Seminar Proposal bukanlah hal yang biasa bagi mahasiswa tingkat akhir yang memperjuangkan dirinya untuk sampai di tahap itu. Seminar proposal menjadi momen yang penting bagi mahasiswa tingkat akhir. Pasalnya momen ini akan menjadi permulaan perjuangan mahasiswa dalam mendapatkan gelar sarjana yaitu dengan menyelesaikan skripsi.
Budaya pop (Pop Culture) didefinisikan sebagai kumpulan ide, opini, perilaku, meme, gambar, dan fenomena lain yang dipilih melalui konsensus informal dalam arus utama suatu budaya. Secara sederhana, budaya pop diartikan sebagai budaya yang cenderung dikenal dan disukai oleh sebagian besar masyarakat pada umumnya dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Dapat kita simpulkan bahwa itu adalah konsep budaya yang trendi dan kekinian, yang kemudian diikuti oleh banyak orang dan mengakar secara informal.
Jika dikaitkan dengan kasus kita, khususnya semprotulation, penulis memberikan sedikit alur dari terciptanya istilah semprotulation sebagai alasan mengapa keduanya terhubung.
Pertama, penulis tidak dapat menemukan data spesifik tentang siapa, di mana, dan kapan kultur sempro ini pertama kali dilakukan. Menurut pengamatan dan analisa saya pribadi, budaya semprotulation ini sebenarnya sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu, namun pada puncak perkembangannya bisa dilihat pada masa akademik pasca covid-19 yaitu sekitar tahun 2021 hingga sekarang. Dugaan saya prosesi ini bisa saja dilakukan sebelum adanya covid, namun dalam hal ini postingan dan cara pengucapannya mungkin tidak menggunakan kata semprotulation seperti sekarang.
Kedua, tren semprotulation muncul ketika penggunaan jejaring sosial menjadi lebih umum dan pengguna harus lebih kreatif agar postingan mereka diperhatikan oleh publik, oleh karena itu muncul istilah semprotulation.
Ketiga, sedikitnya alasan diadakannya seminar proposal karena mahasiswa yang masuk sudah menyelesaikan Tahap 1 persiapan skripsinya dan penulis berpendapat bahwa diadakannya acara semprotulation ini semata-mata didasarkan pada trend dan desakan untuk ikut dalam sistem sosial dan budaya populer itu yang diterima atau disepakati oleh mayoritas mahasiswa.
Keempat, karena sudah menjadi budaya populer, mau tidak mau, seorang mahasiswa harus berpartisipasi sebagai upaya agar tidak masuk ke dalam kelompok mahasiswa konservatif yang “ketinggalan jaman”.
Dari alur yang dijelaskan di atas, penulis menyimpulkan bahwa semprotulation sudah tertanam dalam budaya pop mahasiswa saat ini, budaya populer yang diikuti dan dicintai oleh banyak mahasiswa dan dalam hal ini hampir menjadi kebutuhan modern bagi mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H