Faktor lingkungan dapat berupa kebisingan di luar maupun di dalam rumah. Suara-suara yang tidak nyaman dapat menyebabkan susah tidur.
Penderita insomnia yang sudah akut atau parah akan membutuhkan bantuan dokter untuk mengatasi gangguan sulit tidur. Biasanya oleh dokter akan di resepkan suplemen melatonin, obat-obatan, dan bisa juga dengan perilaku kognitif dari dokter. Pengobatan yang dilakukan oleh dokter bergantung pada seberapa parah kondisi tiap-tiap pasien. Pengkonsumsian obat tidur tidak dianjurkan untuk di konsumsi dalam jangka waktu yang lama karena dapat menimbulkan efek samping, antara lain :
1. Toleransi obat
Yang dimaksudkan dengan toleransi obat disini adalah bahwa seseorang yang meminum obat tidur akan mengonsumsi obat-obatan lebih banyak daripada biasanya agar obat tersebut bisa bekerja pada tubuhnya. Jika dibiarkan lama kelamaan seperti itu akan menyebabkan kekebalan akan obat pada tubuh.
2.Ketergantungan obat
Jika seseorang terlalu sering mengonsumsi obat tidur, itu akan membuatnya ketergantungan sehingga tidak bisa tidur apabila tidak mengonsumsi obat-obatan tersebut.
3.Gejala sakau
Jika seseorang berhenti menggunakan obat tidur secara tiba-tiba, dia akan mengalami gejala sakau seperti halusinasi, mual, gampang berkeringat dan badan gemetar.
4. Reaksi alergi
Penggunaan obat tidur secara terus menerus dapat menimbulkan alergi parah yang disebut dengan istilah anafilaksis. Contoh salah satu reaksi ini adalah angioderma atau pembengkakan parah pada wajah.
Selain gangguan-gangguan di atas terdapat juga beberapa gangguan lain seperti pusing, mulut kering, mimpi yang tidak seperti biasa, gatal dan bengkak-bengkak, pernapasan terasa tertekan, gangguan ingatan dan tidak fokus, dsb. Bagi yang mengalami susah tidur dapat dicegah dengan cara berikut :