Sebagai contoh, bahan ajar berbasis experiential learning ialah pembuatan modul digital interaktif  berbasis experiential learning dalam pelajaran IPA yang dilakukan oleh Novti Lastri dan kawan-kawan tahun 2019 dari Universitas Jambi. Novti membuat modul digital interaktif dengan tahap ADDIE (analysis, design, development, implementation dan evaluation) yang mana didapatkan hasil yang cukup baik sehingga dapat dikatakan bahwa bahan ajar berbasis experiential learning dapat layak digunakan dalam pembelajaran.
Tak hanya Novti, berdasarkan hasil uji coba pengembangan bahan ajar berbasis experiential learning pada pembelajaran fisika yang dilakukan oleh Desi Sulfina Sari dari Universitas Negeri Semarang yang dilakukan pada tahun 2015 didapatkan hasil bahwa bahan ajar yang dikembangkan dengan metode experiential learning dapat dikatakan layak digunakan sebagai panduan belajar karena bahan ajar tersebut dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.Â
Selain itu peserta didik menjadi aktif dalam mendengarkan, mengajukan pertanyaan, menarik kesimpulan yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Dengan menggabungkan metode pembelajaran berbasis experiential pada bahan ajar juga dapat berkontribusi agar pengembangan kemampuan peserta didik menjadi lebih reflektif dan dapat berkontribusi positif terhadap pembelajaran peserta didik.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar berbasis experiential learning pada pembelajaran fisika dapat berpengaruh terhadap pemahaman konsep dan materi pada peserta didik.Â
Selain konsep dan juga materi, dengan metode ini peserta didik dapat mengasah pikiran dan keterampilannya serta dapat menerapkan nilai-nilai positif selama pembelajaran dikarenakan model pengembangan ini sangat erat kaitannya pengalaman yang mana dengan pengalaman, peserta didik menjadi lebih aktif dan lebih lama mengingat apa yang telah dipelajari.
Diharapkan pengembangan bahan ajar dengan metode experimential learning ini dapat digunakan semaksimal mungkin terhadap pembelajaran di Indonesia. Juga sebagai pendidik sudah semestinya dapat memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang seru dan berkesan bagi para siswa agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan hasil dari pembelajaran tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi:
Amir, Musdalifa dan M. Arsyad. (2017). Peranan Pembelajaran Fisika Berbasis Experiential terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF).
Kolb, A. Y. & Kolb, D. A. (2011). Experiential learning theory: A dynamic, holistic approach to management learning, education and development. In Armstrong, S. J. & Fukami, C. (Eds.) Handbook of management learning, education and development.
Lastri, Novti. (2019). Pengembangan e-Modul Berbasis Model Experiential learning pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk SMP Kelas VII. Jurnal Edu-Sains Volume 8 No. 2.
Lestari Ika. (2013). Pengembangan BahanAjar Berbasis Kompetensi (Sesuai dengan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan). Padang:Akademia Permata.