Mohon tunggu...
Qalam Wardah
Qalam Wardah Mohon Tunggu... Freelancer - learner

learner

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku adalah Rindu

21 September 2019   15:06 Diperbarui: 21 September 2019   15:08 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Aku adalah cerita lama
Sejauh rindu
Aku adalah kemarau merindu salju
Aku adalah kabut yang merindu debu 

Hatiku terbakar rindu
Laut tempatku merindu
Hujan tempatku mengadu
Angin lalu mengirimkan mu ,  rindu 

Hutan lebat sedalam sanubari
Meredam jiwa yang merindu
Rinduku mengalir bagaikan takdir
Menyiram api sendu pada kalbu

Pada bunga rindu tersimpan rahasia
Sebuah nama yang terukir dalam doa
Batu yang diam adalah hati
Yang sengaja pura-pura mati

Aku adalah rindu, selembut salju
Kali ini tak butuh mentari
Agar bisa selalu berseri
Dalam rindu yang berperi 

Aku adalah rindu
Tak merindu sendu
Selamat tinggal
Nanti kita bertemu

(Jakarta, 20 September 2019, dalam rindu hati yang mengadu)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun