Mohon tunggu...
Vina Serevina
Vina Serevina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Negeri Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengajar Mata Kuliah Wawasan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik di Jenjang SMA

9 April 2022   11:20 Diperbarui: 9 April 2022   11:21 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. Pembelajaran eksperimen fisika. Diakses pada situs, https://www.bu.edu/

Gambar 3. Pembelajaran berbasis inkuiri. Diakses pada situs, https://completeliterature.com/
Gambar 3. Pembelajaran berbasis inkuiri. Diakses pada situs, https://completeliterature.com/

Pendidikan membantu mengembangkan karakter negara, memberikan sistem pendidikan terbaik untuk mengoptimalkan potensi peserta didik dan di masa depan mereka menjadi orang yang bermoral dan jujur, cerdas, kreatif, takut kepada Allah SWT, yang demokratis, warga negara dan pemerintah. Salah satu kualitas negara yang perlu dimiliki dalam proses pendidikan adalah kemampuan berpikir kritis. (Chance, P. 1986). 

Peneliti sebelumnya telah menemukan bahwa belajar bertanya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan definisi berpikir kritis itu sendiri adalah gagasan mempelajari, menceritakan, dan mengevaluasi semua aspek dari suatu situasi masalah, termasuk kemampuan untuk mengumpulkan, mengingat, menganalisis, membaca, memahami dan menentukan apa yang dibutuhkan. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kemudian berarti mengajari mereka kemampuan menganalisis fakta, menemukan dan mengorganisasikan ide, mempertahankan pendapat dan membandingkannya sehingga mereka dapat menarik kesimpulan. mengevaluasi, mendiskusikan dan memecahkan masalah. (Simatupang, T. I. S., 2021). 

Para ahli terdahulu juga berpendapat tentang pandangan mereka tentang berpikir kritis, dimana Krulick & Rudnick (1999) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah sesuatu yang mengkaji semua aspek dari suatu situasi, termasuk kemampuan untuk mengumpulkan, mengingat, menganalisis, membaca, memahami, dan mencari tahu apa situasinya. Dengan demikian, proses berpikir kritis adalah bahwa peserta didik belajar membentuk kecenderungan untuk meneliti secara cermat masalah-masalah yang muncul dari pengalaman sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat. Dalam pengambilan keputusan, peserta didik juga tampak melakukan proses mengajukan pertanyaan ilmiah. Peserta didik mengembangkan proses menemukan kebenaran dan mencoba menghubungkannya dengan masalah yang dialaminya sebagai dasar pengambilan keputusan. Berdasarkan definisi dan fakta tersebut, berpikir kritis sebagai proses psikis yang terorganisir dengan baik dalam proses pengambilan keputusan pemecahan masalah dapat dipraktikkan melalui kegiatan penelitian atau eksperimen.

Gambar 4. Pembelajaran eksperimen fisika. Diakses pada situs, https://www.bu.edu/
Gambar 4. Pembelajaran eksperimen fisika. Diakses pada situs, https://www.bu.edu/
Secara umum, kegiatan eksperimen dapat dilakukan kapan saja pada mata pelajaran apa saja, tanpa memandang usia, oleh guru dan untuk semua peserta didik. Dalam eksperimen, subjek eksperimen adalah peserta didik di jenjang SMA dan dianggap penting karena digunakan untuk mengambil keputusan penting untuk hasil eksperimen. Mereka perlu dilatih untuk menemukan hal yang paling penting untuk memecahkan masalah dan menemukan cara yang paling efektif untuk menyelesaikannya. Salah satu fasilitator dalam melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik SMA adalah fisika. (Arends, 2012).

Gambar 5. Pembelajaran eksperimen fisika. Diakses pada situs, https://www.imperial.ac.uk/
Gambar 5. Pembelajaran eksperimen fisika. Diakses pada situs, https://www.imperial.ac.uk/

Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berperan penting dalam meningkatkan kelangsungan hidup. Di kelas fisika, tidak hanya mengembangkan kemampuan menganalisis dan merefleksikan peristiwa alam secara logis dan sistematis, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengajaran fisika, keterampilan berpikir kritis dapat diterapkan untuk mempelajari pengetahuan metodologis, yang memfasilitasi pemahaman fakta pada setiap tahap dan membutuhkan pemikiran tingkat lanjut untuk menghubungkan konsep fakta dan masalah. Peserta didik di jenjang SMA dapat memahami pengetahuan nyata yang membentuk pengetahuan konseptual dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. (Arends, 2012). 

Di sisi lain, ketika peserta didik sekolah menengah dihadapkan dengan peristiwa sosial yang penting dalam masyarakat, mereka memberikan pengetahuan yang realistis dan konseptual yang membutuhkan pemikiran lanjutan untuk merespon dengan benar, menempatkan fakta ke dalam konteks, dan merumuskan fakta. Dimana peserta didik dapat merespon dengan tepat dan bahkan menyumbangkan ide-ide kreatif dan orisinal. Merancang kegiatan pendidikan untuk secara efektif melatih keterampilan berpikir kritis peserta didik sekolah menengah dan menciptakan lingkungan belajar yang merangsang yang membawa mereka pada integrasi dan pembelajaran. Sehingga kemampuan berpikir yang tinggi ini memang sangatlah penting. (Arends, 2012).

Gambar 6. Pembelajaran berbasis inkuiri dengan eksperimen. Diakses pada situs, https://completeliterature.com/
Gambar 6. Pembelajaran berbasis inkuiri dengan eksperimen. Diakses pada situs, https://completeliterature.com/

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susilawati, S., Hardjono, A., Abo, C. P., & Muliyadi, L (2021), menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model inkuiri ini sangat efektif dan praktis dalam mengembangkan keterampilan dan berpikir kritis peserta didik dalam belajar fisika. Dimana penggunaan bahan ajar berbasis tanya jawab dan eksperimen dengan prinsip pembelajaran langsung sesuai kurikulum fisika dapat memberikan umpan balik yang lebih baik bagi peserta didik di tingkat sekolah secara keseluruhan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun