Mohon tunggu...
Vincent Fabian Thomas
Vincent Fabian Thomas Mohon Tunggu... Mahasiswa, Pers Mahasiswa -

Sarjana Teknik Industri Universitas Parahyangan Bandung - Jurnalis mahasiswa @ Media Parahyangan - Kunjungi : mediaparahyangan.com - Email : vincentfabianthomasdharma@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Resensi Buku: Ketika Sejarah Ramah bagi Pembaca

31 Maret 2016   10:11 Diperbarui: 31 Maret 2016   12:24 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

20 x 16 cm

Tebal Buku

Xxii + 370 halaman

Bagi sejumlah orang, belajar sejarah tentu menjadi hal yang memuakkan. Sepertinya wajar juga mengingat luka lama sewaktu masih duduk di bangku sekolah. Guru-guru dengan tampang seram tengah mengajar di saat yang sama Anda berterima kasih karena membantu Anda tidur. Penjelasan panjang lebar nan membosankan diperburuk dengan menghafal nama dan tahun menjadi mimpi buruk kala ujian menyergap mereka yang tidak siap.

Akan tetapi barangkali seorang penulis bernama Ernst H. Gombrich menepis pandangan umum itu. Tidak seperti guru sejarah pada umumnya, ia tidak memaksa Anda duduk tegap mendengar ceramah apalagi mengerjakan butiran soal ujian. Sebaliknya, ia bercerita kepada Anda. Tepatnya bercerita melalui buku yang berjudul Sejarah Dunia Bagi Pembaca Muda.

Dari sampul buku  dengan warna hijau susu, terpampang sebuah gambar yang mewakili lambang peradaban dunia. Sebut saja dinausaraus, manusia purba, Mesir, Yunani, Buddha, Arab, Romawi, dan Kristen. Sejumlah peradaban dunia yang kira-kira berlangsung selama 5000 tahun itu jugalah yang dibahas dalam 300-an halaman buku ini.

Cerita peradaban pun dimulai melalui gambaran mengenai dunia yang mula-mula dihuni oleh hewan yang aneh. Ernst pun menggambarkannya sebagai hewan yang tidak mungkin muat ditaruh di rumah baik dengan satu maupun dua kamar. Jika diukur maka diperoleh setinggi pohon yang paling tinggi dan ekornya sama panjang dengan separuh lapangan sepak bola. Ia menyebutnya dinausaurus.

Berangkat dari zaman hewan raksasa, ia melanjutkan ceritanya memasuki zaman yang mendahului sejarah. Ia menggambarkannya sebagai zaman yang tidak memiliki nama, angka tahun yang pasti, bahkan perhitungan terakurat pun menggunakan kata seperti ‘sekitar’ atau ‘kurang lebih’. Suatu zaman yang baru mengenal bicara, baru menemukan api, dan perkakas sederhana mulai dari batu hingga pada akhirnya menggunakan logam. Ia menyebutnya sebagai zaman prasejarah.

Zaman prasejarah pun berkembang hingga kisah sejarah pun dimulai. Diawali dengan suatu peradaban yang telah mengenal aksara bernama hieroglif, menyembah banyak dewa, mengenal kertas melalui tumbuhan papirus, dan seorang raja yang ingin dimakamkan dengan megah. Peradaban itu dinamakan Mesir Kuno.

Tidak jauh dari Mesir, di sekitar sungai Efrat dan Tigris pun berdiri suatu peradaban bernama Mesopotamia. Suatu peradaban yang telah lebih dahulu mengenal pembuatan batu bata bahkan sebelum bangsa Mesir. Penemuan lain yang menghantarkan penduduknya mengenal bintang-bintang dan memujaya selayaknya dewa berikut untuk meramalkan masa depan yaitu astrologi. Dari penemuan itulah kelima planet dan dua benda langit menghantarkan kita untuk mengenal hari-hari dalam sepekan. Misalnya (Sun-day ‘Hari matahari dan Mon-Day ‘Hari Bulan’).

Selain kedua peradaban mula-mula itu dikenal juga peradaban lain yang pernah bertahan menghadapi pertempuran yang tidak seimbang. Mereka adalah bangsa Sparta dan Athena yang bertahan menghadapi gempuran tentara Persia yang sebelumnya mengalahkan kerajaan Babilonia. Dari kedua bangsa itulah kita mengenal istilah politik (urusan kota-polis) dan demokrasi berikut ide menyelenggarakan pertandingan olahraga dengan nama olimpiade.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun