Mohon tunggu...
Vina Indriani
Vina Indriani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Aerobic

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cerita Praktik Baik Problem Based Learning

17 Januari 2023   20:30 Diperbarui: 17 Januari 2023   20:51 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaimana Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Biologi di SMA dengan Model Problem Based Learning?

Tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik dalam pembelajaran biologi materi pencemaran lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning.

Situasi yang menjadi latar belakang yaitu rendahnya motivasi belajar peserta didik sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. Hal ini didukung pula dengan kondisi pandemi selama 2 tahun sangat mempengaruhi motivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik cenderung tidak termotivasi untuk melakukan literasi terhadap materi pembelajaran, apalagi ketika dihadapkan dengan soal-soal literasi numerasi. Latar belakang masalah dari pelaksanaan praktik pembelajaran ini yaitu:

  • Peserta didik belum terbiasa dalam mengerjakan soal-soal pemecahan masalah literasi, matematis, dan sains berkonteks dan HOTS.
  • Peserta didik terbiasa dengan soal-soal LOTS.
  • Peserta didik kesulitan dalam membangun strategi penyelesaian masalah.
  • Peserta didik sudah beranggapan bahwa soal-soal yang menampilkan grafik, tabel atau bagan itu sulit.
  • Peserta didik belum mampu menggunakan interpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil kesimpulan.
  • Peserta didik belum mampu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan).
  • Guru kurang maksimal menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
  • Soal-soal yang disajikan oleh guru belum menunjukan literasi numerasi.
  • Rencana pembelajaran belum mendukung proses literasi numerasi peserta didik.
  • Kegiatan pembelajaran kurang merangsang peserta didik untuk memecahkan masalah, membuat peserta didik kesulitan dalam menghadapi soal-soal berbasis literasi numerasi. Untuk itu, guru harus bisa menciptakan proses pembelajaran yang merangsang kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dan menentukan solusi serta menganalisis grafik, tabel atau bagan. Hal ini menjadi tantangan bagi guru di kelas.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena literasi dan numerasi ini sudah menjadi permasalahan yang umum pada setiap mata pelajaran, dengan praktik pembelajaran ini diharapkan peserta didik mendapatkan keterampilan dasar literasi numerasi untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Karena kemampuan literasi dan numerasi ini saling melengkapi dan digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu praktik ini diharapkan bisa memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi bagi rekan guru lain.

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab guru dalam praktik ini?

Peran saya dalam praktik ini adalah memilih dan menentukan model, media dan metode sebelum melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah. Kemudian menyusun LKPD berbasis masalah dan menyusun soal-soal analisis dalam bentuk grafik, tabel atau bagan. Dalam PPL ini saya bertanggung jawab penuh untuk mengatasi masalah yang dialami peserta didik. Untuk itu perlu perencanaan yang matang sebelum aksi yang akan dilakukan.

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut ?

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru beserta pakar, maka beberapa tantangan yaitu:

  • Guru belum maksimal dalam penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan relevan dengan kebutuhan peserta didik. Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat maka dapat membantu ketercapaian keberhasilan belajar peserta didik.
  • Peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang mengharuskan mereka untuk menganalisis pemecahan masalah dan mencari alternatif solusi dari permasalahan tersebut dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peserta didik biasa hanya bersikap pasif dan menerima materi sepenuhnya dari guru.
  • Kurangnya pemanfaatan TPACK oleh guru. Di abad 21 seperti sekarang ini, guru dituntut dapat menguasai teknologi secara maksimal dan dapat diterapkan di kelas. Hal ini menjadi tantangan berat bagi guru yang belum menguasai teknologi secara mahir.
  • Peserta didik belum terbiasa mengerjakan LKPD berbasis masalah, karena peserta didik terbiasa mengerjakan LKPD yang jawabannya dapat diakses langsung dari google. Hal ini menjadi tantangan berat bagi guru untuk membiasakan peserta didik dalam kegiatan literasi.
  • Pemilihan media ajar yang tepat oleh guru. Membuat media pembelajaran yang menarik juga menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Guru harus bisa menciptakan media pembelajaran yang menarik dan sesaui dengan karakteristik materi dan karakteristik peserta didik itu sendiri. Dalam hal ini guru harus bisa menganalisis media yang dapat diterapkan. Media menjadi kendali penting untuk meningkatkan minat peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas.

Siapa saja yang terlibat? Semua pelaku pendidikan terlibat dalam tantangan ini, baik peserta didik, guru maupun kepala sekolah. Salah satu kunci pembelajaran yang efektif adalah guru mampu menyampaikan pengetahuan dengan jelas dan penuh antusiasme. Menjadi guru fasilitator yang sukses sangat bergantung pada kemampuan guru menciptakan hubungan yang harmonis dengan peserta didik. Hubungan tersebut akan meningkatkan kemungkinan bahwa siswa akan memperhatikan dan memahami pesan guru. Pemilihan model pembelajaran, media pembelajaran dan metode pembelajaran adalah tantangan tersendiri bagi guru.                                                                                         

Kepala sekolah sebagai manajer yang bertanggung jawab terhadap maju mundurnya satuan pendidikan yang menjadi wilayah otoritasnya, yang paling pertama harus dilakukannya adalah merumuskan visi kepemimpinannya, mempersiapkan sekolah yang layak untuk penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran, dan mengoptimalkan layanan seluruh stafnya untuk mempercepat kemajuan serta menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung, misalnya pengadaan in fokus serta speaker di sekolah. In fokus tersebut tidak hanya satu agar semua guru ketika mengajar dapat maksimal menerapkan TPACK. Bersamaan dengan itu, kepala sekolah juga harus terus melakukan analisis terhadap kesesuaian hasil belajar siswa dengan visi dan tujuan sekolah, kebutuhan siswa, kebutuhan studi lanjut, serta mengarahkan guru untuk menyesuaikan program pembelajaran dan proses pembelajaran dengan pencapaian visi tersebut, serta dengan berbagai variabel kebutuhan siswa untuk studi lanjut dan bahkan untuk mampu menyesuaikan diri dengan kehdupan sosial kemasyarakatan serta berbagai perubahan yang terjadai sangat cepat dalam kehidupan sosial.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru sesuai tantangan yang dihadapi antara lain:

Pemilihan model pembelajaran

  • Guru menerapkan model pembelajaran Problem based learning. PBL dapat meningkatkan literasi numerasi siswa, pembelajaran yang bermakna dan membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah kehidupan sehari-hari serta menunjang karir di masa yang akan datang (Astuti et al., 2019). Menurut Enggar Desnylasari (2016), model PBL menggunakan pendekatan saintifik yang mempunyai langkah-langkah sistematis dan ilmiah sehingga diharapkan dapat diterapkan untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya.

Sintaks Problem Based Learning

  • Orientasi Masalah 
  • Dalam tahapan ini guru menayangkan video melalui proyektor tentang bahaya popok sekali pakai. Kemudian peserta didik mengamati video tentang bahaya sekali pakai dan peserta didik melakukan tanya jawab terkait video tersebut, Selanjutnya guru menjelaskan mengenai LKPD berbasis masalah yang akan diselesaikan oleh peserta didik.
  • Mengorganisasikan Peserta Didik

Peserta didik ditugaskan oleh guru mengerjakan LKPD berbasis masalah. Setiap kelompok mengerjakan LKPD dengan permasalahan yang berbeda. Melalui LKPD, peserta didik menganalisis permasalahan mengenai bahaya popok sekali pakai, fenomena sampah plastik, kebakaran hutan, ancaman bahaya merkuri, dan emisi gas methana.

  • Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok 
  • Guru memonitor peserta didik dalam pengerjaan LKPD. Peserta didik melakukan diskusi mengenai permasalahan yang disajikan dalam LKPD. Guru melakukan tanya jawab, baik secara individu maupun kelompk mengenai permasalahan yang disajikan dalam LKPD. Peserta didik merumuskan permasalahan, dampak dan solusi melalui LKPD berbasis masalah. Peserta didik membuat grafik berdasarkan data yang disajikan dalam LKPD. Peserta didik membuat infografis untuk presentasi kelompok.
  • Menyajikan Hasil Karya

Peserta didik memaparkan hasil diskusi kelompok melalui presentasi kelompok. Guru membimbing presentasi kelompok dan menanggapi hasil presentasinya.

  • Menganalisis dan Mengevaluasi Permasalahan
  • Peserta didik menganalisis permasalahan melalui sesi tanya jawab pada saat presentasi kelompok. Guru membimbing dengan cara memberi penguatan dan evaluasi terhadap hasil analisis peserta didik.

  • Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran

Media pembelajaran menjadi salah satu penunjang keberhasilan peserta didik belajar. Media yang saya gunakan adalah media visual dan audio visual. Media ini berupa ppt canva dan video pembelajaran. Ppt Canva dan video harus menarik untuk diamati oleh peserta didik.

  • Penyusunan LKPD Berbasis Masalah

Menurut Olyvia Oshi Arestu (2018), pembelajaran  dengan menggunakan  LKPD  Biologi  hasil  pengembangan problem  based  learning dapat  meningkatkan  kemampuan memecahkan masalah peserta didik pada materi pencemaran lingkungan kelas X SMA. LKPD yang saya susun merupakan LKPD berbasis masalah yang menyajikan 5 permasalahan pencemaran lingkungan yaitu mengenai bahaya popok sekali pakai, fenomena sampah plastik, kebakaran hutan, ancaman bahaya merkuri, dan emisi gas methana.

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan?

Dampak dari penerapan model Problem Based Learning, media visual dan audio visual, serta penerapan metode diskusi kelompok, dan tanya jawab pada peserta didik kelas SMA Negeri 2 Subang yaitu :

  • Peserta didik lebih antusias mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dalam proses pembelajaran mereka distimulus untuk memecahkan permasalahan, menentukan dampak dan solusi dari permasalahan tersebut. Hal tersebut, membuat mereka lebih bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya media audio visual mereka lebih tertarik dari pada proses pembelajaran. Selain media audio visual saya juga mengunakan media PPT Canva yang membuat proses pembelajaran lebih menarik, pengisian LKPD yang juga menggunakan E-LKPD dan penunjukan kelompok yang presentasi diacak menggunakan Spinner Wheel, serta evaluasi pembelajaran menggunakan Quizziz sehingga pembelajaran lebih bervariasi di mata peserta didik.
  • Dengan rasa ketertarikan itulah membuat mereka bersemangat untuk menyelesaian masalah dalam bentuk LKPD yang dibagikan guru di kelas. Kemampuan literasi numerasi pun terlihat cukup baik, hal itu terlihat dari sebagian besar kelompok sudah mampu membuat grafik berdasarkan data yang disajikan dalam LKPD. Keaktifan mereka juga terlihat di kelas. Sehingga mereka dapat berkolaborasi dengan dengan baik sesama anggota kelompok. Metode diskusi dianggap berhasil membuat mereka lebih aktif di kelas. Selain metode diskusi, guru juga menggunakan metode tanya jawab. Dengan adanya metode ini keberanian mereka muncul untuk bertanya ketika mengalami kesulitan belajar peserta didik. Selama ini mereka hanya pasif dalam proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun