Walt Disney Animation Studios salah satu perusahaan konglomerat yang bergerak di industri entertainment khususnya dalam bidang perfilman animasi Hollywood ini selalu sukses memproduksi film-film keluarga yang berkualitas bagi para penggemarnya yang tidak mengenal batasan usia mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.Â
Perusahaan yang didirikan oleh Walt Disney sejak tahun 1923 ini terus berinovasi dalam mengembangkan karya-karyanya yang spektakuler, sehingga tidak heran jika sebagian besar film yang diproduksi oleh perusahaan yang terkenal dengan ikon Micky Mouse-nya yang sangat populer tersebut selalu masuk dalam jajaran film-film Box Office global, salah satunya adalah Disney's Frozen II yang dirilis dua tahun lalu yang merupakan prekuel dari seri sebelumnya yang dirilis pada tahun 2013 silam.Â
Film animasi yang dijuluki "the most highest grossing animated film of all time" ini pun telah sukses menyabet banyak penghargaan di ajang perfilman Internasional, salah satunya yang diraih oleh pasangan pemenang Academy Awards Robert Lopez dan Kristen Anderson-Lopez sebagai Best Original Song untuk lagu yang mereka tulis dan ciptakan di salah satu soundtrack dalam film ini yaitu "Into the Unknown" dalam ajang nominasi Oscar.Â
Kemampuan Kristen dan Bobby dalam menggarap berbagai soundtrack untuk film-film produksi Disney ini pun sudah tidak perlu diragukan lagi. Tetapi, apakah pernah terbesit pertanyaan dalam benak  kalian darimana kah The Golden Couple ini mendapatkan berbagai inspirasi yang begitu luar biasa dalam menciptakan lagu-lagu yang begitu epik dan mampu menyihir kita dengan lirik dan alunan orchestra yang membawa pikiran kita tenggelam dalam dunia fantasi Disney?Â
Berikut beberapa fakta menarik dibalik pembuatan lagu Into the Unknown yang mungkin mengandung beberapa unsur mistis juga dalamnya
1. Terinspirasi dari suara Kulning dalam kebudayaan suku Norse Swedia di daratan Scandinavia
Pada awal lagu terdengar sebuah suara nyanyian misterius terdengar seperti seriosa yang begitu merdu seolah-olah memanggil Elsa dari kedalaman sebuah enchanted forest yang memecah kesunyian malam. Suara bernada tinggi tersebut terinspirasi dari Kulning yang lahir dari kebudayaan suku Norse yang merupakan orang pribumi daratan Scandinavia di Eropa Utara. Pada abad pertengahan, sebagian besar masyarakat Swedia kuno bermata pencaharian sebagai seorang peternak, oleh karena itu saat hari sudah petang para ternak piaraan yang dilepas di ladang seharian, harus kembali digiring ke kandang oleh pengembalanya yang sebagian besar merupakan wanita tetapi bukan dengan cara kasar seperti ditarik atau ditendang, melainkan dengan cara unik dan lembut yaitu dengan menyanyikan mereka sebuah nada yang mampu menghipnotis kambing, domba dan bebek kembali ke kandangnya seolah-olah setiap alunan nada mempunyai gaya gravitasinya sendiri dalam menarik hewan-hewan tersebut kembali pulang saat senja tiba.Â
Banyaknya unsur kebudayaan Scandinavian yang ditemukan dalam Disney's Frozen II bukan merupakan hal yang disengaja karena berdasarkan serial dokumentasi dari proses pembuatan film ini yang bertajuk Into the Unknown The Making of Frozen IIÂ yang tayang di Disney + ditampilkan bahwa para Team Produksi bersama Sutradara dan Produser melakukan ekspedisi sekaligus research dengan mengarungi lautan dan daratan Scandinavia dalam mencari inspirasi bagi pengembangan cerita serta karakter yang merupakan prekuel dari film Frozen sebelumnya termasuk suku Sami yang menginspirasi suku Northuldra, serta kuda air yang dinaiki Elsa menuju Ahtohallan yang berasal dari mitologi Scandinavia bernama The Nokk.
2. Menggunakan lagu Gereja untuk perayaan Ekaristi saat pemakaman yang disebut "Dies Irae"Â
Berdasarkan wawancara yang dikutip dari Vanity Fair, The Golden Couple Oscar-Winning Songwriter ini pun menceritakan bahwa ide dibalik pembuatan lagu "Into the Unknown" khususnya pada bagian Elsa yang bernyanyi mengikuti suara misterius yang memanggilnya di tengah malam tersebut terinspirasi dari nyanyian Gregorian yang biasa dinyanyikan secara accapella sebagai lagu pengiring Misa dalam Gereja Katolik salah satunya yang disebut "Dies Irae" yang merupakan nyanyian berbahasa latin Abad Pertengahan tentang Hari Penghakiman (The Last Judgement Day) dimana jiwa-jiwa yang selamat akan diangkat ke surga, sementara yang tidak diselamatkan akan dilempar ke dalam siksaan api penyucian yang mana lukisannya dapat kita temukan di langit-langit Kapel Sistina di Vatikan karya Michelangelo yang dilukis sekitar tahun 1536. Lukisan ini sendiri terinspirasi dari Divine Comedy karya Dante Alighieri. Selain itu, Bobby Lopez juga mengungkapkan ternyata nyanyian Dies Irae ini juga sudah banyak digunakan sebagai inspirasi oleh beberapa composer film sebut saja John Williams untuk soundtrack Home Alone dan Star Wars. Nyanyian ini juga dipercayai menandakan bahaya dan kematian.
Nah, setelah mengetahui inspirasi dari pembuatan salah satu soundtrack film yang paling melekat dalam pikiran kita ini ternyata sangat menarik untuk dipelajari dan di saat yang bersamaan mampu menambah pengetahuan kita tentang kebudayaan kuno orang Scandinavia juga tentang lagu gereja yang menyimpan fakta mistis di dalamnya.
Hal ini membuktikan dedikasi yang sangat luar biasa dari para team dan kru film yang tidak main-main, sehingga tidak mengherankan jika film ini pun berhasil meraup keuntungan jutaan dolar dari bioskop seluruh dunia dan sukses menjadi kecintaan semua penggemar Disney dari semua rentangan usia, dan tentu saja akan mengikuti film-film classic Disney di tahun-tahun sebelumnya yaitu akan selalu dikenang dan menjadi dongeng modern yang melegenda bagi generasi-generasi yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H