"Kita buka dari jam 9 pagi sampe jam 2 pagi mas." jawab mbak kasir sambil tersenyum.Â
Kami pun duduk dan memesan makanan juga minuman yang menghangatkan tubuh kami. Aku memesan tongseng kopyok kambing atas rekomendasi dari temanku dan berharap dapat menghangatkan tubuhku. Beberapa temanku pun menentukan pesanannya. Sembari menunggu makanan datang kami pun bermain Truth or Dare atau sering disingkat TOD.
Ketika makanan sudah dihidangkan kami memakannya dan aku merasakan cita rasa yang benar-benar nikmat dan untuk range harga makanan yang berkisar dari Rp15.000 hingga Rp30.000 begitu legit kuah tongseng dan rasa daging kambing yang ternyata dibakar mengundang aroma smoky yang keluar dari dalam daging kedua hal tersebut tercampur di dalam satu hidangan.Â
Aku sangat menikmati makanan tersebut dan tetap melanjutkan permainan TOD tersebut. Kami menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk dijawab seperti percintaan, relasi dengan teman satu organisasi, serta kebaikan dan kejelekan dari salah satu orang. Setelah aku memikirkan kembali pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan saat bermain TOD aku memikirkan bahwa pertanyaan yang ditanyakan cukup frontal.Â
"sebutin anak UKK UGM yang kamu gasuka"Â
"kapan kalian jadian ?"Â
"sebutin sifat yang kamu gasuka dari si Adel"Â
"kamu sebenernya suka sama aku ya kak ?"Â
Dari beberapa contoh pertanyaan yang dilontarkan tentunya tersimpan rahasia yang sebenarnya berusaha ditutupi. Namun, karena sedang melaksanakan permainan TOD tentunya hati nurani pun sungkan untuk berbohong. Kami sangatlah menikmati permainan tersebut dan tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 01.30 dini hari. Kami memutuskan untuk membayar makanan dan kembali ke kos kami masing-masing. Di perjalanan pulang mood temanku sudah membaik setelah kami selesai memainkan TOD, hal itu membuatku lebih lega dan senang karena bisa bercerita banyak hal yang aku rasakan selagi pulang. Udara dingin pun berubah menjadi udara yang lebih hangat. Akupun mengantarnya ke kos dan aku melanjutkan perjalananku kembali ke kosku.Â
Pilihanku ikut ke Kaliurang merupakan pilihan yang tepat. Perjalanan itu meninggalkan kesan yang tidak terlupakan karena perjalanan kali ini dilakukan bersama teman-teman. Walaupun dingin yang menusuk tubuh, tetapi itu terbayarkan lunas karena kami saling bertukar opini serta bertukar cerita menjadi bumbu-bumbu penyedap yang menemani kami dipenghujung malam. Sejenak kami melupakan penatnya kehidupan perkuliahan, kami hanya tersenyum dan tertawa mendengarkan segala cerita yang teman kami sampaikan. Meski singkat tapi bermakna, mungkin itu adalah salah satu malam yang berarti bagiku selama aku tinggal di Jogja.Â