Mohon tunggu...
Vincent Fabian Thomas
Vincent Fabian Thomas Mohon Tunggu... Mahasiswa, Pers Mahasiswa -

Sarjana Teknik Industri Universitas Parahyangan Bandung - Jurnalis mahasiswa @ Media Parahyangan - Kunjungi : mediaparahyangan.com - Email : vincentfabianthomasdharma@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Sang Inspirasi

5 April 2013   15:43 Diperbarui: 28 November 2015   07:16 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

 

 

 

Apa yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata “guru”? Seorang yang berdiri di depan kelas membawakan pelajaran? Seorang yang memiliki tampang yang seram dan kaku? Seorang yang selalu memberikan banyak ulangan dan tugas? Seorang yang memarahi kita ketika tidak mengerjakan tugas?

 

Kita semua pasti pernah merasakan momen-momen ketika kita berhadapan dengan seorang guru. Di dunia yang penuh arus modern, diperlukan seorang guru yang mampu mengarahkan muridnya ke tujuan yang tepat melalui inspirasi yang diberikannya. Karena inspirasi itu tidak memaksa ,tetapi diterima dan dijalankan oleh orang yang menerimanya dengan hati.

 

Banyak cara untuk mendeskripsikan arti seorang guru. Kita mengenal guru sebagai pribadi yang profesinya mengajar. Perlu kita sadari bahwa guru adalah inspirasi hidup kita.

 

Ada seorang guru yang menginspirasi muridnya tentang nasionalisme hingga muridnya bercita-cita memajukan bangsa Indonesia. Guru tersebut tidak terpaku menjadi guru saja. Namun, ia konsisten dan selalu memperjuangkan nasionalisme dalam kesehariannya.

 

Ada seorang guru yang menginspirasi muridnya untuk menjadi penulis. Guru tersebut terus memotivasi dan memberi masukan dan dukungan. Alhasil, awalnya murid itu yang hampir tidak pernah menulis menjadi gemar untuk menulis.

 

William Arthur Ward berkata, “The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires.”. Bagi saya, perkataan ini sangatlah tepat. Seorang guru haruslah dapat menginspirasi murid-muridnya.

 

Guru tidak cukup hanya pintar, berlatar belakang pendidikan yang tinggi, atau fasih dalam mengajar. Karena pendidikan itu bukanlah tentang kognitif, nilai 100, atau juara 1. Namun, nilai-nilai kehidupanlah yang harus ditransferkan kepada murid.

 

What the teacher is, is more important than what he teaches.” ,kata Karl A. Menninger. Faktanya, banyak pelajaran di sekolah yang pada akhirnya kita lupakan ketika kuliah atau sedang bekerja. Kecuali, pelajaran untuk jurusan kita atau kita berprofesi sebagai guru.

 

Lirik lagu Hymne Guru berikut memberikan makna yang menginspirasi kita, “Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru. Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku. Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku Sebagai prasasti terima kasihku. Tuk pengabdianmu.” Dalam lirik ini tidak ada mengukir matematika atau pelajaran lainnya dalam hatiku. Tetapi, apa yang diukir? Nama, bakti, dan pengabdian seorang gurulah yang terukir.

 

Horace Mann berkata, "A teacher who is attempting to teach without inspiring the pupil with a desire to learn is hammering on cold iron." Seorang guru tidak dapat mengajar dengan efektif tanpa terlebih dahulu menginspirasi muridnya untuk mau belajar. Akibat dari hal itu adalah murid menjadi jenuh, kurang menghargai guru, kelas menjadi ribut, dan sebagainya.

 

Akhirnya, ujung-ujungnya sekolah seperti menjadi formalitas untuk mendapat ijazah dan murid belajar di tempat les. Pada kondisi ini tepat sekali murid menjadi seperti besi yang tidak dapat ditempa. Ketika guru menjelaskan, hanya sedikit sekali informasi yang ditangkap.

 

Untuk dapat menginspirasi guru harus terjun ke dalam dunia murid. Melalui terjun itu, murid tidak merasakan lagi pembatas antara dia dengan guru. Ketika saat itulah, guru dapat menanamkan inspirasinya.

 

Seperti contoh, selalu peka terhadap kesulitan belajar murid, memberi nasihat dan teladan agar mereka mau belajar dan tidak takut salah, mendukung potensi murid, dan sebagainya. Selain itu, guru perlu menginspirasi muridnya untuk membangun bangsa dan negara.

 

Profesi seorang guru adalah profesi yang mulia. Kita kembali ke lirik lagu Hymne Guru “Engkau sebagai pelita dalam kegelapan.. Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan.. Engkau patriot pahlawan bangsa. Tanpa tanda jasa.”

 

Dalam lirik tersebut, guru digambarkan sebagai pribadi yang menerangi kehidupan kita yang gelap dalam arti ketidaktahuan. Ketika kita haus akan pengetahuan, guru hadir menyalurkannya kepada kita. Terakhir, guru berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membrantas kebodohan, dan jasanya tidak tertulis pada lembaran kertas ,tetapi pada hati setiap muridnya.

 

Di dunia ini kita sering menjumpai banyak profesi yang hebat. Gaji yang tinggi, menghasilkan keuntungan, penemuan, inovasi, dan sebagainya. Tetapi, jarang kita jumpai, sebuah profesi ditujukan untuk membangun sebuah generasi.

 

Siapakah yang melakukan hal itu? Dialah guru. Menjadi guru adalah panggilan mulia dan tidak dapat dijalani dengan terpaksa. Karena di dalamnya, guru harus menjadi inspirasi bagi muridnya melalui apa yang dilakukan dan diucapkannya.

 

Jangan pernah menunda untuk menjadi inspirasi. Kita tidak pernah tahu betapa seorang murid membutuhkan sebuah inspirasi. Ketika inspirasi itu diberikan, lihatlah dampaknya, dan ketahuilah beberapa bulan atau tahun ke depan mereka akan kembali dan mengucapkan, terima kasih ibu/bapak guru, engkau inspirasiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun