Kelahiran aliran seni Art Nouveau pada tahun 1890 dan 1910, membuat motif paisley kembali menjadi populer. Art Nouveau dengan ciri khas desain yang organik, natural, dan dekoratif membuat motif paisley mendapatkan tempat kembali dalam hati masyarakat.
Band dan musisi terkenal seperti The Beatles, Mick Jagger, Janis Joplin, dan David Bowie juga mempopulerkan motif kain paisley, hal ini juga diperkuat pada tahun 1960 dimana spiritualitas timur terutama dari India sedang diminati oleh dunia barat.Â
Kelahiran kultur dan generasi hippie pada tahun 1960 membuat motif paisley menjadi semakin populer dan segera menjadi ciri khas fashion para bohemian. Desain paisley pun semakin beragam, pengaruh gaya psikedelik membuat warna motif kain paisley semakin beragam, salah satunya warna neon.Â
Pengaruh Motif Paisley Terhadap Batik Nusantara Â
Motif paisley sendiri sudah banyak digunakan pada desain tekstil nusantara yaitu pada motif batik. Batik klasik di Jawa dan Madura telah lama mengenal motif keong ini. Desain motif batik ini diperkenalkan oleh para saudagar Timur Tengah (Persia-India). Batik ini tergolong ke dalam jenis Batik Sudagaran karena dibuat oleh para pengusaha atau saudagar dengan memadukan gaya batik klasik dan selera pasar. Di Madura, ragam hias ini dikenal dengan istilah kemeh atau kerang.Â
Motif batik yang terpengaruh oleh ragam hias ini antara lain batik Keong Renteng, Parang Klithik Seling Keong, Rakitan Keongan, dan sebagainya. Dalam batik Jambi, ragam hias ini dikenal dengan nama pauh atau mangga dan menjadi salah satu motif batik khas daerah Jambi.
Sampai saat ini perkembangan teknologi dan industri fashion modern membuat motif kain paisley semakin beragam dan memiliki kombinasi desain, pola, dan warna yang semakin menarik. Penggunaan motif paisley pun digunakan tidak hanya pada bidang fashion, tapi juga pada ilustrasi, desain grafis, kriya, dan sebagainya.Â
Sumber: