Pada saat di titik A yaitu posisi dimana terjadinya bulan purnama Gaya gravitasi di titik A (Fa) lebih besar daripada gaya gravitasi di titik B (Fb) atau gaya gravitasi (F) lainnya di posisi yang tidak mengalami bulan purnama. Hal ini menyebabkan air laut tertarik ke darat sehingga terjadilah pasang air laut di permukaan Bumi.
Berdasarkan penelitian Steven Salzberg dari Johns Hopkins University, USA yang berjudul “Can Intermittent Fasting Reset Your Immune System?”, yang menyatakan saat berpuasa ayyamul bidh (saat sedang bulan purnama) semua toksin atau racun yang ada di dalam tubuh manusia dalam keadaan puasa akan dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk urin, keringat, atau saat buang air besar. Hal ini sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia.
Sehingga timbul sel-sel baru yang sehat dalam tubuh sebagai pengganti sel-sel yang mati. Proses keluarnya toksin-toksin dalam tubuh manusia yang sedang berpuasa berkaitan dengan gaya gravitasi di permukaan bumi.
Saat terjadinya bulan purnama maka proses detoksifikasi dalam tubuh lebih cepat karena posisi yang sedang mengalami bulan purnama gaya gravitasinya lebih besar dibandingkan dengan gaya gravitasi di posisi lainnya yang tidak sedang mengalami bulan purnama.
Pada saat bulan purnama, para nelayan bergembira karena pada saat melaut pada senja hari, air laut naik atau pasang sehingga lebih banyak ikan yang menuju ke daratan.
Pasang air laut saat bulan purnama sudah pasti dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi yang lebih besar daripada saat tidak terjadi bulan purnama. Adapun gambar dan rumus posisi bumi saat terjadinya bulan purnama adalah sebagai berikut:
Keterangan gambar:
- Posisi Bulan, Bumi, dan Matahari berada dalam garis lurus.
- Posisi sebelah kanan Bumi mengalami Bulan purnama dan posisi sebelah kiri Bumi mengalami New Moon.
Karena Bumi berotasi maka komponen gaya sejajar di B saling meniadakan dengan gaya gravitasi Bulan di titik C karena Fb=Fc
Keterangan gambar:
- Posisi A mengalami bulan purnama
- Posisi B, C, dan A’ sedang tidak mengalami Bulan purnama