Mohon tunggu...
Vincentia Ivana Putri
Vincentia Ivana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Dari Seorang Penjual Ikan Menjadi Menteri Perikanan

20 April 2024   20:40 Diperbarui: 20 April 2024   20:45 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah perjuangan dan ketekunan yang menarik terkadang terungkap di balik kesuksesan gemilang dan prestasi seorang menteri. Hal yang sama juga terjadi pada Ibu Susi Pudjiastuti, yang mengepalai Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia setelah memulai karirnya di pasar perikanan. Kisah ini tidak hanya tentang pencapaian dalam politik, tetapi juga tentang perjalanan seorang penjual ikan yang penuh perjuangan, tekad, dan keberanian dari menjadi salah satu orang terpenting dalam industri pelayaran di dunia. 

Selama Kabinet Kerja 2014--2019, Susi Pudjiastuti menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Ibu Susi Pudjiastuti lahir di Pangandaran, Jawa Barat, pada tanggal 15 Januari 1965. Ayahnya, Haji Ahmad Karlan, dan ibunya, Hajjah Suwuh Lasminah, berasal dari Jawa Tengah, tetapi telah tinggal di Pangandaran selama lima generasi. Perusahaan peternakan yang dimiliki oleh keluarga Ibu Susi membeli dan menjual ratusan hewan ternak dari Jawa Tengah dan kemudian menjualnya ke Jawa Barat. Latar belakang Susi Pudjiastuti adalah sebagai pedagang ikan laut, dan dia bertekad untuk mendirikan perusahaan aviasi. Namun, dia mengalami kesulitan untuk mengekspor ikan karena kesulitan mengangkut hasil perairan di selatan Jawa. Karena sulitnya transportasi, harga ikan tertinggi ialah ikan segar, namun berkualitas rendah. Dari sana, Susi Pudjiastuti mengangkut hasil perikanan dengan pesawat pribadi.

Ketika Ibu Susi Pudjiastuti mendirikan usaha kecil-kecilan berjualan ikan, dia menghadapi banyak masalah dan kesulitan. Misalnya, tidak ada modal awal yang diperlukan untuk memulai bisnis. Ibu Susi kesulitan mengumpulkan modal yang cukup untuk membeli stok ikan awal, membayar sewa, atau membeli peralatan yang diperlukan sebagai seorang pengusaha kecil. Ibu Susi juga kemungkinan besar akan menghadapi persaingan yang sangat ketat di pasar lokal sebagai penjual ikan. Persaingan dari penjual lain, termasuk penjual yang lebih terkenal, dapat menjadi masalah yang signifikan. Pengalaman yang dialami Ibu Susi Pudjiastuti ketika dia memulai usaha kecil-kecilannya dengan berjualan ikan adalah pengalaman yang membentuk karakter dan cara berpikirnya sebagai seorang wirausaha. Ketika ia menghadapi kesulitan dan tantangan, ia belajar nilai-nilai seperti ketekunan, kemandirian, inovasi, dan rasa akan peluang. Nilai-nilai ini kemudian menjadi dasar kesuksesannya. 

Ibu Susi adalah pengusaha perikanan yang berhasil dan telah melihat langsung masalah industri perikanan seperti penangkapan ikan ilegal, eksploitasi sumber daya alam, dan kelestarian lingkungan. Melalui pengalaman tersebut, Ibu Susi memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang masalah-masalah penting di bidang kelautan dan perikanan, serta bagaimana hal-hal tersebut berdampak pada masyarakat dan lingkungan. Ibu Susi mungkin berpikir bahwa dengan memasuki dunia politik dan pemerintahan, ia dapat memperjuangkan kepentingan masyarakat luas dan membawa perubahan positif dalam pengelolaan kelautan dan perikanan. 

Ibu Susi ingin melakukan sesuatu dan mengubah pemerintahan karena merasa tidak adil dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Ada dorongan atau dukungan oleh mitra bisnis atau masyarakat yang melihatnya sebagai pemimpin yang dapat mengubah pemerintahan. Ibu Susi Pudjiastuti menunjukkan keberanian dan komitmennya untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat dan lingkungan serta membawa perubahan besar dalam sistem dan kebijakan yang berdampak pada banyak orang dengan mengubah arah karirnya ke dunia politik dan manajemen.

Dengan kombinasi pengalaman, pengetahuan, dan kepemimpinan yang kuat, Ibu Susi Pudjiastuti berhasil menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia. Dia adalah kandidat yang menarik untuk posisi Menteri Kelautan dan Perikanan karena pengetahuan dan pengalamannya yang luas di bidang perikanan. Ibu Susi terkenal dengan komitmennya yang kuat terhadap keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, dia cocok untuk mengelola portofolio yang sensitif seperti perikanan dan kelautan karena visi dan prinsip keberlanjutan dan perlindungan lingkungannya. Ibu Susi dikenal karena kepemimpinannya yang tegas dan tekadnya untuk mengatasi masalah. Dia mendapat pengakuan dan dukungan dari masyarakat karena sikapnya yang tidak kenal kompromi terhadap pelanggaran dalam industri perikanan, termasuk penangkapan ikan ilegal. 

Beliau mengusulkan kebijakan yang menekankan peningkatan berkelanjutan, pemberdayaan nelayan, dan perlindungan lingkungan. Kebijakan-kebijakan ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kondisi industri ini. Ibu Susi berhasil menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan berkat dukungan dari Presiden dan pemerintah saat itu. Dia mampu melakukan perubahan besar dan menerapkan kebijakan yang diperlukan berkat dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah.

Selama menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan dalam pemerintahan Joko Widodo, Ibu Susi Pudjiastuti telah mencapai banyak prestasi penting. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang pencapaiannya: 

Ibu Susi Pudjiastuti memerintahkan penutupan sejumlah besar kapal asing yang terlibat dalam penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia melalui kebijakan yang dikenal sebagai "Tangkap, Tutup, dan Tutup" (Catch, Close, and Control). 

Ibu Susi juga mendorong pembangunan infrastruktur kelautan yang lebih baik di seluruh Indonesia. Ini mencakup investasi dalam pembangunan dermaga, fasilitas pengolahan ikan, pelabuhan, dan sarana transportasi laut lainnya yang mendukung perikanan dan aktivitas kelautan. 

Selama bertahun-tahun, Ibu Susi Pudjiastuti sangat mendukung praktik perikanan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia. Ini termasuk mendorong praktik perikanan yang menggunakan teknologi modern, menerapkan sistem pengawasan dan pemantauan yang lebih ketat, dan mendukung upaya untuk menumbuhkan kembali terumbu karang dan memperbaiki ekosistem laut yang rusak. Melalui kebijakan dan program-program ini, Ibu Susi berusaha memastikan bahwa kekayaan perikanan Indonesia dapat digunakan dengan bijak oleh generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun