Indonesia memiliki jutaan pengguna sosial media seperti TikTok, Instagram, twitter dan YouTube. Menurut survei Populix pada akhir Maret 2022, YouTube, sebagai salah satu platform terkemuka, masih mendominasi dengan 94% responden yang sering menggunakannya. Namun, di balik tingginya penggunaan media sosial, terdapat pula berbagai tantangan yang perlu dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah maraknya KBGO terhadap perempuan. Berdasarkan laporan SAFENet, pada tahun 2021, terdapat 677 kasus KBGO yang dilaporkan. Bentuk KBGO terbanyak adalah penyebaran konten pribadi tanpa konsen.
Memahami KBGO
KBGO atau Kekerasan Berbasis Gender Online terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari komentar hate speech hingga pelecehan dan ancaman yang terang-terangan.
Apa saja yang termasuk KBGO? Berikut rincian beberapa jenis-jenis KBGO yang umum digunakan pelaku:
- Pelecehan Verbal: Komentar yang menghina, hinaan, dan panggilan nama berdasarkan jenis kelamin atau penampilan adalah hal biasa.
- Pelecehan Seksual: Pesan seksual yang tidak diinginkan, konten cabul, dan cyber flashing adalah bentuk pelecehan seksual online.
- Doxxing:Â Mengungkapkan informasi pribadi korban secara online, seperti alamat atau nomor telepon mereka, membuat mereka terancam pelecehan lebih lanjut dan kemungkinan ancaman offline.
- Berbagi Konten Pribadi Tanpa Izin: Membocorkan foto atau video intim tanpa persetujuan wanita adalah bentuk pelecehan online yang menghancurkan.
- Peniruan Identitas: Membuat akun palsu untuk melecehkan ataumenyebarkan rumor tentang seorang wanita dapat merusak reputasi dan status sosialnya.
Contoh Kasus KBGO
Salah satu contoh kasus KBGO adalah sosok Kak Nisa, host acara edukasi anak-anak di YouTube dan TikTok bernama Kinderflix. Akhir Desember 2023 kemarin, ia menjadi viral karena komentar-komentar tidak pantas yang diterimanya. Kak Nisa yang dikenal dengan gaya edukatifnya yang fresh dan interaktif, ternyata menarik perhatian orang dewasa yang 'nyasar' menjadi viewers Kinderflix. Komentar-komentar dari orang dewasa ini bukannya mengapresiasi, malah menjadikan Kak Nisa sebagai objek seksual, meskipun ia selalu tampil tertutup dan berhijab. Contoh kekerasan berbasis gender yang menimpa Kak Nisa menjadi pengingat bahwa ancaman terhadap perempuan dan anak-anak tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia digital. Hal ini menunjukkan perlunya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga privasi dan menghormati orang lain di ruang digital, terutama pada konten edukasi anak.
Dampak Buruk KBGO
Konsekuensi dari KBGO sangat luas. Ini dapat menyebabkan:
- Gangguan Psikologis: Ketakutan, kecemasan, depresi, dan bahkan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah efek samping yang umum.
- Isolasi Sosial: Korban mungkin menarik diri dari ruang online dan bahkan, interaksi kehidupan nyata untuk menghindari pelecehan lebih lanjut.
- Penurunan Harga Diri: Negativitas yang terus-menerus dapat berdampak negatif pada persepsi wanita tentang dirinya sendiri.
- Pembungkaman Suara: Ketakutan akan pelecehan online dapat menghalangi perempuan untuk mengekspresikan diri secara bebas secara online.
Melindungi Privasi dan Membangun Ketahanan
Di era digital, menjaga privasi sangatlah penting. Berikut adalah beberapa cara perempuan dapat meningkatkan keamanan online mereka:
- Pengaturan Privasi
Menggunakan kata sandi yang kuat, menyesuaikan pengaturan privasi di platform media sosial. Selain itu, mempertimbangkan dengan hati-hati siapa yang akan terhubung dapat meminimalkan paparan terhadap penyerang potensial.
