Alkisah di sebuah desa bernama purbasari, hidup keluarga miskin bernama Esih, Esih memiliki anak perempuan bernama iin. Iin lalu menikah dengan lelaki baik hati bernama komar. Karena kemiskinannya, iin tidak mampu membeli dan bertahun-tahun tinggal di rumah ibunya.
Â
Meskipun tetangga iin selalu mengejek dan menjauhinya karena miskin , sebagai ibu esih tak pernah menghiraukannya. Sebaliknya, Esih selalu menasihati dan menyemangati anaknya agar bekerja lebih keras lagi.
Â
Suatu hari saat iin dan komar sedang berjualan di pasar, iin melihat sebuah truk yang sedang menurunkan telur-telur ayam kea gen telur. Melihat kejadian itu, ia menjadi berpikir bagaimana kalau ia dan suaminya komar menjadi peternak ayam saja, mengingat permintaan orang terhadap telur ayam sangatlah tinggi.
Â
" mas komar, coba lihat truk dan kedai itu. aku lihat setiap dua hari sekali puluhan karton telur yang dijual di kedai itu habis terjual. Bagaimana kalau kita menjadi peternak ayam saja," pinta iin kepada suaminya.
Â
"aku ikut maumu saja in. tapi aku tak tahu bagaimana kita memulainya, dan apakah kamu siap jika saat merintis usaha kita menemui banyak kesulitan." Tanya komar
Â
Iin meyakinkan kepada suaminya bahwa kegagalan adalah suatu hal yang biasa. "Mas, aku sudah biasa hidup susah dari kecil, yang harus kita lakukan adalah  berusaha. Kalau sudah mencoba kita pasrahkan hasilnya kepada Allah SWT," jawab iin.
Â
Bulan berganti tahun, tanpa mereka sangka ternyata kerja keras mereka membuahkan hasil. keuntungan yang iin dan komar dapatkan dari beternak ayam sangatlah besar. Mereka bahkan bisa meraup untung hingga ratusan juta per bulannya.
Â
Iin dan komar segera menjadi orang kaya di kampung itu, hal yang mengesankan adalah kedermawanan mereka. Sejak mereka merintis usaha untuk beternak ayam, iin dan komar tak pernah lupa bersedekah.
Â
Setiap minggu mereka selalu menyisihkan uang untuk diberikan kepada anak-anak yatim, janda, dan orang-orang miskin yang ada di kampungnya.
Â
Tak hanya itu, setiap tahun menjelang idul fitri mereka pun rutin menyalurkan zakat, setiap perayaan idul adha, iin dan komar pun selalu melaksanakan qurban.
Â
Hal ini terus ia lakukan hingga saat ini. Iya juga percaya bahwa dalam rejeki yang ia dapatkan saat ini, ada hak orang miskin, anak yatim dan orang-orang yange lemah. Iin dan komar juga selalu ingat ayat al-qur'an yang menjelaskan tentang sedekah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H