Mohon tunggu...
Vina Serevina
Vina Serevina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Negeri Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengajar Mata Kuliah Wawasan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan Agama dalam Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah

27 Februari 2022   13:58 Diperbarui: 27 Februari 2022   20:59 2779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan agama harus diajarkan kepada seseorang sejak kecil, karena agama merupakan fondasi yang paling kuat untuk membentuk karakter seseorang. Pendidikan agama bukan hanya tugas dari seorang guru agama, tetapi juga tugas dari orang tua. Orang tua justru memegang peranan penting dalam hal ini, orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik anaknya sesuai dengan tuntunan Islam. Dalam islam, orang tua harus selalu mendidik dan memperhatikan tumbuh kembang anak, karena anak belajar dari apa yang dilihat dan didengarnya. Dalam hal ini orang tua harus memberikan contoh yang baik. Selain orang tua, guru juga memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan karakter seseorang. Pembentukan karakter adalah tugas dari semua guru, dan guru agama adalah guru yang paling bertanggung jawab untuk membentuk dan meluruskan pola pikir siswanya. Seorang guru agama tidak hanya dituntut untuk mengajarkan tentang fiqih, akan tetapi akhlak juga merupakan hal yang paling utama. Tujuan dari pendidikan agama adalah untuk membawa perubahan positif dalam sikap dan spiritual mereka. Jadi pendidikan agama bukan sekedar menghafal materi keagamaan secara abstrak. Seorang guru agama harus melakukan pendekatan untuk mengetahui karakter para siswanya untuk membenahi karakter seorang murid yang sekiranya karakternya kurang baik atau bahkan rusak. Selain itu di era globalisasi ini seorang individu pun harus memiliki filter yaitu dengan mempunyai pemikiran, prinsip serta keimanan yang kuat agar tidak terpengaruh dengan budaya yang tidak sesuai dengan bangsa dan agama (Suyana, 2020).

Pada dasarnya pendidikan agama bisa didapatkan dimana saja, asal semua itu di barengi dengan kemauan dari diri kita sendiri apakah kita sungguh-sungguh ingin melakukan perubahan yang lebih baik atau tidak. Jika dari diri kita memang memiliki keinginan untuk melakukan perubahan yang lebih baik, maka proses pengembangan karakter akan jadi lebih mudah.

Peran agama dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam hal membimbing dan mengarahkan karakter manusia. Peran agama dalam menentukan sikap dan perilaku juga sangat signifikan yang kemudian dinamakan etika, akhlaq, dan karakter. Apapun agamanya, tidak ada agama yang mengajarkan kejelekan atau keburukan dalam bersikap (Munjiat, 2018). Pendidikan  agama  sangat  erat  kaitannya  dengan  akhlak, karena  akhlak  akan  terbentuk  dan  diajarkan  melalui  pendidikan agama,  dan  basisnya  akhlak  adalah  keimanan (Baharun, 2018).

Dalam agama islam telah diberitahu bahwa apapun yang kita perbuat di dunia maka akan ada balasannya, baik itu perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Jika kita telah mempelajari ajaran agama serta di dalam diri kita sudah ditanamkan nilai-nilai agama, maka kita bisa membedakan mana perbuatan yang benar dan mana yang tidak, dan kita akan takut untuk melakukan perbuatan yang tidak baik, kita juga tidak akan terpengaruh oleh lingkungan buruk yang memberikan dampak negatif pada diri kita.

Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembentukan karakter, dan pendidikan agama menjadi bagian dari proses tersebut, namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang menjadikan pendidikan agama hanya sebatas materi di sekolah tanpa adanya penerapan di kehidupan sehari-hari. Sehingga fungsi pendidikan agama sebagai pembentuk akhlak (religius) tidak berjalan dengan baik (Efendy, 2018).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter dengan menanamkan ajaran dan norma-norma agama merupakan hal yang harus dilakukan sejak dini, sehingga akan menghasilkan generasi bangsa yang berkarakter. Peran orang tua di lingkungan keluarga dan peran guru di lingkungan sekolah sangat berpengaruh dalam proses pembentukan karakter yang bermoral. Pendidikan agama bisa didapatkan dimana saja dan dengan cara apa saja asal ada kemauan yang kuat dari diri sendiri dan lingkungan yang mendukung. Oleh sebab itu orang tua diharuskan memberikan contoh yang baik untuk anaknya dan mengontrol lingkungan sekitarnya.

Pendidikan pertama yang didapatkan oleh anak adalah dari lingkungan keluarga. Oleh karena itu disarankan kepada orang tua untuk lebih mengedepankan pembentukan karakter seorang anak dengan memberikan contoh yang baik dalam berperilaku serta perbuatan, sebab anak akan mencontohkan apa yang dilihatnya. Selain itu, orang tua juga harus mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai agama sejak dini agar anak bisa berperilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama. Lebih baik lagi jika anak diikuti kegiatan-kegiatan agama dan belajar Al-Quran sedini mungkin. Peran guru juga penting dalam pembentukan karakter di lingkungan sekolah, oleh karena itu guru juga harus memberikan contoh yang baik untuk muridnya. Dan sebaiknya orang tua juga bisa memilih lingkungan sekolah yang baik untuk anak.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ainiyah, N., & Wibawa, N. H. H. P. (2013). Pembentukan karakter melalui pendidikan agama Islam. Al-Ulum, 13(1), 25-38.

Baharun, H., & Zulfaizah, Z. (2018). Revitalisasi Pendidikan Agama Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Di Madrasah. ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal, 6(1), 43-62.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun