Merdeka dari Dosa
oleh: Liong Vincent Christian
Senang karena menerima, bahagia karena memberi, kamu sudah menerima upah mu (bahagia atau senang).
Senang itu singkat terasanya, dan selalu menuntut yg lebih menyenangkan. Itu jebakan dosa. Selalu ada pihak yg dirugikan dalam suatu kesenangan yg pendek durasinya. Terlalu senang sampai satu titik bisa berbalik klimaks muak atau bosan.
Bahagia itu perasaannya panjang tidak ada habisnya. Jika memberi lalu menerima bahagia maka kamu sudah terima upah mu. Tuhan tidak perlu memberi upah atas kebaikan demi memperoleh rasa bahagia.
Bahagia kelebihan juga bisa menjadi adiksi yang ingin selalu dikejar. Ketika bahagia diperlakukan salah, seperti kita memperlakukan rasa senang.
Tindakan yang menyebabkan munculnya upah: rasa senang dan rasa bahagia, masih memiliki pamrih yaitu upah dari tindakan baik (senang atau bahagia).
Ada satu lagi perbuatan sebagai bentuk ungkapan rasa Terimakasih. Tidak mengakibatkan memeroleh rasa senang, juga tidak menerima rasa bahagia. Hanya ungkapan Terimakasih kepada Tuhan. Kondisi ini tidak memiliki suatu syarat karena upah yaitu keselamatan dari Tuhan Yesus yang sudah lebih dulu mati di kayu salib, dan kecukupan hidup di dunia sudah diperoleh lebih dulu, sebelum seseorang berinisiatif berbuat baik.
Jika menjadi budak rasa senang lalu coba menahan diri menjauhkan diri dari kesenangan akan jatuh juga malah bisa berkali kali lipat ketika kebutuhan akan kesenangan itu meledak.
Jika seseorang mengaku mampu berpuasa karena sedang tidak ada makanan yang tersedia, itu namanya terpaksa kelaparan bukan berpuasa. Berpuasa itu ada makanan tetapi memilih tidak makan.
Seseorang yang kelaparan ketika tiba tiba disodori makanan, maka akan berusaha menghabiskan semuanya sekaligus lalu bisa mati kekenyangan.
Dipenuhinya kesenangan secara ekstrim bisa menghasilkan kemuakan, tetapi konsekwensi dosa yaitu maut harus ditanggung dalam proses nya.