Jejak audit dari operasi database yang dihasilkan, akan berguna bagi DBA (Database Administrator) dalam memelihara audit trails dari waktu ke waktu, guna menganalisa akses dan modifikasi data pada DBMS (Database Management System).
Database administrator (DBA) adalah seorang admin dalam pengeloaan sistem komputer bekerja secara khusus untuk melakukan perawatan (Maintenace) ruang lingkup database serta mengarahkan semua kegiatan keamanan data. Tanggung jawab utama DBA profesional adalah menjaga integritas data.
Implementasi Database Auditing
Implementasi database merupakan suatu tahapan dalam proses perancangan database. Tahap ini merupakan implementasi dari hasil pemodelan logical dan fisikal. Dan bahasa perintah yang digunakan, baik itu untuk definisi data, ataupun penyimpanan data, yang harus sesuai dengan DBMS yang dipilih. DBMS adalah sistem software yang digunakan untuk menyimpan, mengatur, dan memastikan data-data tersebut tersimpan dengan aman. Contoh DBMS (Database Management System) diantaranya MySQL, PostgreSQL, Oracle Database, dll.
Implementasi Database Auditing yang memanfaatkan sinkronisasi DBMS, biasanya mengunakan metode pengembangan sistem Waterfall. Sistem waterfall ini terdapat dalam SDLC (Software Development Life Cycle). Pengembangan sistem dengan menggunakan metode Waterfall, menjadikan tahap pengembangannya menjadi terstruktur, karena model waterfall menggunakan pendekatan sistematis dan berurutan. Tahapan model waterfall antara lain requirement, design, implementation, verification,dan maintenance.
Proses Database Auditing
Proses database auditing dihasilkan dari fungsi sinkronisasi yang bekerja secara terus menerus pada sistem sumber. Fungsi sinnkronisasi mulai bekerja ketika terjadi manipulasi event pada database eksisting, yaitu ketika user memasukkan data baru, mengubah atau menghapus data atau beberapa field pada database eksisting.
Membangun auditing berbasis sinkronisasi DBMS membutuhkan semua aktivitas DML seperti insert, update, dan delete. Auditing berbasis sinkronisasi DBMS memiliki satu kelemahan, dimana tidak semua aktivitas database dapat terekam, seperti aktivitas DCL dan DDL. Setiap tabel pada sistem sumber akan dibagi menjadi tiga events, masing-masing terdiri dari fungsi insert, update dan delete. Data masukan yang didapat kedalam table auditing merupakan data yang dihasilkan dari fungsi sinkronisasi dari setiap event DML yang terjadi pada database eksisting.
Hasil Database Auditing