2.Isu gender
Dahulu para pengisi acara religi hanya dihadirkan laki-laki, maka dihadirkan ustadzah perempuan.
3.Sertifikasi pengisi acara
Bapak Amin Shabana seorang komisioner KPI Pusat mengatakan apresiasinya terhadap karya Bapak Alip Yog Kunandar, Bapak Harmonis Ph.D, serta Bapak Dr. Bono Setyo. "Saya bilang luar biasa karena ternyata isi buku ini bukan hanya berisi terkait dengan temuan data indeks kualitas isi siaran yang menyangkut kategori-kategori religi bahkan mengebangkan isi buku keberbagai dimensi yang menarik untuk dibaca dan dikaji".
Tidak ada sesuatu yang sempurnya, Pak Amin Shabana menambahkan pengembangan yang mungkin bisa menjadi rujukan ketika nanti ada edisi ke 2 yaitu, pelibatan penulis yang bisa mewakili kelompok non muslim, mengulas lebih lanjut tentang ustadz selebritas, melibatkan bahasan teori teori komunikasi massa sepeti agenda setting, uses and gratification, teori kultivasi, teori post truth.
Dari aspek regulasi dalam buku ini sudah memasukan UU 32 P3SPS melihat program religi, Pak Amin Shabana mengatakan "Sebenarnya masih ada ruang-ruang yang bisa diulas sehingga isi buku ini bisa memperkuat bahkan bisa memberi masukan bagi p3sps, karena di KPI sendiri kita sedang berusaha untuk melakukan revisi undang-undang penyiaran juga melakukan revisi p3sps karena tuntutan zaman yang belum tercover p3sps."
Bapak Rendra Widyatama, S.I.P, M.Si., Ph.D. yang mengulas buku ini mengatakan terdapat kata kata yang tidak terlalu obyektif, dari segi aspek kekritisan buku ini masih bisa diexplore, jika diulas dari segi cover, tidak terlalu tampak hal religiusnya, namun dari segi typography dirasanya nyaman.
Kemudian dari bapak Dr. Waryani Fajar Riyanto, M.Ag mengkritis apakah bisa tayangan religi mempengaruhi tingkat regligiusitas masyarakat Indonesia? Yang kita cari ialah dampaknya, maka diperlukan evaluasi secara terus menerus. Religiusitas seseorang itu bukan karena buku, melainkan karena kitab. Perbincangan agama dan media tidak bisa tanpa manusia, karena yang religious bukan medianya akan tetapi manusianya. Mungkin ini yang belum dibahas dalam buku tersebut. Dalam bagian penutup hanya terdapat dua paragraph, mungkin dikarenakan terburu-buru dalam penerbitannya.
Seminar bedah buku ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang menambah pengetahuan baru tentang Religiusitas dari Layar Kaca. Sekian, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H