Mohon tunggu...
Vimala Murti
Vimala Murti Mohon Tunggu... Guru - Learner

Stay Curious and Keep Learning ...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

8 Tahap Perkembangan Psikososial Erik Erikson

23 November 2021   12:08 Diperbarui: 24 November 2021   08:09 17012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: psychologyessence.blogspot.com

Latar Belakang

Erikson adalah seorang ahli psikolog yang lahir di Jerman pada 15 Juni 1902 dan meninggal di Massachusetts pada 12 Mei 1994. Beliau terkenal karena kontribusinya terhadap psikologi perkembangan dan merumuskan teori 8 tahap perkembangan psikososial. 

Dengan model ini, Erikson berusaha menggambarkan perkembangan kepribadian individu dari masa kanak-kanak sampai tahapan dewasa melalui pendekatan sosial. Erikson memperhitungkan aspek psikologis dan sosial individu dan menghubungkannya dengan perilaku setiap orang dengan usia mereka.

Teori perkembangan psikososial Erikson dikembangkan dari reintepretasi tahap psikoseksual Sigmund Freud lalu membuatnya menjadi lebih eksplisit dan terintegrasi dengan aspek sosial dan psikologis. Erikson mempertimbangkan perkembangan individu dari kecil sampai tua dengan mengeksplorasi aspek budaya, masyarakat dan sejarah pada perkembangan individu. 

Dalam penelitiannya, Erikson membuktikan bahwa masyarakat atau budaya mempengaruhi cara dalam mengasuh anak, struktur keluarga dan kelompok sosial tertentu yang lalu berpengaruh dalam perkembangan anak dalam berbagai macam ego yang diperlukan dalam menjalankan perannya dalam kehidupan bersosialisasi.

8 Tahap Perkembangan Psikososial Erik Erikson

Erikson membagi tahap perkembangan psikososial individu menjadi 8 tahapan dan meyakinkan bahwa konflik dapat terjadi dalam tahap perkembangan dan dapat membawa pengaruh positif dan negatif pada individu. 

Erikson juga yakin apabila tahapan psikososial tertentu dapat terlewati dengan baik maka kekuatan ego akan meningkat dan apabila sebaliknya tahapan tertentu tidak terlewati dengan baik maka akan timbul rasa kurang yang bisa terbawa sampai dewasa.

  • Trust vs Mistrust - Tahap 1 (0-2 tahun); pada masa bayi atau tahun pertama adalah tahap perkembangan awal. Pada tahapan ini muncul rasa kepercayaan pada orang yang mengasuh atau kepada ibu. Apabila anak mendapatkan makan dan kasih sayang yang cukup maka akan timbul rasa aman dan percaya, tetapi sebaliknya, apabila kebutuhan tidak terpenuhi pada masa ini,maka anak akan merasa tidak aman dan tidak puas secara emosional.
  • Autonomy vs Shame and Doubt - Tahap 2 (2-3 tahun); pada masa tahapan ini anak sudah mulai berkembang dan mulai melakukan hal sederhana sendiri, seperti makan sendiri, berjalan dan berbicara. Kepercayaan yang diberikan orangtua dapat mendorong anak untuk bereksplorasi dibawah bimbingan orang tua sehingga anak menjadi pribadi yang percaya diri dan mandiri. Sebaliknya, apabila mereka tidak diberi kesempatan bereksplorasi, maka anak akan cenderung menjadi pribadi yang bergantung pada orang lain dan kurang percaya diri.
  • Initiative vs Guilt - Tahap 3 (3-6 tahun); pada tahapan ini anak sudah mulai berkembang secara fisik dan intelektual. Pada tahap ini anak-anak mulai menimbulkan sikap inisiatif untuk berinteraksi, bermain, menciptakan permainan dan melakukan aktifitas. Penting agar anak anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan rasa inisiatif dan kapan ingin bekerja sama dengan orang lain. Apabila tahap ini tidak terpenuhi, maka dapat menimbulkan rasa frustasi dan rasa bersalah dalam mengambil tindakan atau bahkan ketidakpedulian.
  • Industry vs Inferiority - Tahap 4 (6-12 tahun); pada tahapan ini anak-anak sudah mulai bersekolah dan mulai tertarik akan sesuatu disekitar mereka dan mulai terlibat aktif pada interaksi sosial. Dukungan orang tua akan membangun rasa percaya diri dan berkompetensi untuk memperoleh prestasi disekolah, sebaliknya jika tidak mendapat dukungan, maka anak akan menjadi rendah diri, merasa tidak kompeten dan tidak produktif.
  • Identity vs Role Confusion - Tahap 5 (12 - 20 tahun); pada tahapan ini, seseorang mulai beranjak remaja dan mulai timbul rasa ingin tahu. Mereka mulai mencoba untuk mencari identitas jati diri dan biasanya akan berkelompok dengan teman-teman yang memiliki kesamaan dan pelan-pelan mulai memikirkan masa depan. Jika anak menjalani tahapan ini dengan mendapatkan dukungan orangtua yang cukup maka identitas positif pun akan tercapai, sebaliknya bila banyak mendapat penolakan dari orang tua maka akan menimbulkan kebingungan identitas dan menurunkan rasa percaya dirinya.
  • Intimacy vs Isolation - Tahap 6 (20-40 tahun); ini adalah tahapan pertama kedewasaan, yaitu merupakan tahapan saat seseorang sudah merasa siap untuk menjalin hubungan yang lebih intim dengan orang lain dan memiliki komitmen timbal balik. Kegagalan dalam berhubungan dapat menyebabkan sesorang merasa depresi atau terasing dari orang lain.
  • Generativity vs Stagnation - Tahap 7 (40-65 tahun); ini adalah tahapan kedewasaan. Kebanyakan orang sudah mapan, sudah berkeluarga dan memiliki karir. Pada masa ini, seseorang berusaha menyeimbangkan kehidupan mereka. Pada tahapan ini juga seseorang akan mempertanyakan dirinya sendiri apakah apa yang sudah mereka lakukan, apakah mereka merasa puas atau justru merasa stagnan.
  • Integrity vs Despair - Tahap 8 (usia 65 tahun - kematian); pada tahapan ini, seseorang akan mendapatkan flashback mengenai alur kehidupan yang sudah dijalani dan berusaha untuk mengatasi permasalahan yang sebelumnya tidak terlaksana dengan baik, apabila berhasil maka seseorang akan meraih kebijaksanaan apabila tidak tercapai mungkin akan mengalami putus asa.

Setelah mengamati dan mempelajari teori ini, saya menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan yang dapat saya simpulkan dengan pemahaman saya sendiri.

Kelebihan Teori Perkembangan Psikososial Erik Erikson

Kelebihan teori ini karena mencakup perkembangan anak sedari kecil hingga dewasa. Erikson membentuk teori perkembangan ini dengan membawa aspek-aspek lain yang dipercaya mempengaruhi perkembangan individu, seperti aspek sosial dan budaya sehingga teori ini dianggap menjadi lebih realistis karena membawa aspek kehidupan lain yang berpengaruh.

Kelemahan Teori Perkembangan Psikososial Erik Erikson

Erikson membangun teori perkembangan psikososialnya dengan menggunakan prinsip-prinsip etika yang tidak didukung oleh data-data ilmiah sehingga teori perkembangan ini kadang dipertanyakan mengenai keakuratan tahapannya. 

Selain itu, Erikson mendapatkan kritikan bahwa setiap individu itu berbeda-beda dan mungkin mengalami kasus yang berbeda pada tahapan yang Erikson kemukakan dalam teori perkembangannya.

Terima Kasih.

References

Krismawati, Yeni. (2014 ). Teori Psikologi Perkembangan Erik H. Erikson dan Manfaatnya Bagi Tugas Pendidikan Kristen Dewasa Ini. Accessed online:  http://www.sttpb.ac.id/e-journal/index.php/kurios  

Samsanovich, Anastasiya. (2021). THEORY AND DIVERSITY: A DESCRIPTIVE STUDY OF ERIKSON’S PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT STAGES.  Electronic Theses, Projects, and Dissertations. 1230. https://scholarworks.lib.csusb.edu/etd/1230

Thpanorama. Accessd online: Erik Erikson Biografi dan Teori Perkembangan Psikososial / Psikologi | Thpanorama - Jadikan diri Anda lebih baik hari ini! 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun