Strategi Daring
Semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020, berbagai kegiatan pameran dan bazar yang biasa Ical ikuti otomatis terhenti. Padahal, dari situ biasanya ia mampu meraup omzet puluhan juta rupiah.
Meski begitu, Ical tak ingin menyerah. Berbagai cara untuk mempromosikan dan memasarkan produk dia lakukan. Selain berjualan secara offline, Ical juga membuat toko online dengan memanfaatkan media sosial Instagram dan marketplace Shopee.
Untuk mempercantik toko online, ia menyiapkan visual yang bagus untuk setiap produk agar menarik. Pemotretan setiap produk dilakukan secara detail dan profesional demi mendapatkan gambar yang berkualitas.
Ical juga menyajikan cerita di balik setiap karya yang dihasilkan. Sebagai contoh, dia membuat narasi tentang makna motif tapis pada tas genggam, lain lilit, jilbab, dan produk lain.
Narasi lalu ditampilkan sebagai caption saat mengunggah gambar produk di toko online. Strategi itu ternyata cukup efektif menarik konsumen. "Setiap bulan, selalu ada pesanan online yang kami terima," ujarnya. Â
Untuk menekan biaya produksi dan mencegah penumpukan stok, Ical memanfaatkan pemasaran dengan sistem pre-order.Â
Desain yang telah dipromosikan melalui media sosial baru diproduksi saat ada pesanan. Pendekatan pada pelanggan setia juga dilakukan dengan menawarkan produk setiap kali ada desain baru.
Di situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, Ical lebih mengoptimalkan promosi gratis. Caranya dengan meminta testimoni dari para pembeli setianya. Ulasan mengenai produk Ical Craft dari para konsumen lalu ditampilkan pada sejumlah media promosi, seperti Instagram dan WhatsApp untuk menarik calon pembeli lainnya. Â
Sebagai pelaku usaha produk kreatif, Ical juga aktif mengikuti perkembangan dan responsif terhadap kebijakan pemerintah daerah. Dia mencontohkan, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lampung Riana Sari pernah mengimbau agar para pegawai di Lampung bangga memakai produk lokal.
Dari situ, Ical berinisitif membuat produk tas kanvas berornamen tapis yang bisa dipakai ke kantor. Alhasil, produk itu laris manis dibeli para aparatur sipil negara (ASN) di Lampung.