Mohon tunggu...
Vina Erni Pratiwi
Vina Erni Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - freelancer

Puan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Urgensi Ekofeminisme pada Generasi Alpha

16 November 2022   01:02 Diperbarui: 16 November 2022   01:07 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ekofeminisme pertama kali dimunculkan oleh Fancoise d'Eaubonne dalam buku Le Feminisme Ou La Mort tahun 1974. Ekofeminisme pertama kali berkembang di India dalam bentuk gerakan memeluk pohon pada tahun 1980an sebagai protes dan aktivitas menentang perusakan lingkungan hidup.  

Ekofeminisme merupakan penggabungan antara ekologi dan feminisme. Penggabungan ini berdasarkan suatu renungan bahwa dominasi serta diskriminasi yang dialami baik oleh lingkungan hidup maupun perempuan, bersumber dari problem yang sama yakni, budaya patriarki. Sehingga perjuangan untuk bumi sejatinya adalah perjuangan demi keadilan dan kesetaraan sosial-ekologis.

Metafora "Ibu Bumi" pada awalnya dipandang sebagai hal yang positif karena mengandaikan adanya kesadaran bahwa alam layaknya seorang ibu yang telah memberikan banyak manfaat kepada manusia tanpa memungut imbalan. 

Penggunaan metafora "Ibu Bumi" berguna sebagai monumen penghargaan terhadap kodrat perempuan. Namun metafora tersebut memunculkan kecurigaan mendasar di kalangan ekofeminis bahwa asosiasi antara alam dan perempuan justru menunjukkan posisi keduanya sebagai entitas yang sama-sama lemah. 

Di Indonesia "Ibu Bumi" seringkali kita sebut sebagai Ibu Pertiwi. "Ibu Bumi" ialah alam seperti ibu pada umunya, bisa baik dan bisa pula merusak. Bisa baik dengan melahirkan tanaman yang memiliki sejuta manfaat untuk manusia namun juga bisa merusak ketika alam "mengamuk" sehingga butuh kontrol dari manusia.

Lalu bagaimana pandangan ekofeminisme terhadap "Ibu Bumi"?, "Ibu Bumi" menjadikan alam dan perempuan itu sama-sama lemahnya jadi perlu untuk dilindungi, jika perempuan perlu dilindungi oleh laki-laki maka alam perlu dilindungi oleh manusia. Feminisasi alam dan perempuan yang disamakan dengan alam menjadikan sterotip bahwa perempuanlah yang harus merawat alam. Konsep "Ibu Bumi" yang berujung pada feminisasi alam adalah hasil dari kecelakaan.

Meskipun ekofeminisme setuju bahwa bubungan antara perempuan dengan alam adalah penyebab utama seksisme dan naturisme, mereka tidak bersepakat dalam  hal  apakah  hubungan  perempuan dengan alam, pada dasarnya, bersifat biologis dan psikologis, ataukah, pada dasarnya, bersifat sosial dan kultural. 

Mereka juga tidak sepakat mengenai hal apakah perempuan harus menghilangkan, menekankan, atau membentuk kembali hubungannya dengan alam, pada  titik inilah beragam aliran feminisme sendiri, muncul pula beragam  aliran ekofeminisme.

Generasi Alfa adalah anak dari Generasi Millenials dan adik dari Generasi Z. Kelompok yang masuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 2010 sampai 2025. Generasi Alfa muncul pada tahun 2005, nama ini ditentukan dari hasil survey yang diadakan oleh Mark McCrindle, seorang analis sosial dan demografi.

Sebuah generasi tidak hanya dibentuk berdasarkan orang-orang yang lahir dalam periode waktu yang sama. Setiap generasi yang tumbuh dan dibesarkan pada tahun berbeda tentunya juga memiliki karakternya masing-masing. 

Karakter ini dipengaruhi oleh politik, budaya, atau peristiwa yang terjadi pada periode tersebut. Sebagai contoh, Generasi Baby Boomer yang lahir pada pasca perang di kisaran tahun 40-an sampai 60-an memiliki karakter yang lebih senang terhadap kestabilan. 

Mereka menjunjung kepemimpinan sehingga sering bertabrakan dengan generasi yang lebih muda. Lain lagi dengan generasi X yang lebih skeptis dan individualis, dilanjutkan dengan orang-orang generasi Y yang lebih fleksibel serta lebih toleran terhadap perubahan.

Urgensi ekofeminisme terlihat sangat jelas saat ini karena di Indonesia sedang terjadi krisis lingkungan hidup dan meningkatnya konflik sumber daya alam. Peran ekofeminisme menjadi lebih penting, karena perempuan adalah yang paling terdampak dalam konflik lingkungan hidup. Posisi perempuan semakin rentan dalam lingkungan dan kehidupan sosial. 

Perempuan merupakan korban dari suatu sistem yang bertumpu pada ketimpangan dan eksploitasi. Demikian juga yang terjadi pada alam, gerakan ekofeminis di dunia muncul sebagai reaksi protes terhadap ketimpangan tersebut. 

Adapun perubahan yang diupayakan oleh perempuan adalah dengan melahirkan kepemimpinan perempuan dalam gerakan-gerakan lingkungan hidup. Problem yang sistemik, terjalin melalui pandangan ekonomi, sosial, dan politik yang mengandalkan diskriminasi, kompetisi, dan kekerasan. 

Ekofeminis ingin merombak sistem tersebut dengan tidak ada lagi hierarki antara manusia dan alam. Perubahan ini bisa terjadi jika ditempuh secara politis, diperjuangkan melalui transformasi budaya yang mengarah pada keadilan ekologis/keberlanjutan, juga transformasi politik yang meninggalkan pandangan lama mengenai politik, khususnya yang memisahkan antara manusia dan alam.

Dalam kehidupan sehari-hari, ada pilihan perempuan yang berisiko pada perusakan lingkungan seperti penggunaan pembalut plastik. Sementara penggunaan tampon dan cawan menstruasi yang lebih ramah lingkungan masih berbenturan dengan budaya dan mitos keperawananan. 

Gaya hidup yang peka terhadap ekologi dimulai dari hal-hal sederhana namun memberikan dampak besar pada lingkungan hidup, salah satunya adalah mengurangi limbah. 

Hal yang paling urgen saat ini adalah bagaimana mencegah meningkatnya suhu bumi. Perlu terobosan agar tidak lagi tergantung pada bahan bakar fosil. Perlu didorong suatu revolusi energi ke arah energi terbarukan (surya dan bayu).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun