Kaum impresionis adalah penganut kuat filosofi lukisan baru yang bernama en plein air atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti “di udara terbuka”. Di masa lalu, melukis di luar ruangan menimbulkan sejumlah masalah bagi para seniman. Pertama, perubahan kondisi cahaya dan cuaca mengharuskan seniman bekerja dengan cepat. Paparan udara luar dan cuaca buruk seperti angin kencang dan hujan juga dapat menyebabkan cat mengalir dengan cara yang tidak terduga atau memaksa debu dan kotoran lainnya masuk ke dalam lukisan. Proses pencampuran cat memakan waktu dan tidak terlalu kondusif untuk pekerjaan di luar ruangan, dan easel (sandaran kanvas) pada saat itu berukuran besar dan tidak praktis untuk dibawa-bawa.
Pada tahun 1841, seniman John G. Rand menemukan cat minyak yang dapat dikemas dalam tabung dan mudah dibawa oleh seniman yang bekerja di luar ruangan. Pada sekitar waktu yang sama, jenis easel baru yang disebut “easel kotak” ditemukan. Easel baru ini lebih portabel memungkinkan seluruh easel dapat dilipat ke ukuran tas kerja. Easel tersebut juga menyediakan tempat untuk kuas, cat, dan alat lainnya. Dengan kemajuan baru ini, seniman dapat dengan mudah membawa semua yang mereka butuhkan untuk melukis di luar sepanjang hari.
impresionisme sendiri berakar langsung di Prancis khususnya pada gaya realisme dan naturalisme yang berkembang pada tahun 1840-an dalam karya seni pelukis seperti Gustave Courbet dan seniman Barbizon, yang bekerja di Hutan Fontainebleau. Para seniman impresionis muda terpengaruh oleh gagasan Courbet bahwa pengalaman seniman itu sendiri dan pemandangan dari kehidupan sehari-hari adalah subjek yang cocok untuk seni. Mereka juga terinspirasi oleh pelukis Barbizon, seperti Millet, yang menunjukkan bahwa mungkin untuk menghasilkan lukisan lanskap tanpa asosiasi sejarah, tetapi bersumber pada musim, waktu, dan tempat tertentu.
GayaDidorong oleh contoh seniman Barbizon yang sering melukis di luar studio mereka. Para seniman impresionis meninggalkan studio mereka dan berkelana ke daerah pedesaan dan kota. Pada saat yang sama, mereka menjauh dari palet warna yang disukai oleh generasi sebelumnya, mengadopsi tujuan murni dari melukis itu sendiri dengan warna dan sapuan kuas yang lebih kecil dan lebih terfragmentasi untuk merekam efek sesaat dari cahaya.
Out of the Salon
Pameran perdana untuk karya seni di Prancis pada abad kesembilan belas adalah Salon de Paris yang merupakan pameran lukisan dan seni patung publik tahunan yang menarik perhatian seniman dari seluruh dunia. Sementara beberapa seniman impresionis berhasil memamerkan karya mereka di pameran tersebut, sebagian besar lukisan radikal mereka dianggap tidak memadai dan ditolak masuk.
Pada tahun 1863, Napoleon III membuat pameran terpisah yang dijuluki Salon des Refusés (Salon of the Refused) untuk menampilkan karya yang ditolak masuk ke pameran Salon de Paris, tetapi ini tidak banyak meredakan kemarahan seniman impresionis yang merasa dilecehkan.
Pada tahun 1873, beberapa pelukis impresionis mendirikan Société Anonyme Coopérative des Artistes Peintres, Sculpteurs, et Graveurs (Asosiasi Pelukis, Pematung, dan Pemahat Anonim dan Kooperatif) untuk mengadakan pameran terpisah dari Salon de Paris. Pameran pertama mereka terjadi pada tahun 1874 yang menampilkan karya seni dari tiga puluh seniman. Tidak mengherankan, tanggapan kritis dari sebagian kritikus seni cukup keras. Seorang kritikus seni, Louis Leroy, tersinggung dengan lukisan Claude Monet yang berjudul Impression, Soleil Levant (Impression, Sunrise). Leroy mengatakan bahwa karya para seniman “Impresionis” sebagai karya sketsa yang belum selesai.