Sumber: www.kompasiana.com
Â
Bersamaan dengan Piaget, Vygotsky mengembangkan teorinya tersebut. Namun yang membedakan teori Vygotsky dengan Piaget yaitu ia lebih memfokuskan hubungan antara lingkungan budaya dan sosial anak (Khadijah & Amelia, 2021). Pemikiran Vygotsky adalah teori konstruktivisme sosial yang dimana interaksi sosial diperlukan dalam mengembangkan kognitif anak (Dewi & Fauziati, 2021). Bagi Vygotsky, untuk membangun perkembangan kognitif maka seorang anak perlu melewati proses mental yang rendah sampai mengarah perkembangan kognitif dengan proses mental yang lebih tinggi. Sehingga dalam menggapai tingkatan kognitif yang lebih tinggi tersebut, anak-anak memerlukan seseorang yang memiliki keahlian lebih misalnya guru, orang tua, saudara, ataupun teman seumurnya yang lebih pintar (Suci, 2018).
Gambar 4. Ilustrasi pemikiran Vigotsky mengenai pendidikan
Sumber: www.kompasiana.com
Â
Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development-ZPD) adalah istilah Vygotsky yaitu untuk serangkaian tugas yang sulit dikuasai anak secara mandiri tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dari orang lain yang lebih mampu (Dewi & Fauziati, 2021). Dalam hal ini, ZPD terbagi dalam dua batas yaitu batas bawah dan batas atas. Batas bawah ketika seorang anak dapat memecahkan tingkat masalahnya seorang diri, sedangkan batas atas ketika seorang anak memerlukan bantuan dari orang lain yang lebih mampu dalam menerima tugas tambahan (diana). Vygotsky menegaskan betapa pentingnya pengaruh sosial dalam ZPD ini.
ZPD sendiri akan berkaitan erat dengan scaffolding. Scaffolding yaitu pemberian bantuan yang semakin lama semakin dikurangi sesuai dengan tingkat penguasaan peserta didik dalam memahami tugas (Dewi & Fauziati, 2021). Secara ringkas, scaffolding adalah sebuah teknik dalam mengubah tingkatan bantuan. Ketika siswa sedang mempelajari sebuah tugas baru, orang yang lebih terampil dapat melakukan pengajaran langsung. Seiring meningkatnya kompetensi siswa, bimbingan yang diberikan lebih sedikit (Wastyanti, 2021).
Untuk melakukan interaksi sosial antara anak dengan orang lain tersebut, Vygotsky menjelaskan bahwa bahasa memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses komunikasi sosial sebelum mereka dapat berfokus pada pemikiran-pemikiran mereka sendiri. (Muhibbin & Hidayatullah, 2020). Teori Vygotsky menjelaskan bahwa ketika anak menggunakan inner speech maka akan lebih terampil secara sosial dibanding anak yang tidak menggunakan inner speech. Hal ini dikarenakan anak yang menggunakan inner speech akan memulai proses awal menjadi lebih komunikatif secara sosial (Dewi & Fauziati, 2021).