Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Â Nurul Nashiroh Amaliyah, UNJ 2022
Manusia adalah kesatuan jiwa dan raga, yaitu satu kesatuan psikofisik. Manusia  berusaha tidak hanya untuk memuaskan impuls mereka sendiri, tetapi juga untuk memotivasi mereka untuk memenuhi kewajiban sosial dan memenuhi kebutuhan mereka untuk mencapai sesuatu. Pendidikan adalah upaya untuk memuliakan kemanusiaan manusia, mengisi dimensi kemanusiaan dengan keselarasan fitrah manusia melalui pengembangan jati diri manusia seutuhnya. Pendidikan menjadikan manusia, yang artinya manusia memiliki potensi untuk berkembang.  Jadi, melalui pendidikan diusahakan agar individu menjadi manusia pendukung norma kaidah dan nilai-nilai susila yang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan menjadi milik pribadi yang tercermin dalam setiap tingkah laku sehari-hari (Melaini).
Lalu Berdasarkan undang --- undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 BAB I, Â upaya untuk menciptakan suasana dan proses belajar bagi peserta didik untuk secara aktif mengembangkan potensi dirinya dalam kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia agar manusia dapat menjadi lebih baik. Upaya yang disengaja dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif menyadari potensi dirinya untuk mengembangkan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi diri, masyarakat, bangsa, dan negara
Salah satu tujuan dalam pembuatan artikel ini adalah agar kita dapat mempelajari tentang pendidikan manusia, di mana hubungan antara manusia dan pendidikan sangat erat, dan untuk membantu kita memahami perbedaan makna serta pengaplikasian yang berbeda dari manusia terhadap pendidikan. Selain itu, manfaat dari artikel ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi setiap pembaca mengenai manusia dan pendidikan.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia (Sumantri, 2015)
Sedangkan pendidikan menurut Sumantri (2015) adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan menjadikan manusia lebih dewasa melalui belajar. Dalam hal ini, pendidikan adalah suatu proses atau tindakan belajar. Dan dari pandangan lain pendidikan adalah bimbingan atau dukungan orang dewasa dalam perkembangan anak menuju kedewasaan, dengan tujuan agar anak mampu melaksanakan tugas-tugasnya sendiri dalam kehidupan tanpa bantuan orang lain. Jadi, karena manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbekal akal dan kecerdasan, maka manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan kehidupannya dan untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Dan dalam hal ini, kita akan mencoba mencari keterkaitan antara pendidikan dengan manusia. Atau, arti dari  pentingnya  pemahaman tentang manusia terhadap proses pendidikan.
Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia, hal itu disebabkan karena pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia, di mana pendidikan adalah sebuah proses yang bertujuan 'memanusiakan manusia', Pada pengertian lain 'pendidikan' diartikan sebagai usaha sadar mengarahkan perkembangan manusia yang bertujuan untuk mendewasakan manusia, agar mereka mampu menolong dirinya sendiri. Manusia sangat memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya (Priatna,2016). Dan fungsi pendidikan itu sendiri adalah berusaha untuk meningkatkan potensi dasar manusia untuk melestarikan, mengembangkan dan meningkatkan budaya dan lingkungan, serta membantu individu memaksimalkan hasil interaksi potensial mereka dengan budaya yang berkembang untuk menciptakan kepribadian dasar.
Lalu, manusia adalah subjek pendidikan, tetapi pada saat yang sama ia sendiri juga menjadi objek pendidikan. Mendidik tanpa memahami orang berarti menciptakan sesuatu tanpa memahami apa, bagaimana, dan mengapa manusia dididik. Tanpa memahami manusia, baik karakteristik individu mereka yang unik maupun peluang yang sebenarnya didorong, pendidikan akan menjadikan pemahaman yang baik salah arah dan akan merusak fitrah manusia.