Mohon tunggu...
Vina Ameliasari
Vina Ameliasari Mohon Tunggu... Freelancer - L.U.C.U

Everyday is sunday

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengelolaan Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus

3 Juli 2021   15:46 Diperbarui: 3 Juli 2021   16:16 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam membuat program modifikasi perilaku guru perlu menentukan tujuan yang ingin dicapai, guru juga harus memilih dan merencanakan strategi dalam melakukan modifikasi perilaku. Strategi yang dilakukan guru dapat berupa pemberian penguatan pada keberhasilan pencapaian langkah-langkah kecil hingga pada akhirnya tujuan utama dapat tercapai atau biasanya disebut dengan pembentukan (Shaping). Strategi berikutnya berupa rangkaian atau Chaining yang meliputi perilaku yang muncul dan saling berhubungan. 

Pemberian contoh atau  modeling juga termasuk salah satu strategi yang dapat digunakan karena mudah diajarkan dan dilakukan kepada anak khususnya pada sesuatu hal yang konkret. Pemberian petunjuk dan pengurangan berangsur-angsur (prompting and fading) maksudnya adalah  menggunakan stimulus yang akan diberikan untuk memunculkan perilaku target serta mengurangi petunjuk yang diberikan ketika rangsangan utama mulai efektif dalam membentuk perilaku sasaran. 

Strategi yang lainnya adalah kontrak pada keadaan yang tak terduga (contingency contracting) yang berupa perjanjian antara guru dan siswa tentang perilaku yang diinginkan dimana sasaran dan konsekuensi pencapaian siswa harus tertulis secara spesifik. Tanda penghargaan (token economy) adalah strategi pemberian penguatan sebagai bentuk penguatan sekunder, dan tanda tersebut dapat ditukar dengan hadiah yang beraneka ragam. 

Tanda penghargaan dapat berupa bintang, smiley face, pin dan benda menarik lainnya yang tidak dapat ditiru oleh anak. Generalisasi merupakan strategi yang dilakukan ketika suatu perilaku yang telah dipelajari seseorang dalam sebuah situasi akan dilakukan lagi dalam kesempatan lain namun tetap dalam situasi yang sama.

Adapun cara untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku berlebih adalah dengan Penghilangan (Extincton) yaitu meningkatkan frekuensi atau intensites dari perilaku sasaran dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian. 

Dalam mengurangi perilaku berlebih pada anak juga dapat dilakukan dengan cara memindahkan anak dari setiap kemudahan untuk mendapat penguatan. Menanggung kerugian atau response cost juga dapat digunakan untuk mengurangi perilaku berlebih, konsepnya adalah kerugian dibayar oleh anak atas perilaku yang tidak sesuai, misalnya: tidak menyelesaikan tugas, tidak tepat waktu, melempar barang hingga rusak. 

Penghilangan penguatan secara sistematik (tanda penghargaan berkurang, pemberian bekal saat jam istirahat dikurangi, mengganti barang yang dirusak), saat memberikan penguatan, siswa diinformasikan tentang akibat yang ditanggung. Pengendalian fisik digunakan saat anak menunjukkan perilaku melukai diri atau pun orang lain. 

Pengendalian ini dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih jauh tanpa menggunakan kekuatan berlebih yang menyakiti anak. Menghindari hukuman dapat menciptakan hubungan yang baik antara guru-siswa, Usahakan untuk merangsang anak agar menghasilkan penurunan dari kemunculan perilaku berlebih. 

Pemulihan juga merupakan cara memperbaiki kondisi lingkungan seperti semula atau kondisi sebelum munculnya perilaku yang merubah kondisi lingkungan. Pembedaan Pada Penguatan Menghadirkan penguatan rangsangan setelah anak menunjukkan perilaku yang diinginkan dan menunda penguatan apabila anak menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun