Dalam kehidupan sehari-hari, kreatifitas atau berpikir kreatif selalu kita gunakan untuk berbagai macam hal. Berpikir kreatif terutama diperlukan saat kita ingin menyelesaikan sebuah masalah, solusi dari masalah tersebut sudah tidak bisa lagi diselesaikan dengan cara atau solusi-solusi lama.Â
Baik itu pada saat kita akan menghasilkan sebuah karya, mendapatkan ide baru, dan menemukan solusi baru bagi sebuah masalah, semuanya itu memerlukan kemampuan kita sebagai manusia untuk berpikir kreatif.Â
Sebagai contoh saat kita akan menulis artikel di situs Kompasiana, tentu saja untuk mendapatkan ide-ide artikel baru kita harus melakukan proses berpikir kreatif untuk menghasilkan karya tulis atau artikel tersebut. Hasil dari pemikiran-pemikiran kreatif ini dapat berupa sesuatu yang baru atapun berbeda dari yang sebelumnya.
Creative thinking atau kemampuan berpikir kreatif dapat didefinisikan sebagai berikut: Â
Berpikir kreatif adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan dan mengaplikasikan ide atau gagasan baru bagi suatu hal. Berpikir kreatif bertujuan untuk melihat sesuatu dengan cara yang berbeda, mengidentifikasi masalah dan menghasilkan ide-ide baru. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan cara baru yang lebih baik dari sebelumnya.
Nah, setelah kita melihat definisi dari berpikir kreatif (creative thinking) di atas, berikut 5 tipe berpikir kreatif yang dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tipe berpikir kreatif ini dijelaskan oleh Adam Jorlen dalam artikelnya di situs Medium.com.Â
1. Berpikir divergen (divergent thinking)
Berpikir divergen (divergent thinking) adalah cara berpikir kreatif yang memanfaatkan fleksibilitas dalam mengeksplorasi berbagai solusi atau pilihan cara baru.Â
Karakteristik dari berpikir divergen adalah saat kita mengeksplorasi berbagai macam pilihan atau solusi dari masalah yang ingin kita selesaikan. Teknik brainstorming merupakan salah satu cara dalam teknik berpikir divergen.
2. Berpikir lateral (lateral thinking)
Dr. Edward de Bono pada tahun 1967. Ciri dari berpikir lateral adalah membongkar cara-cara lama untuk menghasilkan cara baru dengan tidak menggunakan pola-pola berpikir yang lama.Â
Konsep berpikir lateral datang dari seorang psikolog yang meneliti mengenai kreatifitas yaituBerbeda dengan metode berpikir divergen yang masih berurutan dan melihat pemikiran sebelumnya, berpikir lateral mencari ide baru dengan tidak menghubungkan dengan pemikiran-pemikiran lamanya.Â
Tujuan dari berpikir lateral adalah menghasilkan ide baru dengan cara yang paling tidak mungkin atau dianggap mustahil pada pemikiran-pemikiran sebelumnya.Â
3. Berpikir estetis (aesthetic thinking)
Metode berpikir estetis ini memanfaatkan pengetahuan mengenai estetika guna menghasilkan hal-hal yang menyenangkan bagi indera kita, harmonis dan indah.
Beberapa contoh dari berpikir estetis adalah pemanfaatan teknik komposisi visual dalam fotografi ataupun pada seni lukis. Aesthetic thinking juga sangat bergantung dari selera (taste) dari sang creator.
Biasanya para pemikir estetis adalah orang-orang yang bekerja dalam bidang seni dan kreatif yang telah mempelajari atau memiliki pengetahuan akan estetika. Sebagai contoh seniman, desainer, musisi, arsitek dan sebagainya.Â
4. Berpikir sistematis (systematic thinking)
Cara berpikir sistematis ini memanfaatkan kemampuan untuk melihat berbagai pilihan dan menghubungkan pilihan-pilihan tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Karakteristik dari cara berpikir ini adalah proses sintesis berbagai elemen untuk menjadi satu kesatuan yang utuh dan berguna dalam pemecahan masalah ataupun dapat menjadi ide atau gagasan yang baru.Â
5. Pemikiran yang terinspirasi (inspirational thinking)Â
Cara berpikir ini memanfaatkan sumber ide baru dari manapun secara tiba-tiba atau spontan. Sebagai contoh, seorang pelukis yang menghasilkan karyanya berdasarkan mimpinya.Â
Ide-ide baru yang berasal dari berbagai sumber yang bersifat menginspirasi kita untuk menghasilkan karya ataupun solusi baru bagi sebuah masalah adalah ciri dari cara berpikir inspirasional.
Mengetahui cara-cara berpikir kreatif di atas dapat membantu kita saat kita mengalami creative block atapun kebuntuan ide.Â
Dengan menggunakan cara-cara berpikir kreatif di atas kita dapat menghasilkan sebuah karya baru, unik, dan berbeda dari sebelumnya. Nah, tipe berpikir kreatif apakah yang menjadi pilihan Anda? Selamat berkarya! Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H