Penjelasan Audit Piutang
Audit adalah laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan diperiksa oleh pihak independen secara sistematis dan kritis, guna mendapatkan opini tentang kewajaran suatu laporan keuangan perusahaan (Agoes, 2012).
Menurut Arens (2017), auditing adalah bukti informasi yang dikumpulkan dan dievaluasi, lalu dilaporkan guna menentukan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan.
Piutang merupakan bagian dari akun aset lancar pada laporan keuangan, yang mencakup seluruh uang yang akan diklaim sebuah perusahaan dari entitas lain, baik itu perorangan, perusahaan, maupun organisasi (Warren, 2015). Menurut Rudiantoro (2012), piutang usaha adalah piutang yang muncul dari penjualan atas barang maupun jasa.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa audit piutang usaha merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak independen kepada sebuah perusahaan, berkaitan dengan saldo piutang yang timbul dari penjualan perusahaan tersebut untuk menentukan kesesuaian informasi atas saldo piutang usaha dengan kriteria yang sudah ditetapkan.
Perencanaan Audit
Menurut Arens dkk (2012), penting bagi auditor untuk membuat rancangan penugasan dengan tepat, agar auditor mendapatkan bukti yang cukup dengan situasi yang dihadapi, guna mempertahankan biaya audit yang tetap wajar, dan terhindar dari kesalahpahaman dengan kliennya.
Menurut Arens dkk (2012) dari kedelapan proses perencanaan audit tersebut, ada 5 (lima) bagian penting dari perencanaan, yaitu:
- Menerima klien,
- Melaksanakan perencanaan awal,
- Memahami bisnis dan industri klien,
- Menilai risiko bisnis klien, serta
- Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan.
Tujuan Audit Piutang
Menurut Arens dkk (2012), tujuan dari audit saldo piutang usaha, adalah untuk memastikan jumlah piutang usaha sama dengan file induk piutang usaha tersebut, jumlahnya sudah dihitung dengan benar dan sesuai dengan buku besar dalam neraca saldo. Keberadaaan piutang usaha yang telah dicatat, dan seluruh piutang usaha yang telah dicantumkan secara akurat, diklasifikasikan sebagai piutang usaha.
Arens (2012) menjelaskan bahwa untuk menguji rinci saldo piutang usaha, auditor harus menentukan dan memilih bukti audit yang akan digunakan, kemudian memverifikasi saldo akun piutang usaha tersebut, setelah sebelumnya mempertimbangkan materialitas kinerja, melaksanakan pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.