- Berbagi Secara Selektif
Berhati-hati dengan konten yang Anda bagikan secara publik dan menjaga informasi pribadi tetap rahasia dapat mengurangi risiko doxxing.
- Mekanisme Pelaporan
Platform media sosial menyediakan sarana untuk melaporkan pelecehan. Memanfaatkan sistem ini dapat membantu meminta pertanggungjawaban pelaku.
Peran Pemerintah dalam Memerangi KBGO
Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam memerangi KBGO. Pendekatan dua arah yang melibatkan legislasi dan kampanye kesadaran sangatlah penting.
- Penegakan Hukum
Memperkuat undang-undang yang ada seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) untuk menangani KBGO secara khusus sangatlah penting. Sayangnya, proses penanganan KBGO di Indonesia masih dihadapkan pada dilema antara penggunaan UU ITE dan UU TPKS. Di satu sisi, UU ITE dinilai berpotensi mengkriminalisasi korban karena fokusnya pada pencemaran nama baik dan penyebaran informasi. Di sisi lain, KBGO dalam UU TPKS, meskipun baru, dianggap lebih berpihak pada korban dengan fokus pada pemulihan dan perlindungan hak-hak korban.
- Kampanye Kesadaran
Kampanye kesadaran publik yang berfokus pada mengidentifikasi dan menanggapi KBGO diperlukan. Kampanye ini harus ditargetkan ke sekolah, komunitas, dan platform media sosial.
Bagaimana Jika Korban Mengalami KBGO?
Jika Anda mengalami KBGO, ingatlah bahwa Anda tidak sendirian. Berikut cara Anda dapat mengatasi situasi ini:
- Dokumentasikan Pelecehan: Ambil screenshot pesan kasar atau rekam upaya pelecehan online sebagai bukti.
- Laporkan Pelecehan: Laporkan pelecehan ke platform tempat kejadian itu terjadi dan pertimbangkan untuk mengajukan laporan polisi.
- Cari Dukungan: Hubungi teman, keluarga, atau grup online di media sosial \untuk mendapatkan dukungan emosional.
- Istirahat: Terkadang, menjauhkan diri dari ruang online untuk sementara waktu bisa bermanfaat.
Langkah Kolektif Memerangi KBGO
Berikut beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk mencapai tujuan ini:
Pemerintah:
- Menerapkan dan menegakkan undang-undang yang secara efektif menangani KBGO.
- Mendukung penelitian dan inisiatif edukasi tentang KBGO.
- Bekerja sama dengan platform media sosial, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta untuk mengembangkan solusi komprehensif untuk memerangi KBGO.
Masyarakat Sipil:
- Terus meningkatkan kesadaran dengan sosialisasi tentang KBGO dan mendidik masyarakat tentang cara mencegah dan menanggapinya.
- Menyediakan dukungan dan layanan bagi korban KBGO.
- Melobi pemerintah dan platform media sosial untuk mengambil tindakan untuk memerangi KBGO.
- Mendorong penelitian dan advokasi untuk mengatasi akar penyebab KBGO.
Perempuan dan Anak Perempuan:
- Belajar tentang hak-hak online mereka dan cara melindungi diri dari KBGO.
- Mendukung satu sama lain dan berbicara menentang pelecehan online.
- Laporkan insiden KBGO ke platform media sosial dan pihak berwenang seperti Komnas Perempuan.
- Terus menggunakan ruang online untuk mengekspresikan diri dan terlibat dengan komunitas.
Perlu diingat bahwa memerangi KBGO terhadap perempuan adalah proses yang berkelanjutan. Tantangan baru akan terus muncul seiring perkembangan teknologi dan lanskap online. Namun, dengan komitmen dan upaya kolektif, kita dapat membangun masa depan digital yang lebih cerah di mana perempuan dapat merasa aman dan diberdayakan untuk mengekspresikan diri secara online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H