Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - partime journalist

Senang bercerita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Persiapan Kembali Belajar Dimasa Pandemi

3 Januari 2021   23:46 Diperbarui: 4 Januari 2021   00:19 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama hampir satu tahun menjalankan rutinisan sebagai guru online bagi anak saya, terdapat banyak sekali tantangan yang saya hadapi. Khususnya dalam menyelenggarakan rutinitas belajar yang menyenangkan. Saya pikir selama pandemic ini, seorang ibu memiliki peran berlipat dibanding biasanya. Apalagi jika jumlah anak sekolah lebih dari satu, pasalnya tak semua anak dapat belajar mandiri menggunakan gawai dan laptop, selain itu seorang ibu saat melakukan pembelajaran online dituntut untuk menggantikan posisi guru dalam mendampingi anak dalam pelajaran yang tidak dimengerti.

Kendala lain yang saya hadapi selama melaksanakan pembelajaran online adalah adanya rasa bosan yang dikeluhkan anak karena mengerjakan setumpuk tugas. Harus diakui memang selama pembelajaran ini dilangsungkan para guru cenderung memberikan lebih banyak tugas dibanding belajar dengan sistim tatap muka. Hal lain yang menghilang saat sekolah ditutup adalah tidak adanya sosialisasi dan interaksi antar siswa. Padahal sosialisasi dengan teman sebaya sangatlah penting bagi perkembangan sosial anak.

Untuk menyukseskan pembelajaran online, seorang guru atau Ibu harus memiliki pemikiran analitik. Dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi pada anak. Materi maupun proses pembelajaran, guru, orangtua dan pemerintah harus berkolaborasi dan saling mendukung satu sama lainnya. Selain itu guru dan orangtua harus punya strategi dan persiapan khusus untuk kembali belajar setelah libur sekolah usai dilaksanakan.

Persiapan mental                   

bagi sebagian besar orangtua, mengajarkan nilai-nilai baik di usia dini mungkin menjadi tuntutan. Seperti mengajarkan disiplin dalam waktu belajar dan mengerjakan tugas sekolah. Untuk mewujudkan harapan tersebut tentu tidak mudah, apalagi jika usia anak masih seumuran TK. Anak saya contohnya usianya baru lima tahun, saat dia dituntut untuk belajar dirumah dengan mengenakan seragam sekolah dan duduk manis didepan laptop seringkali menolak dan marah-marah. Hal itu mungkin saja terjadi karena dia dihadapkan pada rutinitas baru.

Emosi anak yang tidak stabil kadang mempengaruhi mood seorang Ibu yang seringkali terpancing dengan rengekan anak. Untuk memulai kembali belajar online seorang Ibu harus memiliki persiapan mental dalam menghadapi anak belajar. Karena emosi Ibu akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan karakter anak.

Persiapan mental yang harus dimiliki Ibu tak lain adalah dengan menahan diri dan tidak memaksakan kehendak sendiri. Ibu dapat melonggarkan aturan dalam mengerjakan tugas sekolah saat anak mulai terlihat bosan, tetapi bukan berarti dia harus mengikuti semua keinginan anak. Dengan membatasi aturan-aturan yang sudah ditetapkan dan melonggarkan aturan saat anak mulai merasa bosan dapat menjadi alternatif untuk mempersiapkan diri kembali belajar online

Persiapan finansial

Bagi sebagian orang membeli kuota internet secara berkala mungkin bukan masalah serius, tetapi bagi rumahtangga yang keadaan ekonominya kurang baik membeli kuota internet merupakan hal yang sulit. Oleh karena itu sebelum memulai kembali belajar online setiap rumahtangga harus memiliki persiapan finansial. Selain itu sekolah dan pemerintah harus ikut membantu mendukung penyelenggaraan sekolah online tersebut dengan memberikan bantuan finansial maupun peralatan belajar seperti laptop dan smartphone

Menjadi sangat miris jika siswa tidak dapat melakukan belajar online karena siswa tersebut tidak memiliki smartphone. Suatu hari saya pernah makan siang di sebuah rumah makan di bilangan ciputat. Restoran tersebut memiliki konsep terbuka dengan berbagai macam fasilitas outdoor seperti pemancingan ikan dan arena bermain anak, disana terdapat pula koleksi hewan-hewan yang dibuat dengan konsep mini zoo.

Saat anak saya hendak menunggangi kuda, saya bertanya kepada petugasnya karena dia terlihat masih usia sekolah. Saat saya tanya apakah dia masih sekolah dia menjawab berhenti sekolah saat menginjak kelas 6 sekolah dasar karena oranbtuanya tidak memiliki smartphone untuk melakukan belajar online. Seharusnya sekolah mendata dan benar-benar memperhatikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi siswa dalam melaksanakan belajar online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun