Mohon tunggu...
Vincent Aditya
Vincent Aditya Mohon Tunggu... Desainer - Creative Manager and Graphic Designer | M.M. in Marketing Management

Creative Manager and Graphic Designer | M.M. in Marketing Management | Writes about creative art and design, marketing and branding.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengenal 5 Tipe Berpikir Kreatif

11 Agustus 2021   22:09 Diperbarui: 14 Agustus 2021   15:46 2972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Gustavo Fring from Pexels

Dalam kehidupan sehari-hari, kreatifitas atau berpikir kreatif selalu kita gunakan untuk berbagai macam hal. Berpikir kreatif terutama diperlukan saat kita ingin menyelesaikan sebuah masalah, solusi dari masalah tersebut sudah tidak bisa lagi diselesaikan dengan cara atau solusi-solusi lama. 

Baik itu pada saat kita akan menghasilkan sebuah karya, mendapatkan ide baru, dan menemukan solusi baru bagi sebuah masalah, semuanya itu memerlukan kemampuan kita sebagai manusia untuk berpikir kreatif. 

Sebagai contoh saat kita akan menulis artikel di situs Kompasiana, tentu saja untuk mendapatkan ide-ide artikel baru kita harus melakukan proses berpikir kreatif untuk menghasilkan karya tulis atau artikel tersebut. Hasil dari pemikiran-pemikiran kreatif ini dapat berupa sesuatu yang baru atapun berbeda dari yang sebelumnya.

Creative thinking atau kemampuan berpikir kreatif dapat didefinisikan sebagai berikut:  

Berpikir kreatif adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan dan mengaplikasikan ide atau gagasan baru bagi suatu hal. Berpikir kreatif bertujuan untuk melihat sesuatu dengan cara yang berbeda, mengidentifikasi masalah dan menghasilkan ide-ide baru. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan cara baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Nah, setelah kita melihat definisi dari berpikir kreatif (creative thinking) di atas, berikut 5 tipe berpikir kreatif yang dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tipe berpikir kreatif ini dijelaskan oleh Adam Jorlen dalam artikelnya di situs Medium.com. 

Sumber gambar: https://medium.com/@adamjorlen
Sumber gambar: https://medium.com/@adamjorlen

1. Berpikir divergen (divergent thinking)

Photo by Leon on Unsplash
Photo by Leon on Unsplash
Berpikir divergen (divergent thinking) adalah cara berpikir kreatif yang memanfaatkan fleksibilitas dalam mengeksplorasi berbagai solusi atau pilihan cara baru. 

Karakteristik dari berpikir divergen adalah saat kita mengeksplorasi berbagai macam pilihan atau solusi dari masalah yang ingin kita selesaikan. Teknik brainstorming merupakan salah satu cara dalam teknik berpikir divergen.

2. Berpikir lateral (lateral thinking)

Sumber gambar: freepik.com
Sumber gambar: freepik.com
Konsep berpikir lateral datang dari seorang psikolog yang meneliti mengenai kreatifitas yaitu Dr. Edward de Bono pada tahun 1967. Ciri dari berpikir lateral adalah membongkar cara-cara lama untuk menghasilkan cara baru dengan tidak menggunakan pola-pola berpikir yang lama. 

Berbeda dengan metode berpikir divergen yang masih berurutan dan melihat pemikiran sebelumnya, berpikir lateral mencari ide baru dengan tidak menghubungkan dengan pemikiran-pemikiran lamanya. 

Tujuan dari berpikir lateral adalah menghasilkan ide baru dengan cara yang paling tidak mungkin atau dianggap mustahil pada pemikiran-pemikiran sebelumnya. 

3. Berpikir estetis (aesthetic thinking)

Photo by Gustavo Fring from Pexels
Photo by Gustavo Fring from Pexels
Metode berpikir estetis ini memanfaatkan pengetahuan mengenai estetika guna menghasilkan hal-hal yang menyenangkan bagi indera kita, harmonis dan indah.

Beberapa contoh dari berpikir estetis adalah pemanfaatan teknik komposisi visual dalam fotografi ataupun pada seni lukis. Aesthetic thinking juga sangat bergantung dari selera (taste) dari sang creator.

Biasanya para pemikir estetis adalah orang-orang yang bekerja dalam bidang seni dan kreatif yang telah mempelajari atau memiliki pengetahuan akan estetika. Sebagai contoh seniman, desainer, musisi, arsitek dan sebagainya. 

4. Berpikir sistematis (systematic thinking)

Photo by Ross Sneddon on Unsplash
Photo by Ross Sneddon on Unsplash
Cara berpikir sistematis ini memanfaatkan kemampuan untuk melihat berbagai pilihan dan menghubungkan pilihan-pilihan tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang baru.

Karakteristik dari cara berpikir ini adalah proses sintesis berbagai elemen untuk menjadi satu kesatuan yang utuh dan berguna dalam pemecahan masalah ataupun dapat menjadi ide atau gagasan yang baru. 

5. Pemikiran yang terinspirasi (inspirational thinking) 

Photo by sean Kong on Unsplash
Photo by sean Kong on Unsplash
Cara berpikir ini memanfaatkan sumber ide baru dari manapun secara tiba-tiba atau spontan. Sebagai contoh, seorang pelukis yang menghasilkan karyanya berdasarkan mimpinya. 

Ide-ide baru yang berasal dari berbagai sumber yang bersifat menginspirasi kita untuk menghasilkan karya ataupun solusi baru bagi sebuah masalah adalah ciri dari cara berpikir inspirasional.

Mengetahui cara-cara berpikir kreatif di atas dapat membantu kita saat kita mengalami creative block atapun kebuntuan ide. 

Dengan menggunakan cara-cara berpikir kreatif di atas kita dapat menghasilkan sebuah karya baru, unik, dan berbeda dari sebelumnya. Nah, tipe berpikir kreatif apakah yang menjadi pilihan Anda? Selamat berkarya!  

Sumber:(1), (2)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun