Aliran partikel yang tertarik ke kutub medan magnet bumi akan bertumbukan dengan atom-atom yang ada di atmosfer. Aliran partikel yang berada di atmosfer, lebih tepatnya di Sabuk Van Allen akan dibawa oleh angin matahari ke lapisan ionesfer yang nantinya akan terionisasi. Â Pada lapisan inilah aurora terbentuk dan dapat dilihat.
Figure 2 Sumber: idntimes.com
Reaksi antara partikel angin matahari dengan atmosfer bumi menghasilkan berbagai macam warna pada aurora. Perbedaan warna tersebut dipengaruhi oleh jenis atom yang berinteraksi dengan proton dan elektron, mengingat pada ketinggian tertentu jenis atom penyusun atmosfer tidaklah sama. Â Ketika kadar oksigen lebih besar, aurora akan didominasi oleh warna hijau kekuningan, sedangkan ketika kadar nitrogen lebih besar aurora akan didominasi oleh warna kemerahan.
Dapat disimpulkan bahwa proses terbentuknya aurora hingga terbentuk pancaran cahaya yang indah tidak terlepas dari peran penting matahari dan medan magnetik bumi. Munculnya aurora diakibatkan karena pembelokan partikel angin matahari oleh magnetosfer ke arah kutub. Oleh karena itu, di Bumi aurora paling sering muncul di wilayah kutub, dan sangat jarang bahkan hampir tidak pernah terjadi di wilayah Khatulistiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Bertelsen, Nenty. Northern Lights (Aurora Borealis). Diakses pada 16 November 2021, dari https://guidetoiceland.is/connect-with-locals/nentyy/northern-lights-aurora-borealis-2
Izzatunnisa. 2018. FENOMENA AURORA DIKAJI DARI KONSEP KIMIA FISIKA. Â Mataram: Universitas Mataram
Martiningrum, Dyah Rahayu, dkk. 2012.Fenomena Cuaca Antariksa. Bandung: Pusat Sains Antariksa LAPAN.
Mis, Sherly. 2019. Mengapa Bisa Terjadi Aurora di Daerah Kutub? Ternyata Ini 6 Alasannya!. Diakses pada 16 November 2021
Redaksi. 2012. Penyebab Aurora Hanya Terjadi di Kutub. Diakses pada 16 November 2021