Umumnya, konflik akan terjadi saat pandangan mengenai apa yang dianggap benar tentang etiket berkomunikasi berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok tua mungkin akan menganggap kelompok muda kurang sopan saat memunculkan istilah slang dalam komunikasi terkait pekerjaan. Sementara generasi muda mungkin akan menganggap generasi muda tidak progresif, bertele-tele bahkan tidak luwes dalam komunikasi.
Agar perbedaan tersebut menjadi kekuatan, tim sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan perlu memberikan perhatian lebih terhadap kondisi ini. Supaya ada hal yang bisa menjembatani gap antara kedua generasi ini. Caranya bisa dilaukan dengan menggelar pelatihan yang mendorong semangat inklusivitas, seminar, bahkan membuat rencana untuk menggelar acara non formal di luar kantor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H