jauh, dapat dipersingkat, sehingga penyebaran informasi dapat diterima dengan cepat, mudah, dan aman. Sampai pada akhirnya ditemukan sebuah penemuan besar yang dinamakan internet. Internet merupakan sistem jaringan yang memungkinkan setiap orang di dunia ini dapat saling terhubung. Internet memberikan banyak sekali manfaat dalam penyebaran informasi bahkan sampai saat ini. Dengan internet, kita bisa menyebarkan informasi dan dapat dengan mengakses internet, sehingga kita dapat menerima setiap informasi dengan aman dan nyaman. Kemudahan proses penyebaran informasi ini dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari kita. Berawal dari penyebaran informasi dengan surat yang secara fisik harus dikirim dari satu tempat ke tempat yang lain sampai menggunakan teknologi dimana kita bisa menyebarkan informasi dengan aman dan nyaman.

Umat manusia tidak akan pernah lepas dari kehidupan sosialnya karena hakikatnya manusia sebagai mahkluk sosial/mahkluk yang tidak bisa hidup sendiri dan memerlukan keberadaan sesamanya. Kehidupan umat manusia saat ini sudah banyak berubah karena penemuan-penemuan dan perkembangan teknologi yang dapat menguhubungkan setiap orang di berbagai belahan dunia ini. Di masa ini, kita mengenal sesuatu yang bernama"media sosial". Keberadaan media sosial bukanlah suatu hal yang dapat kita sangkal. Kehidupan sosial umat manusia masa kini tidak bisa lepas dari peranan media sosial. Selain membangun kehidupan sosial di dunia nyata, umat manusia juga membangun kehidupannya di dunia virtual atau media sosial. Hal tersebut menjadi sebuah opsi atau variasi bagi setiap orang dalam membangun kehidupan sosialnya. Saat hal ini menjadi sebuah variasi, umat menusia menjadi terus berkembang dalam kreatifitasnya untuk membangun kehidupan sosialnya. Meskipun memiliki banyak sekali manfaat, masih terdapat banyak hal yang membuat media sosial menjadi tempat dimana kita sulit untuk membangun kehidupan sosial yang sehat di tempat yang sudah tidak aman dan tidak nyaman. ketidakamanan dan ketidaknyamanan tersebut disebabkan oleh oknum-oknum yang berbuat onar dengan tujuan tertentu, seperti pelaku yang menyebarkan berita palsu atau hoax dan pelaku cyberbullying.

Hoax atau berita palsu merupakan sebuah informasi tanpa memiliki bukti yang kuat atau tidak memiliki bukti sama sekali yang disebarkan lewat suatu media sosial dengan tujuan tertentu atau hanya sebuah bentuk keisengan semata. Di Indonesia, sudah banyak penyebaran berita palsu atau hoax yang beredar di berbagai media sosial. Contoh kasus penyebaran berita palsu atau hoax dari Kompas.TV yang diunggah pada tanggal 30 Juli 2022, pukul 09:25 WIB. Berita tersebut berisi tentang penangkapan penyebar berita palsu atau hoax di media sosial yang bernama "Snack Video" dengan akun yang bernama "rakyat jelata_98" di rumah kontrakannya di Bandung, Jawa Barat. Pemilik akun "rakyat jelata" mengunggah sebuah bentuk ujaran kebencian dan menyebarkan berita palsu atau hoax tentang Kapolda Metro Jaya dan Irjen Ferdy Sambo. Disebutkan pula dalam Kompas.TV bahwa motif dari pelaku penyebar berita palsu atau hoax tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan berupa uang dari video yang diunggahnya di media sosial tersebut. Kita mengetahui bahwa kita bisa memperoleh ketenaran dari media sosial. Semakin berjalannya waktu, makin banyak hal yang ditawarkan oleh media sosial berupa keuntungan materiil. Dari tawaran tersebut, makin banyak orang yang berusaha untuk memperoleh keuntungan tersebut, tetapi dalam usaha untuk memperoleh keuntungan tersebut, kita bisa saja tenggelam dalam ambisi dan tidak mempedulikan situasi yang sedang terjadi di sekitar kita. Saat sudah melakukan penyebaran berita palsu atau hoax situasi yang kacau akan menjadi lebih kacau karena adanya berita palsu yang sudah beredar ke berbagai penjuru dunia. Mari kita perjuangkan dan pertahankan media sosial yang bisa menjadi tempat dimana setiap orang dapat memproleh informasi-informasi yang berisikan fakta demi kebaikan literasi bangsa.

Cyberbullying merupakan sebuah bentuk tindakan perundungan yang dilakukan secara virtual melalui sebuah media sosial. Di Indonesia, sudah banyak korban cyberbullying, terutama di kalangan anak-anak. Berdasarkan data yang saya peroleh dari detiknews. com yang diunggah oleh akun Nahda Rizki Utami tentang jumlah korban cyberbullying di Indonesia yang mencapai 45 persen. Unggahan tersebut berisikan data berupa jumlah korban cyberbullying sepanjang tahun 2022 berdasarkan data dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Berdasarkan data tersebut, saya mendapatkan sebuah informasi tentang korban cyberbullying. Korban dari cyberbullying dengan presentase 45 persen tersebut adalah anak-anak dan remaja-remaja yang berumur 14 tahun sampai 24 tahun. Hal ini merupakan hal yang benar-benar harus kita sadari. Cyberbullying merupakan tindakan yang sangat berbahaya karena dampaknya yang dapat merusak pribadi anak bangsa. Banyak sekali anak-anak atau remaja-remaja yang merasa depresi karena mendapat perlakuan buruk berupa cyberbullying. Mari kita perjuangkan dan pertahankan pribadi bangsa yang bersih dan bebas dari kejahatan yang dapat merusak pribadi bangsa, salah satunya perlakuan berupa cyberbullying.

 

 

Negara kita baru saja memperingati 77 tahun kemerdekaannya, tetapi kita belum sepenuhnya merdeka dalam memajukan bangsa kita karena hambatan-hambatan yang disebabkan saudara-saudari sebangsa kita. Mari kita menyadari bahwa tanah yang kita pijak sekarang adalah rumah kita sendiri, sebuah rumah yang diperjuangkan kebebasannya dalam kemandiriannya dan kebebasannya dari berbagai tekanan eksternal. Kita tidak perlu takut lagi terhadap hal buruk seperti pada masa penjajahan. Oleh sebab itu, kita ciptakan lingkungan yang baik, bahkan di media sosial demi kebaikan bangsa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun