Mohon tunggu...
Vina Nairurrohmah
Vina Nairurrohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profil Mahasiswa

Awali semua dengan bismillah

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menjadi Anak Bungsu Tidak Kalah Sulitnya dengan Anak Sulung?

12 Desember 2021   14:28 Diperbarui: 14 Desember 2021   10:46 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kalian anak bungsu yang membaca tulisan ini pasti tentu sudah merasakan suka duka menjadi anak terakhir.

Kata enak adalah kata yang sering diucapkan orang-orang pada anak bungsu, padahal menjadi anak bungsu itu tidak selamanya enak, karena hidup pasti seperti itu ada enak dan tidaknya. Anak bungsu diidentikkan sebagai anak kesayangan. Selain itu, anak bungsu juga sering disebut anak manja, karena permintaan anak bungsu seringkali terkabulkan. Kebanyakan anak bungsu adalah anak yang paling dekat dengan orang tuanya, jadi wajar biasanya para kakak akan iri dengan anak bungsu.

Si bungsu disebut enak hidupnya, karena biasanya semasa hidup dengan orang tuanya anak bungsu  tidak ikut merasakan masa sulit keluarganya, yang ikut merasakan adalah anak pertama. Dari situlah anak bungsu sering kali dianggap tidak mandiri dan tinggal menikmati hasilnya saja. Namun, hal itu jangan dijadikan patokan, karena dapat  dilihat saat ini banyak juga anak bungsu yang sukses karena usahanya sendiri.

Anak bungsu semasa hidupnya akan menjadi suruhan kakaknya benar tidak ?

Bener banget, kemudian jika perintah kakak tidak dilaksanakan ancamannya pasti  tidak dibelikan barang yang diinginkan, tidak diperbolehkan meminjam barangnya, atau tidak akan diantar jika ingin pergi ke suatu tempat. Anak bungsu harus memiliki mental baja karena semasa hidupnya akan sering dibandingkan dengan kakaknya. Jika si bungsu mencapai keberhasilan, dia akan dibanggakan ke keluarga besar, namun saat gagal perbandingan adalah hukumannya.

Kalian pasti merasakan bahwa di mata keluarga kalian dianggap masih anak-anak, benar tidak ?

Selain disebut manja, anak bungsu juga dianggap tidak dewasa, setua apa usianya akan dianggap anak kecil di mata orang tua dan keluarganya. Alasannya adalah menurut mereka anak bungsu kurang pengalaman, sehingga sering kali anak bungsu tidak bisa mengutarakan pendapatnya. Padahal kedewasaan seseorang tidak dapat diukur dengan usia, namun diukur dengan cara pandang dan cara menyelesaikan suatu masalah.

Nah, pasti ini yang kalian rasakan selama menjadi anak bungsu, yaitu tertekan. Mengapa demikian ? 

Nyatanya di samping sifat manja seorang anak bungsu terdapat rasa tertekan yang terpendam. Sikap ceria yang ditunjukkan adalah penutup lelahnya dalam tekanan, karena harus menuruti kehendak orang tuanya, kakak, serta anggota keluarga lainnya. Biasanya jalan hidup anak bungsu akan diarahkan orang tuanya untuk menempuh jalan seperti yang ditempuh oleh sang kakak. Memang ini semua memiliki tujuan baik demi menjamin masa depannya, tapi mari melihat sisi buruknya. 

Semua orang pasti memiliki kompetensi dan cita-cita yang berbeda, lalu jika dipaksa untuk mengikuti cita-cita orang lain, apakah itu tidak menyakitkan ? 

Sangat menyakitkan jika tidak bisa menggapai impian karena dituntut untuk mengikuti alur impian orang lain. Padahal mengembangkan kompetensi itu penting dan setiap orang juga memiliki jalan sukses masing-masing.

Anak bungsu tidak kalah sulit dengan anak sulung, setuju ?

Sangat setuju pasti, menjadi anak bungsu sebenarnya penuh kebimbangan dalam merintis masa depan. Ada banyak harapan orang tua dan keluarga yang dititipkan pada anak bungsu. Impian yang gagal dicapai oleh kakaknya seakan menjadi kewajibannya untuk mewujudkan semua itu, padahal terkadang impian itu tidak sejalan dengan impiannya. Maka tak jarang anak bungsu yang menangisi takdirnya, karena dihadapkan dua pilihan antara mencapai impiannya atau impian keluarga.

Menjadi anak bungsu itu tidak mudah, sikap egois harus benar-benar musnah dari dirinya. Padahal sebenarnya anak bungsu itu egonya tinggi, tapi berbeda dalam hal ini. Kebanyakan anak bungsu mengikuti alur yang telah diatur keluarganya dan mengutamakan mencapai impian keluarga dibanding mencapai impiannya.

Anak bungsu juga harus memiliki sikap yang sabar dan tegar, karena diantara semua saudaranya sering kali anak bungsu yang menyaksikan proses menua orang tuanya dan menemani mereka di hari tua. Hal ini sangat menyakitkan, inilah patah hati yang sesungguhnya. Anak bungsu dituntut harus sukses dan saingan sukses tersebut adalah usia orang tuanya. Cita-cita yang paling serius dari anak bungsu adalah orang tuanya masih ada saat kesuksesan berada di tangannya. Wajar apabila anak bungsu iri dengan kakaknya yang bisa menikmati waktu lebih lama dengan orang tua dan bersama saat mereka masih dalam usia muda.

Semangat, mungkin kalian sudah bosan dengan kata ini, namun yakinkan kalian adalah orang yang hebat. Kalian orang yang tulus, kalian rela mengalah dan menurunkan ego untuk mewujudkan kebahagiaan keluarga. Untuk kalian anak bungsu selalu bersyukurlah karena, kalian diciptakan sebagai penyempurna keluarga. Tetap menjadi sosok yang ceria tapi jangan memendam duka di dalamnya. Kalian terbaik, buktikan kalau kalian bisa menjadi sosok yang jauh lebih baik dari apa yang orang pikirkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun