Indonesia merupakan negara ketiga terbanyak merokok di dunia setelah China dan India. Berdasarkan data Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi perokok di atas usia 15 tahun meningkat menjadi 33,8 persen, dan jumlah perokok berusia 10 hingga 18 tahun meningkat dari 7,2 persen pada 2013 menjadi 9,1 persen pada 2018.
Padahal, jelas ada slogan yang mungkin sudah sangat kita kenal, yaitu “Merokok membunuhmu”. Meski begitu, pecandu tidak peduli. Karena efektivitas komunikasi simbolik yang dimediasi oleh gambar atau bahkan cerita sangat bergantung pada budaya, pendidikan, dan adat istiadat.
Budaya kita tidak suka membaca buku, terlibat dalam diskusi karakter verbal langsung, atau bahkan secara langsung mempengaruhi orang sakit secara negatif. Ketidakefektifan larangan merokok tercermin dari jumlah perokok di Indonesia yang terus meningkat dan tingginya tingkat merokok.
Oleh karena itu, jauhilah rokok sedini mungkin karena jika sudah mencobanya maka akan sulit untuk melepasnya. Apabila anda stress sebisa mungkin jangan mencobanya, lakukanlah hal yang berguna lainnya.
Jika sudah kecanduan sebaiknya menyibukkan diri untuk melakukan aktivitas produktif. Seperti olahraga atau hal lain untuk mengalihkan perhatian dari rokok dan juga disarankan untuk membuang semua rokok yang dimiliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H