Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - partime journalist

Senang bercerita

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inilah Kisah yang Dapat Dipetik dari Kesuksesan Pesawat Jumbo Milik Amerika

12 November 2022   10:27 Diperbarui: 12 November 2022   13:14 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ramai diperbincangkan orang detik-detik saat pesawat militer Amerika Serikat mendarat di Bandara Ngurahrai Bali. Konon, pesawat itu mengangkut pimpinan negara adidaya dunia dan sejumlah delegasi G20 lainnya dari Amerika Serikat.

Berbicara tentang pesawat terbang memang menarik dan tidak ada habisnya. Saya selalu berpikir bahwa pesawat terbang adalah simbol tingginya peradaban suatu bangsa. Bagaimana tidak, pembuatan pesawat terbang memakan waktu yang lama dan melalui proses yang sangat rumit. Mustahil tercipta sebuah pesawat canggih tanpa SDM yang handal, tekun dan sabar.

Berdasarkan informasi yang beredar, pesawat militer milik Amerika Serikat yang mendarat itu berjenis Boeing C-17 Globemaster, pesawatnya luar biasa besar dan gagah. Boeing memang merupakan salah satu perusahaan burung besi terbesar di dunia. Pesawat ini juga merupakan pemain utama dalam bisnis penerbangan komersil di dunia. Coba lihat saja di Indonesia, rata-rata maskapai penerbangan menggunakan pesawat dari Boeing.

Boeing yang hari ini kita lihat tentulah berbeda dengan Boeing pada 20-30 tahun yang lalu. Saat pertama kali memproduksi, Boeing mungkin hanya bisa memproduksi pesawat kecil dengan mesin yang seadanya. Namun Boeing terus melakukan riset dan pengembangan tanpa henti dan dalam waktu yang lama. Hasilnya, ia dapat memproduksi pesawat pesawat canggih dan berhasil menjadi pemain utama dalam bisnis pesawat terbang.

Amerika punya Boeing lantas Indonesia punya apa? Indonesia pun sebenarnya telah lama memiliki PTDI. Namun, jangan ditanya mengapa PTDI tidak bisa sejajar dengan produsen pesawat terbang lain yang ada di dunia, karena ada berbagai alasan dan analisa yang melatarbelakanginya. Tetapi PTDI pun seiring waktu terus metahuman berbagai riset dan pengembangan hingga akhirnya berhasil membuat pesawat N219 Nurtanio. Setidaknya, terdapat sejumlah sikap yang dapat dipelajari dan tentunya ditiru dari Boeing.

  • Miliki growth mindset

  Sebagai manusia biasa tentunya kita harus menyadari bahwa kita semua tidak sempurna. Disamping itu kita juga tidak bisa merpikir bahwa mencari ilmu dan menetukan tujuan hidup tidak berhenti sampai bangku universitas atau sekolah-sekolah formal. Diluar itu, justru mindset untuk terus belajar dan berkembang harus terus dimiliki. Karena dunia ini terus mengalami perubahan dan kemajuan kea rah yang lebih baik, oleh karenanya, kita pun dituntut untuk terus maju dan berkembang.

Memiliki growth midset memang tidaklah nyaman dan menyenangkan, bayangkan kita dituntut untuk terus mempelajari dan mendalami suatu bidang, melakukan percobaan, kegagalan dan berbagai riset. Oleh karenanya, aturlah waktu untuk bekerja, bermain dan belajar dengan baik, supaya kita dapat metahuman keseimbangan dalam hak dan kewajiban.

  • Miliki sikap yang gigih

Sebagian orang berkatan, kegigihan orang biasa akan mengalahkan orang pintar yang gampang menyerah. Sikap gigih berarti pantang menyerah dan mau untuk terus mencoba walaupun kegagalan terus menghampiri. Bayangkan saja, dalam pembuatan pesawat terbang yang dituntut untuk teliti, jika para pegawainya tidak meiliki kegigihan, pasti produk tersebut tidak akan sebagus sekarang.

Sikap gigih memang tidak bisa datang tiba-tiba, sikap ini harus terus dilatih bahkan sejak manusia berada dalam fase anak-anak. Karena, mental gigih inilah yang menjadi salah satu modal utama dalam hidup, ketika mengalami kesulitan dan kegagalan.

  • Miliki Sikap Sabar

Mental untuk terus belajar, berkembang dan sikap yang gigih akan sia-sia tanpa kesabaran, karena kesabaran pun merupakan bagian yang tak ter[isahkan dalam perjalanan hidup. Saat menghadapi kegagalan atau masalah, sikap sabar akan menuntun kita untuk tidak bersikap berlebihan dan reaksioner. Sabar adalah menahan diri dan menunggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun