Kesimpulannya bahwa setrika memerlukan adanya panas untuk memudahkan dalam menghaluskan permukaan pakaian. Energi panas yang ditimbulkan oleh setrika ini diperoleh dari konversi energi listrik. Prinsip kerja alat tersebut bermula dari penutupan saklar bimetal pada rangkaian, sehingga arus mengalir dari sumber tegangan menuju lampu, kemudian melalui saklar, dan melalui hambatan lilitan kawat nichrome pada elemen pemanas.
 Akibat besarnya nilai resistansi pada hambatan tersebut, maka akan menimbulkan panas yang besar. Panas tersebut akan ditransfer secara konduksi dari elemen pemanas menuju alas setrika, sehingga alas setrika mulai memanas dan siap digunakan.Â
Ketika panas pada pengatur suhu tingkatan tertentu telah mencapai puncaknya, maka arus akan otomatis terputus akibat prinsip pemuaian bimetal yang mengakibatkan saklar terbuka. Hal tersebut digunakan agar tidak menimbulkan overheat (panas berlebih) pada elemen pemanas, sehingga tidak mengalami kerusakan maupun terbakar.Â
Mekanisme perpindahan kalor yang terjadi pada alat setrika listrik ini terdapat pada kontak langsung antara elemen pemanas dengan alas setrika. Panas akan merambat dari elemen pemanas secara konduksi menuju ke alas setrika karena panas ditransfer tanpa adanya perpindahan massa di antara kedua logam tersebut.
Daftar Pustaka
Karim, Wirawan Abd. 2016. Setrika Listrik. https://www.academia.edu/5201930/SETRIKA_LISTRIK
https://www.fisika.co.id/2021/03/proses-perpindahan-panas-pada-setrika.html
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Perpindahan%20Kalor-BPSMG/materi1.html
https://www.carailmu.com/2021/06/prinsip-kerja-setrika.html
https://indonesianjournalofclinicalpathology.or.id/news/1571/energi-mekanik-tidak-terdapat-pada.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H