Mandalika telah menjadi buah bibir di seluruh dunia karena setelah 25 tahun lamanya Indonesia menunggu, kini Indonesia dapat menggelar lagi balap motor MotoGP dan Sirkuit Mandalika menjadi saksi bisu perhelatan akbar ini berlangsung. Digelar pada 18-20 Maret 2022.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, berpendapat bahwa pelaksanaan event MotoGP di Sirkuit Mandalika ini dapat menjadi momentum pemulihan ekonomi Indonesia.
Jika kita menarik mundur pada awal pembangunan sirkuit ini, pemerintah mengeluarkan anggaran lebih dari 2 triliun rupiah untuk membangun Sirkuit Mandalika dengan berbagai fasilitas yang berstandar internasional seperti tribun dengan berbagai kelas, aspal sirkuit yang diimpor langsung Inggris dan menurut Dorna aspal yang digunakan adalah aspal terbaik di dunia dan sesuai dengan standar MotoGP, dan menurut Mandalika Grand Prix Association (MGPA) sirkuit ini memiliki standar keamanan yang tinggi bagi pembalap seperti adanya Gravel yang berfungsi untuk menghentikan laju motor yang keluar jalur lintasan dan Gravel ini merupakan produksi lokal dari Nusa Tenggara Barat, lalu adanya penggunaan concrete wall yang menjadi pengaman bagi para penonton.
Perhelatan GP Mandalika tidak terlepas dari cerita-cerita unik dan lucu. Ada beberapa cerita lucu seperti cerita Mbak Rara yang memindahkan awan yang mengandung hujan dengan menggunakan alat musik singing bowl, dan gerakan yang dilakukan Mbak Rara ditiru oleh Fabio Quartararo, lalu ada pembalap Repsol Honda, yakni Marc Marquez yang masuk Rumah Sakit Mataram karena mengalami high side pada saat sesi pemanasan, ini merupakan hal unik karena pembalap sekelas Marquez masuk ke rumah sakit RSUD Mataram, Selanjutnya ada kejadian lucu pada saat pembalap Marc Marquez terjatuh, seorang kru Mandalika mengantar Marquez kembali ke pit menggunakan motor Vario yang pajak kendaraannya sudah mati, hal itu menjadi viral di media sosial.
Seketika Lombok dan Mandalika menjadi ramai dengan wisatawan karena adanya event MotoGP ini. Menurut Kemenparekraf sebanyak 72,98% wisatawan yang hadir di Mandalika berasal dari generasi milenial. Dengan total wisatawan yang hadir lebih dari 102.800 pengunjung. Tentunya dengan tingginya jumlah kunjungan wisatawan tersebut memberikan berbagai dampak di berbagai sektor, seperti di sektor ekonomi, sosial, dan politik.
Dampak Ekonomi Perhelatan MotoGP Mandalika
Perhelatan GP Mandalika ini memberikan berbagai dampak ekonomi seperti, meningkatnya okupansi hotel di NTB. Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB, tingkat okupansi hotel pada tanggal 17-21 Maret telah mencapai 100%. Menurut Kemenparekraf hotel dan homestay menjadi pilihan akomodasi utama dengan rata-rata lama tinggal mencapai 4,2 hari.
Dampak signifikan lainnya dalam sektor ekonomi adalah meningkatnya penyerapan tenaga kerja. Menurut Menparekraf, Sandiaga Uno, sektor-sektor usaha yang berkaitan dengan MotoGP dapat menyerap sekitar 6.900 tenaga kerja. Nilai penyerapan tenaga kerja ini dapat dikatakan meningkat signifikan dibandingkan dengan ajang WSBK 2021 yang hanya menyerap sebanyak 1.475 tenaga kerja saja.
Selain memberi dampak pada penduduk lokal, event MotoGP ini juga mengundang atensi masyarakat. Berdasarkan data dari Mandalika Grand Prix Association (MGPA) sebanyak 91,1% penonton MotoGP Mandalika berasal dari luar Provinsi NTB.
Tingginya atensi khalayak umum untuk hadir memeriahkan gelaran GP Mandalika tentunya memberikan dampak buruk dari sektor ekonomi, yakni harga-harga kebutuhan di Lombok dan sekitarnya akan melonjak tinggi. Bahkan akibat dari adanya GP Mandalika harga tanah di Lombok melonjak hingga 10 kali lipat.
Interaksi Sosial dan Budaya di Mandalika
Interaksi masyarakat lokal dengan pembalap seringkali mengundang atensi netizen di media sosial. Seperti pembalap asal pabrikan Yamaha Fabio Quartararo yang tertangkap kamera sedang membeli kartu sim hp dan berfoto bersama penjual kartu sim hp, lalu ada lagi dari Fabio Quartararo yang meniru gerakan Mbak Rara sebagai pawang hujan di Mandalika, lalu ada pembalap asal Portugal, yakni Miguel Oliviera yang memenangkan balap Mandalika dan mendedikasikan kemenangannya untuk staff hotel yang bernama Risman alasannya karena selama di Mandalika dirinya selalu dibantu oleh Risman.
Selain itu banyak dampak sosial dan budaya yang kurang layak untuk ditiru seperti membuang sampah sembarangan. Permasalahan terkait sampah lagi-lagi mencuat ke permukaan, kurangnya edukasi, kesadaran yang rendah, dan penempatan tempat sampah yang kurang strategis bisa menjadi faktor permasalahan ini muncul ke permukaan.
Pandangan Politik Terhadap Gelaran GP Mandalika
Jika kita mengambil sudut pandang politik, tentunya ini adalah ajang unjuk gigi bagi pemerintah Indonesia di kancah dunia. Dengan masuknya Sirkuit Mandalika ke dalam kalender MotoGP juga menjadi sarana promosi pariwisata khususnya di daerah Lombok. Secara tidak langsung bergabungnya Mandalika dalam kalender MotoGP 2022 cukup mengancam keberadaan Sepang yang sudah bergabung bersama MotoGP sejak tahun 1999. Hal itu karena perbandingan view di sekitar Sirkuit Mandalika, yang langsung berbatasan dengan laut dibandingkan dengan view di sekitar Sirkuit Sepang yang kebanyakan adalah Pohon Palem.
MotoGP Mandalika dapat dikatakan sukses mendapatkan hati pecinta MotoGP di Indonesia. Namun, kita tidak boleh menampik bahwa penyelenggaraan event ini juga memberikan dampak yang besar di berbagai sektor. Adanya gelaran GP Mandalika ini harusnya dibarengi dengan meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia khususnya untuk masyarakat lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H