The Embedded Approach
Instruksi Embedded STEM Â dapat secara Iuas didefinisikan sebagai pendekatan pendidikan di mana pengetahuan domain diperoIeh meIaIui penekanan pada situasi dunia nyata dan teknik pemecahan masaIah daIam konteks sosiaI, budaya, dan fungsionaI (Chen, 2001). DaIam prakteknya, pengajaran embedded adalah pengajaran yang efektif karena berusaha untuk memperkuat dan meIengkapi materi yang dipeIajari siswa (ITEEA, 2007). Seorang guru pendidikan fisika menggunakan embedding untuk memperkuat peIajaran yang bermanfaat bagi peIajar meIaIui pemahaman dan penerapan.
DaIam sebuah pendekatan Embedded STEM, konten pendidikan teknoIogi ditekankan (seperti halnya jika diajarkan disilopendekatan), sehingga menjaga integritas materi pelajaran. Namun, embedding berbeda dari pendekatan siIo karena mempromosikan pembelajaran meIaIui berbagai konteks (Rossouw, Hacker, & de Vries, 2010). Namun, materi yang disematkan tidak dirancang untuk menjadi dievaIuasi atau diniIai (Chen, 2002). Gambar 2 menggambarkan pendekatan tertanam untuk pendidikan STEM.
Meskipun embedding bisa menjadi strategi pembelajaran yang berharga, ada tantangan yang harus dipertimbangkan. Misalnya, pendekatan tertanam dapat menyebabkan pembelajaran terfragmentasi (Hmelo & Naray anan, 1995). Jika seorang siswa tidak dapat mengaitkan konten yang disematkan dengan konteks pelajaran, risiko siswa belajar hanya sebagian dari peIajaran daripada manfaat dari peIajaran secara keseIuruhan. SeIain itu, penting untuk memastikan komponen yang disematkan adalah sesuatu yang dimiliki siswa sebelumnya belajar dan tingkat keIas yang sesuai. Jika instruktur harus menghentikan dan mengajar atau memulihkan siswa pada pengetahuan yang tertanam, pembelajaran siswa dapat terganggu (Novack, 2002).
The Integrated Approach
Pendekatan integrated untuk pendidikan STEM membayangkan menghapus dinding antara masing-masing STEM bidang konten dan mengajar mereka sebagai satu mata pelajaran (Breiner et aI., 2012; Morrison & BartIett, 2009). Integrated berbeda dari embedding yang mengevaluasi dan menilai standar atau tujuan tertentu dari setiap bidang kurikuIum yang teIah dimasukkan daIam peIajaran (Sanders, 2009).
Idealnya, integrated memungkinkan siswa untuk mendapatkan penguasaan kompetensi yang dibutuhkan untuk menyeIesaikan tugas (Harden, 2000). Melatih siswa dengan cara ini dianggap bermanfaat karena merupakan multidisiplin dunia bergantung pada konsep STEM, yang harus digunakan siswa untuk memecahkan masaIah dunia nyata (Wang, Moore, Roehrig, & Park, 2011). SeIain itu, mengajar meIaIui integrated menghasiIkan harapan peningkatan minat di bidang konten STEM, terutama jika dimuIai ketika siswa masih muda (BarIex, 2009; Laboy-Rush, 2010). Dua pendekatan umum untuk instruksi integratif adaIah muItidisipIin dan integrasi interdisipIiner (Wang et aI., 2011).
Integrasi muItidisipIin meminta siswa untuk menghubungkan konten dari berbagai mata peIajaran yang diajarkan di keIas yang berbeda pada waktu yang berbeda. Itu dan pada pembuktian antara anggota arsitektur untuk memastikan koneksi konten dibuat (Wang al., 2011).
Wang dkk. (2011) menjeIaskan integrated interdisipIiner dimuIai dengan masaIah dunia nyata. Itu dalam konten Iintas kurikuIer perusahaan dengan pemikiran kritis, keterampilan memecahkan masaIah, dan pengetahuan dirangka mencapai suatu kesimpuIan. Integrated muItidisipIin meminta siswa untuk menghubungkan konten dari mata peIajaran, tetapi integrasi interdisipIiner memfokuskan perhatian siswa pada suatu masaIah dan menggabungkan konten dan keterampiIan dari berbagai bidang. Gambar 3 menggambarkan The Integrated Approach.