Mohon tunggu...
Vina Khafifah
Vina Khafifah Mohon Tunggu... Freelancer - copywriting

Penulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fakta Dibalik Isu Viral: dr. Eka Laksmi Hidayanti SpA(K) Jelaskan Kondisi Anak-Anak Jalani Cuci Darah di RSCM

1 Agustus 2024   16:44 Diperbarui: 1 Agustus 2024   16:50 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa waktu terakhir, beredar kabar viral yang menyatakan banyak anak-anak menjalani cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Isu ini memicu kekhawatiran di masyarakat, mengingat cuci darah umumnya diasosiasikan dengan kondisi gagal ginjal serius. Menanggapi hal ini, dr. Eka Laksmi Hidayati, SpA(K), seorang konsultan nefrologi anak dari RSCM, memberikan klarifikasi melalui siniar di RSCM Kencana pada Kamis, 25 Juli 2024.

Dr. Eka menegaskan bahwa meskipun memang ada anak-anak yang menjalani hemodialisis di RSCM, tidak terjadi lonjakan kasus gagal ginjal di rumah sakit tersebut. "Jadi kita cukup kaget ya karena ada berita-berita terkait ini, padahal di RSCM kita tidak mengalami lonjakan," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa isu yang berkembang tidak sepenuhnya akurat dan perlu diluruskan.

Sebagai rumah sakit rujukan nasional, RSCM memiliki layanan khusus untuk cuci darah anak-anak, yang tidak hanya melayani pasien dari Jakarta, tetapi juga dari luar pulau Jawa. Saat ini, sekitar 60 anak menjalani terapi pengganti ginjal di RSCM, dengan 30 di antaranya menjalani hemodialisis rutin. Anak-anak lainnya datang untuk perawatan cuci darah sebulan sekali. Angka ini memang terlihat cukup besar, terutama karena layanan serupa tidak banyak tersedia di rumah sakit lain.

Dr. Eka menjelaskan bahwa beberapa anak yang menjalani hemodialisis di RSCM dipicu oleh berbagai kondisi medis, terutama kelainan bawaan. Kasus penyakit ginjal pada anak yang paling banyak ditemukan adalah sindrom nefrotik. Selain itu, beberapa anak lahir dengan bentuk ginjal yang tidak normal, yang juga dapat memicu kebutuhan untuk cuci darah. Ada juga kasus di mana anak-anak mengalami kista ginjal, yang memerlukan tindakan hemodialisis.

Pernyataan dr. Eka memberikan pandangan yang lebih jelas tentang situasi yang sebenarnya di RSCM. Meskipun jumlah anak yang menjalani hemodialisis cukup signifikan, hal ini bukanlah indikator lonjakan kasus gagal ginjal yang mengkhawatirkan. Sebaliknya, ini adalah bukti dari adanya fasilitas kesehatan yang mampu menangani berbagai kondisi ginjal pada anak di RSCM, baik dari Jakarta maupun luar pulau Jawa.

Dengan penjelasan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami situasi yang sebenarnya dan tidak terpengaruh oleh informasi yang kurang akurat. Penting bagi kita semua untuk selalu mencari informasi dari sumber yang terpercaya dan memahami konteks yang lebih luas dalam setiap berita yang kita terima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun