Rintihan rakyat jelata semakin tak terkira,
Mata terpejam jemari ke atas.
Perut yang tak sama selalu terdengar
Hingga ke ujung pelosok.
Perekonomian semakin morat-marit,
Si miskin makin tertindas,
Tak berdaya karena situasi yang ada.
Sejuta asa terucap kepada sang penguasa
Berharap adanya uluran tangan datang dengan manis.
Namun, lagi dan lagiÂ
Si tikus berdasi berulah,
Menghancurkan semua asa
Menghancurkan semua kepercayaan yang telah kami beri.
Si tikus telah memakan semua hak kami,
Ingin Jiwa ini berontak,
Hati menjerit
Berharap hukuman tuk si tikus.
Tapi, lagi dan lagi,
Hukum tak berpihak.
Selamat wahai penguasa,
Candamu menyisakan duka tiada tara.
Kami kembali terbaring
diam, tak berdaya.
Hanya bisa bertanya
Canda apa lagi yang akan datang