Pada tahun 2030 saja populasi penduduk Indonesia diprediksi akan mencapai angka 318 juta jiwa. Sedangkan jika kita mengandalkan impor dari luar, bagaimana jika negara pengimpor kita pun mengalami masalah serupa?
Reformasi Pendidikan
Nelson Mandela, Presiden Afrika Selatan pada periode 1994-1999 pernah mengatakan bahwa "education is the most powerful weapon which can use to change the world".
Pendidikan sejak dulu telah disebut-sebut sebagai alat untuk mengubah masa depan. Sistem pendidikan di Indonesia saat ini nampaknya masih didominasi oleh pemberian teori ketimbang praktik. Reformasi pendidikan dalam arti sempit dapat diartikan memperbanyak praktik daripada teori.
Dalam pelajaran lingkungan hidup misalnya, para siswa harus sejak dini ditanamkan mengenai ancaman ketahanan pangan dan energi yang dapat diantisipasi dengan aksi sederhana. Membuat aksi menanam pohon dan bagaimana merawatnya misalnya. Para siswa dengan cara tersebut dapat ditutuntut 2 hal.
Jika satu siswa menanam satu pohon sejak mereka SD dan dituntut untuk merawatnya hingga jenjang SMA maka manfaatnya akan sangat terasa. Bayangkan saja jika ada 30 juta siswa di Indonesia yang menjalankan aksi serupa.
Masalah lingkungan akan sedikit teratasi, siswa juga dilatih untuk bertanggung jawab. Selain itu akan muncul kesadaran untuk menjaga dan merawat bumi.
Menjadi Agroboy dan Agrogirl
Selama ini petani masih didefinisikan sebagai pekerjaan yang berkutat dengan ladang atau sawah. Definisi petani pun hanya terbatas dalam lingkup subsisten dan nonsubsisten. Pandangan tersebut sebenarnya harus diubah. Dengan mereduksi makna petani, citra petani yang dianggap sebagai pekerjaan rendahan pun akan memudar.
Agroboy dan agrogirl adalah sebuah tawaran konsep petani bagi mereka yang bercocok tanam, baik itu mereka yang mengomersilkan hasilnya atau tidak. Pada beberapa tahun ke depan semua orang di Indonesia mungkin harus menjadi agroboy dan agrogirl. Namun semua itu harus dikenalkan dan dimulai dari sekolah hingga ia dewasa
Kaderisasi agroboy dan agrogirl dapat dilakukan di sekolah dalam pelajaran lingkungan hidup. Pentingnya kaderisasi ini tak lain adalah karena kelak tanaman pangan seperti jagung dan gandum pun berpotensi menjadi bahan baku energi. Dengan mempersiapkan pengetahuan dan kewaspadaannya sejak dini, mereka akan terstimulasi dan termotivasi untuk membuat sebuat terobosan bagi kemajuan pertanian.
Pemuda dan pemudi di desa dan di kota pun dapat membentuk komunitas dan organisasi dengan dilembagakannya konsep pertanian masa depan ini