Mohon tunggu...
Vina Saragih
Vina Saragih Mohon Tunggu... Now between jobs..alias masih nyari kerjaan baru (looking for a new job) -

Just a woman who love kids, love teaching them and teaching their parents.. love cooking, love good life; good friends, good food, good experience

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benarkah Kuasa Mahluk Gaib Membantu Bisnis?

19 Oktober 2015   19:03 Diperbarui: 19 Oktober 2015   19:12 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari saya dan 2 teman perempuan ngafe di ** Sun Plaza Medan yang lumayan baru dan lumayan cepat naik daun. Kalau weekend, untuk makan saja kita harus antri (kayak mo ambil sembako gratisan yah). Gitu dapat tempat rasanya senang (kayak baru dapat hadiah). 

Ok, kita pun chit chat berbagi masalah di kantor masing-masing, juga tak lupa pula ada sisipan gosip, hehehe.... (but if it's the real fact then not gossipping yaa....)

Untuk melengkapi kongkow-kongkow, tak lupa pula saya berinisiatif untuk mengambil foto. Karena kami bertiga, jadinya kudu gantian motretnya dan untuk motret kami bertiga minta bantuan mas-mas pelayan cafe.

Saat melihat foto mah ga ada yang aneh ya. Tapi malah setelah beberapa bulan berselang, saat saya mengganti gadget dengan tablet dan saya pindahkan foto-foto dari gadget yang lama ke tablet yang baru. Iseng-iseng, saya buka-buka lagi foto-fotonya dan wow...!!! ketika buka foto kami lagi makan di cafe itu kaget saya! Kok itu dibelakang saya yang harusnya adalah foto menu makanan terlihat seperti bayi atau anak kecil yang telanjang dan bertanduk seperti setan? (tau setan bertanduk dari ilustrasi-ilustrasi di media). 

Saya pun kirim foto itu ke beberapa teman untuk nanya apa cuma saya aja yang melihatnya seperti itu. Namun dari semua teman yang saya kirimin juga dari postingan saya di Facebook, rata-rata bilang iya itu anak kecil bertanduk!!

 

[caption caption="Perhatikan yang dalam lingkaran "]Haiiyaa...!! Jadi kita sebenarnya makan disitu karena emang rasanya enak atau karena telah kena sihir? Isu menggunakan pemanis, pelaris, dll bukan hal yang baru pastinya di telinga kita, tapi pertanyaannya adalah di zaman yang serba modern ini apakah mindset orang-orang kita masih bergantung pada bantuan yang tidak tampak? Rasanya pengen ya ada survey yang bisa mengungkapkan fakta-fakta restoran2 apa saja yang memakai jasa tenaga ahli dari dunia lain, juga bisnis-bisnis lainnya supaya kita para masyrakat bisa makan dengan rasa yang benar bukan rasa yang kena sihir dan kita juga dibawah pengaruh sihir. Well sejauh ini ga ada dampak pada kesehatan fisik ya masih maklum lah ya.. paling kesehatan kantong aja yang kudu dijaga juga, hehehe... 

Setelah kejadian itu, sampai sekarang saya dan keluarga tidak lagi mau makan di cafe tersebut, takut ah ntar anak kecil litu ngikut pulang ke rumah..saya kan penyayang anak-anak.. tapi ga mau kalo yang ada tanduknya, karena saya penakut.. :) 

 

Tulisan ini semata-mata sharing pengalaman pribadi, tidak ada provokasi apa-apa... :) 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun