Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak tujuan wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Hamparan pegunungan yang asri dan menawan sebagai tujuan wisata alam yang selalu memikat dan mendatangkan pengunjung wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Wisata menjelajahi alam sedang menjadi trend saat ini. Banyak wisatawan mancanegara maupun domestik sengaja berkunjung ke sebuah daerah untuk menikmati keindahan alam sekaligus menemukan keunikan budaya lokal masyarakat setempat. Aktivitas wisata pun tak lagi sebatas memenuhi kebutuhan rekreasi tetapi untuk studi lapangan dari kampus seperti saya (lumayan kan penelitian sekaligus refreshing hehe) selain itu dapat memberikan nilai lebih baik dari segi lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.
Wisata alam seperti apa sih yang kamu inginkan? Apakah yang bisa live in, camping, outbound, menikmati sunset dan sunrise, climbing dan raffling, bisa untuk tempat penelitian, tracking, fliying fox, jelajah alam, wisata budaya dan ritual? Bagaimana jika semua itu bisa di dapatkan di satu tempat? Pasti akan sangat menyenangkan , bukan?Â
Semua itu bisa ditemukan di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Bagi yang belum tahu lokasi Gunung Api Purba, letak Desa sangat strategi yang berada ditengah- tengah kota besar yaitu kota Yogyakarta dan Wonosari. Lokasi Desa dan aksesbilitas dapat dicapai melalui jalan raya yang sudah cukup baik juga mempermudahkan para wisatawan untuk datang.Â
Desa wisata Nglanggeran yang terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta memiliki pemandangan yang asri dan epik yang dilengkapi oleh Gunung Api Purba. Di kawasan geosite ini ada beberapa spot wisata, mulai dari Gunung Api Purba Nglanggeran, Embung Nglanggeran, Air Terjun Kedung Kandang, hingga Kampung Pitu.
Penasaran gak asal mula desa Nglanggeran? Penasaran kan pastinya, berikut ceritanya...
Dahulu Nglanggeran hanyalah desa terpencil pengekspor TKI, namun kini masyarakat kembali ke desa untuk membangun desa wisata Nglanggeran. Desa Nglanggeran yang dinobatkan sebagai desa wisata terbaik ASEAN tahun 2016 juga menjadi destinasi wisatawan saat berkunjung ke Gunung kidul, Daerah Istemewa Yogyakarta.  Desa ini mempunyai beberapa destinasi seperti curug kedung kadang, kampung pitu, dan  2 unggulan destinasi yaitu Ekowisata Gunung Api Purba dan Embung Nglanggeran.Â
Selain itu di Desa wisata ini mempunyai program "live in" yaitu kegiatan menginap serta melakukan aktivitas di desa Nglanggeran. Lewat progam live in ini wisatawan bisa berinteraksi langsung seperti melakukan kegiatan atau mengikuti pekerjaan masyarakat sehari- hari lakukan.
Di Desa Nglanggeran terdapat kegiatan- kegiatan masyarakat yang bisa kita pelajari loh sekaligus aktifitas ini juga merupakan mata pencaharaian dari masyarakat itu sendiri seperti kerajinan- kerajinan yang terbuat dari janur sehingga menjadi bentuk- bentuk seperti ketupat, keris, dll.
Kami menggunakan bus untuk transportasi. Saat pertama kali kami sampai di Desa Nglanggeran disambut oleh para POKDARWIS (melihat potensi wisata yang ada, para pemuda dan pemudi yang tergabung dalam karang taruna beserta masyararakat mengelola secara mandiri desa wisata ini, disebutnya pokdarwis), kami juga diajari tata lokal (unggah-ungguh), yaitu mengangkat budaya lokal berupa tata krama kebudayaan Jawa tentunya Jogja untuk dikenalkan kepada wisatawan yang lokal dan mempraktekkannya selama tinggal didesa dari mulai bahasa yang baik, tata krama, sapa menyapa dan etika dari bahasa hingga baju adat yang biasa dikenakan oleh pokdarwis tersebut.
Di Desa Nglanggeran juga dapat melihat sunset dan sunrise, bagi para pencari sunset dan sunrise cocok nih untuk menikmati moment terbenam dan terbitnya matahari dari titik lokasi yang sudah ditentukan pengelola untuk bisa menikmati moment terbaik
Dengan kemandirian masyarakatnya pengembangan Desa Wisata Nglanggeran ini menjadi CBT (Community Based Tourism). CBT yaitu memberikan akses dan kesempatan bagi masyarakat, tentunya memaksimalkan peran serta masyarakat dalam berbagai aspek pembangunan objek wisata yang berkelanjutan. Artinya mayarakat terlibat dalam pelaksanaan pembangunan potensi desa. Dari sini lah desa Nglanggeran menjadi desa wisata terbaik dalam pengelolaan pariwisata berbasis Community Based Tourism.
Gunung Api Purba merupakan gunung batu dari kapur yang dulu pernah aktif. Puncak gunung tersebut adalah Gunung Gede di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 hektar.Â
Gunung itu berupa jajaran gunung batu yang unik. Untuk mencapai beberapa destinasi yang terdapat di desa ini, wisatawan bisa menyewa transport umum unik yang telah disediakan oleh pengelola desa yaitu, mobil bak yang disebut 'Pajero'. Mobil ini jika ingin digunakan, wisatawan harus terlebih dahulu menyewa bersamaan ketika wisatawan memesan paket untuk 'live in' atau menginap.
Kalian pasti mikirnya "wah mobil mahal di Desa untuk transport" salah! Mobil pajero itu  adalah mobil bak yang digunakan untuk mengangkut barang, masyarakat sekitar kerumah warga setempat dan untuk memindahkan sapi dari tempat ke tempat lainnya, pengelola mempunyai ide untuk menggunakan mobil ini sebagai media transportasi untuk wisatawan, karena di desa Nglanggeran tidak ada alat transportasi umum lain seperti angkutan umum, ojek, atau yang lainnya. Mereka mengembangkan dan akan terus menggunakan mobil pajero ini sebagai media transportasi umum untuk wisatawan lokal maupun mancanegara.
Semua kegiatan pembangunan memerlukan dana investasi yang tidak kecil dan memerlukan suatu strategi dalam bentuk perencanaan yang matang. Pertumbuhan aktifitas industri pariwisata yang tidak terkendali akan menimbulkan permasalahan besar serta dampak sosial budaya bagi masyarakat setempat.
Adanya tujuan perencanaan untuk memperluas lapangan kerja dan lapangan ber-usaha bagi penduduk desa, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa. Dengan demikian akan terjadi pemerataan ekonomi di desa. Mendorong orang- orang kota yang secara ekonomi relatif lebih baik, agar senang pergi ke desa untuk berekreasi. Menimbulkan rasa bangga juga bagi penduduk desa untuk tetap tinggal di desanya, sehingga mengurangi urbanisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H