Mohon tunggu...
Vina AmeliaMaharani
Vina AmeliaMaharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Universitas Airlangga

Saya seorang mahasiswa aktif program Studi S1 Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Universitas Airlangga, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Informasi: Langkah Awal Bijak dalam Memilih Informasi

5 Juni 2022   21:42 Diperbarui: 5 Juni 2022   21:53 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seiring berkembangnya globalisasi dan informasi saat ini, tentunya diiringi dengan berkembang dan bertambahnya kebutuhan informasi seseorang. Kebutuhan informasi terus bertambah dengan beragam pola kehidupan bermasyarakat sehari -- hari. 

Setiap individu, apapun profesi atau pekerjaannya, pasti mereka membutuhkan informasi dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat sehari -- hari. Maka dari itu, penting bagi setiap orang untuk memiliki kemampuan literasi informasi yang baik dan bijak agar setiap individu mampu untuk memilih informasi dalam kehidupan sehari -- hari. 

Menurut ALA (American Library Association) seseorang yang "melek" informasi adalah seseorang yang tidak hanya menyadari dan mengenali kapan waktu dibutuhkannya informasi, namun juga dapat melakukan pengaksesan dan pengevaluasian informasi yang dibutuhkan dan dianggap benar -- benar penting. 

Mereka juga dapat menggunakan informasi secara efektif dalam melakukan pemecahan masalah dan penimbangan keputusan (Putri & Irhandayaningsih, 2021).  Sehingga dapat dikatakan bahwa orang yang "melek" informasi adalah seseorang yang memiliki keahlian untuk belajar menemukan, mengelola, mengevaluasi, memilah -- milah, serta menggunakan informasi dengan bijak sesuai dengan aturan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.

Dalam berselancar di media sosial, media sosial merupakan ruang terbuka yang tidak memiliki pembatas dalam berinteraksi, sangat mudah bagi seseorang untuk mendapat dan membagikan informasi. Dan juga tidak jarang ditemukan informasi -- informasi hoaks yang dibagikan di media sosial. Menurut Sub Direktorat Pengendalian Konten Internet Ditjen Aplikasi Informatika Kominfo, ditemukan 1387 hoaks yang terjadi selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Dari data tersebut, tentunya bukan angka yang kecil, dan tidak terhitung juga berapa masyarakat yang termakan akan informasi hoaks yang beredar.

Contoh lain yang dapat kita temukan dan berada di sekitar kita adalah kasus hoaks penyebaran informasi mengenai Covid-19. Salah satu contohnya yaitu "penyembuhan virus corona dengan bawang putih" Menurut KOMINFO, klaim bawang putih dapat menyembuhkan virus corona adalah hoaks. Dari pernyataan hoaks tersebut, tentunya menciptakan berbagai opini dalam publik dan menimbulkan berbagai berita simpang siur yang tidak diketahui kebenarannya.

Dalam memilih dan mencerna informasi, masyarakat dan pengguna harusnya dapat menanamkan sikap selektif dan bijak, karena tidak semua informasi tersusun sesuai dengan fakta ataupun data -- data yang dapat dipertanggungjawabkan. 

Menurut survei Katadata Insight Center (KIC) dan Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO), sebanyak 11,9% masyarakat Indonesia pernah menyebarkan informasi bohong atau hoaks, jumlah tersebut meningkat 11,2% dari tahun sebelumnya. Dalam survei KIC mengenai status literasi digital di Indonesia, tingkat literasi digital di Indonesia belum sampai pada level "baik". Hal ini juga menjadi penyebab masyarakat Indonesia belum dapat memilih informasi dengan bijak dan tepat. 

Perlu adanya edukasi untuk masyarakat dalam memilih informasi di internet. Dalam memilih informasi melalui website, ada beberapa domain yang perlu diketahui oleh masyarakat, domain yang dapat dipercaya dan domain yang kurang dipercaya. Contoh domain yang dapat dipercaya adalah ac.id, go, gov, org, shc, or.id, co.id, edu. Sedangkan, domain yang kurang terpercaya, diantaranya com, blogspot, wordpress, net, web.id. Melalui domain yang terpercaya, masyarakat dapat menemukan informasi yang baik dan tepat sesuai kebutuhan masing -- masing individu. 

Begitupula dalam memilih informasi melalui media sosial. Masyarakat harus tetap menggali fakta dalam setiap opini yang beredar dalam media sosial, karena banyak ditemukanpengguna media sosial yang membagikan informasi dengan fakta yang tidak jelas dan tidak dapat dipertanggung jawabkan keberadaannya. 

Oleh karena itu, mari menjadi masyarakat yang bijak dalam memilih informasi dan mencerna informasi, agar integritas dalam bangsa juga tetap terjaga dan menghindari berita simpang siur yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Referensi : 

Putri1, S. C., & Irhandayaningsih, A. (2021). Literasi Informasi Generasi Millennial dalam Bermedia Sosial untuk Mengatasi Penyebaran Berita Hoax Terkait Covid-19 di Kabupaten Pati. Anuva, 5(3), 491--504.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun