Seorang peseluncur mendorong dirinya ke depan dengan mendorong es dengan gaya tegak lurus terhadap bilah sepatu. Karena gesekan bilah dengan es hampir nol, ini adalah satu-satunya cara dia bisa mendorong dirinya sendiri ke depan. Prinsip fisika ini bisa diilustrasikan lewat gambar di bawah.
Gambar 3. Arah gerak sepatu luncur
Sumber: https://www.real-world-physics-problems.com
Saat peseluncur mendorong dengan kaki belakangnya, gaya tegak lurus F diberikan pada sepatu oleh es. Komponen gaya F yang mengarah ke depan inilah yang mendorong peseluncur ke depan. Pada saat yang sama, sepatunya yang lain terangkat atau meluncur di atas es. Saat peseluncur bergerak maju, dia kemudian beralih ke kaki lainnya dan mendorong es dengan kaki itu, dan prosesnya dicerminkan. Untuk mendorong es dengan gaya maju yang lebih besar (dan berakselerasi lebih cepat), peseluncur meningkatkan sudut, yang meningkatkan komponen gaya dalam arah gerakan. Begitu pun dengan arah mudur mirip dengan konsep fisika pada arah maju.
Kecepatan menggerakan kaki paling banyak seorang peseluncur sekitar 7 m/s, dan saat mulai bermain dari keaadan awal merupakan gaya dorong ke depan terbesar. Dan kecepatan kakinya relatif terhadap es pada titik ini yaitu 7 m/s. Kecepatan relatif ini berubah ketika peseluncur memperoleh kecepatan. Dan ada kecepatan maksimum yang dapat dicapai seorang peseluncur, yang secara langsung dipengaruhi oleh seberapa cepat ia dapat menggerakkan kakinya di atas es. Menganalisis fisika untuk menentukan kecepatan maksimum melibatkan melihat biomekanik peseluncur.
Seorang peseluncur akan berjongkok atau membungkuk ke depan sesuai arah gerakan untuk menjaga keseimbangannya saat berakselerasi ke depan. Hal ini mencegahnya jatuh karena torsi yang disebabkan oleh komponen gaya F ke depan. Dengan melakukan itu, peseluncur juga menggerakkan pusat massanya ke depan yang menciptakan torsi balik. Counter-torque ini menyeimbangkan torsi yang disebabkan oleh komponen maju F. Dan dengan berjongkok atau membungkuk juga dapat mengurangi hambatan udara dengan mengurangi area frontalnya. Hal ini memungkinkan dia untuk mempercepat, dan mempertahankan kecepatan yang lebih besar.
Gambar 4. Clap skate
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Clap_skate
Dalam olahraga ini, peseluncur menggunakan clapskates yang berengsel di bagian depan, yang memungkinkan bilah untuk tetap rata terhadap es saat peseluncur mengangkat tumitnya. Hal ini meningkatkan waktu yang dapat mendorong peseluncur melawan es untuk berakselerasi lebih cepat. Trik desain ini lebih bersifat praktis, namun tetap berhubungan dengan fisika. Dalam beberapa olahraga ice skating, seperti figure skating, gerakan di atas es melibatkan seni dan keterampilan teknis, sedangkan dalam olahraga lain, seperti speed skating, gerakan di atas es bersifat sangat teknis dan diarahkan pada kecepatan dan efisiensi. Gambar di bawah ini menunjukkan seorang peseluncur yang sedang mengitari lintasan.